Stupid, you think I will leave?

722 105 229
                                    

Tak ada perubahan dari ekspresi Dave, ia tetap menggenggam jarum suntik milik Solar dengan tatapan seriusnya. Mengabaikan tangan yang mengulur padanya.

Sementara Solar, mungkin karena mereka sudah mengenal baik satu sama lain, sebuah senyuman terukir di wajahnya.

"..jika kau memberikan itu padaku, aku akan menjawab satu dari pertanyaanmu. Adil kan?"

Kini senyuman itu berubah menjadi senyum kemenangan saat Solar melihat reaksi Dave yang terkejut dengan penawarannya. Apa mungkin..

Apa mungkin sudah saatnya Solar membuka diri padanya? apa mungkin...kepercayaan yang Dave harapkan akhirnya muncul pada pemilik manik berlian?

Dengan perasaan bercambur aduk, Dave memandang alat injeksi ditangannya. Cairan bening yang terisi tiga perempat, apakah obat ini memang bisa menyembuhkan Solar dan bukan mencelakainya?

"Tapi.."

"Apapun itu". Seakan tau isi pikiran sang kawan, Solar memotong ucapan Dave.

"Berikan padaku obat itu dan kau bisa lihat reaksi dan efeknya kapanpun. Aku yakin itu akan bekerja, kalau tidak maka kau bisa menghentikanku menggunakannya"

"Tapi obat ini illegal Solar", bantah Dave.

"Ditambah satu pertanyaanmu akan terjawab"

Dave menggenggam erat tangannya, butuh beberapa menit untuknya membuat keputusan. Satu sisi ia sangat teramat ingin menanyakan banyak hal dari sahabatnya ini sejak sekian lama, tapi disisi lain ia takut kondisi Solar akan semakin buruk karena obat ini.

Tapi..

Jika dipikirkan lagi, bukankah Solar adalah seseorang yang jenius? mungkin saja kan jika obat ciptaannya ini memang benar bekerja?

Setelah cukup lama mempertimbangkan dua hal, Dave menatap tangan Solar yang kembali mengulur. Dengan berat hati akhirnya ia menyerahkan jarum suntik itu pada sang pemilik manik silver. Membiarkan Solar mengecek pembuluh nadinya sendiri dan akhirnya menyuntikkan obat ciptaannya tanpa rasa ragu.

Setelah proses itu selesai, Solar terdiam sejenak mengatur nafasnya demi menyesuaikan diri hingga meninggalkan Dave bengong.

"..selesai", ucap Solar tiba-tiba. Membuang alat suntik yang telah kosong ke tempat sampah.

Davepun tersadar dari ketegangannya karena melihat Solar memang baik-baik saja dan hal buruk tak terjadi seperti dugaannya.

Ia memeriksa tangan Solar dengan seksama. "Kau..baik-baik saja kan?". Solar mengangguk.

"Mn, aku baik-baik saja", jawabnya. Menciptakan helaan nafas lega dari sang partner.

Kini pemilik manik silver mengambil satu lagi botol kecil berlabel tak jelas karena itu adalah tulisan tangannya sendiri. Tulisan tangan yang entah kenapa berubah menjadi sangat sulit dibaca. Lalu ia juga mengambil satu jarum suntik steril dari kotak yang sama dengan tadi.

"Sini. Sekarang giliranmu"

"Hah? aku? kenapa?", tanya Dave bingung pada perintah Solar.

Sementara Solar memandang Dave dengan lekat, entah apa yang ada dipikirannya, namun sebuah senyum tipis terukir, entah apa makna dibaliknya.

"Sini. Wajahmu pucat, tidak usah menyembunyikan sesuatu dari dokter jenius sepertiku Dave. Itu sia-sia saja", ucap Solar tenang.

"A-apa maksudmu? aku..baik-baik saja"

Terdengar tawa kecil yang lebih terdengar seperti sedang menertawakan walau singkat, Solar terdiam sejenak seraya maniknya menatap intens Dave dari ujung kaki sampai matanya. Entah kenapa pula, aura Solar yang seperti ini justru membuat Dave merasa takut.

Boboiboy Solar_You Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang