Kehancuran dan masa lalu

777 114 40
                                    

Solar mengerutkan alisnya heran dengan pemandangan yang ia lihat, kenapa mereka keluar dari ruangan pribadinya? ia baru ingat jika kunci laboratorium tertinggal di kamar tapi ia tau jika tidak ada alasan para saudaranya masuk kesana.

Pemilik manik abu yang tertutup visor oranye itu hanya berdiri mengamati para kakaknya hingga merekapun menyadari kehadirannya tepat di depan pintu ruangan bernuansa putih cerah dengan desain simple bak rumah sakit.

Manik silver itu bertemu dengan manik keempat elemental, Hali, Gempa, Blaze, juga Ice. Entah kenapa firasatnya buruk. Andai saja Taufan ikut pulang dengannya pasti ia akan memecah keheningan yang terasa mencekam ini, sayangnya sang kakak harus pergi ke perusahaan penerbit untuk mengurus perilisan bukunya hingga mereka berpisah saat perjalanan pulang tadi.

Tak ada yang memulai baik untuk menyapa atau memberitahu maksud dari kunjungan tak terduga mereka, Solarpun hanya memberi tatapan datar seakan tengah menghadapi orang asing dihadapannya.

"Kau sudah pulang Solar", ucap seseorang akhirnya memecah atmosfir dingin diantara bangunan rumah dan bangunan lab, Gempa. Nada bicara penuh kehati-hatian juga rasa khawatir yang tak dapat sama sekali ia sembunyikan terdengar seraya ia melangkah maju membelakangi para saudaranya.

Solar tak memberi reaksi apapun, ia hanya menunggu mereka memberi penjelasan akan semua ini. Tentang bagaimana mereka masuk dan apa tujuan mereka sampai berani masuk ke tempat itu, tempat yang sangat berharga, yang bahkan sebelum ikatan mereka hancur tak boleh ada siapapun yang menyentuhnya selain Solar sendiri.

Namun runtutan pikirannya terhenti saat iris silvernya menangkap sesuatu yang aneh dari balik sang saudara, matanya membelalak, ia menerobos diantara pria itu tanpa ragu untuk melihat kedalam sertakan raut wajah Gempa yang lebih khawatir juga Hali dan Ice dengan ekspresi tak tertebak, begitupun Blaze, menatap sedikit khawatir pada punggung sang adik.

. . .

Tidak

Tidak mungkin

Laboratoriumku

Solar mendekati ruangan serba putih yang hancur berantakan itu dengan mata terbelalak, ia tak bisa berkata-kata karena terlalu syok berat dengan pemandangan yang tak pernah ia sangka akan ia lihat.

Semua bahan lab, hasil eksperimen juga ramuan yang belum selesai ia kembangkan, semuanya hancur tak tersisa. Begitupun harapannya untuk mengembalikan keadaan, memulihkan ikatan persaudaraan yang terlalu retak, semuanya musnah.

Sebagian besar dari eksperimen yang ia buat ialah kunci untuk mengungkap misteri di hari itu, itu sebabnya walau harus berhadapan dengan sang kakak sulung ia tak ragu, karena ia tau, jika laboratorium adalah satu-satunya harapan ia bisa kembali.

Kembali menjadi bagian dari mereka, kembali pada kehidupan yang dulu ia miliki juga kembali merasakan hubungan persaudaraan. Namun...

Peristiwa ini...

seakan masa depan sama hancurnya dengan bangunan ini.

Solar menoleh kebelakang, kemarahan begitu memuncak dikepalanya. Maniknya berubah menjadi sangat menakutkan, menatap orang yang ia yakin adalah pelaku dari kejadian ini. Kakinya yang berat melangkah dan dengan cepat ia meraih kerah baju sang sulung, mencengkramnya erat penuh emosi yang meledak.

"Pasti kau yang melakukannya kan?!", bentaknya. Tak peduli jika Hali kini membalas tatapannya tak percaya dengan tindakan Solar.

"Apa masalahmu sampai berani melakukan ini hah?! sudah kubilang jangan pernah sentuh tempat ini! apa begitu sulit untuk kau lakukan? kau sudah menghancurkan semuanya!!"

Tangan Hali melepas paksa tangan itu kasar, "Kau jangan sembarangan menuduh ya! aku juga baru pulang!"

"Bohong! siapa lagi kalau bukan kau!!", Solar kembali meraih kerah Hali namun kini sang pemilik manik ruby itu tak menepisnya, iapun tak tau kenapa. Mungkin ia bisa merasakan kegilaan hebat yang melanda Solar saat mengetahui hal berharga baginya hancur lebur seperti itu.

Boboiboy Solar_You Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang