Youngest brother

833 105 16
                                    

Manik hijau Thorn membelalak mendengar ucapan Solar yang mengusirnya, selama ini ia tak pernah menjawab perkataan dan hinaannya namun sekali ia berbicara, apakah kalimat usiran itu yang ia dapat? ia tak habis pikir, Thorn kira ia sangat mengenal saudara kembarnya sendiri tapi...apakah ia memang sedingin ini?

"Owh, sudah berani ya. Apa kau merasa berkuasa sampai berani mengusirku?"

"Aku tidak mengusir, kau sendiri yang mau pergi", ucap Solar datar. "Ini kamarku, kau tidak pantas berada di kamar seorang pembunuh sepertiku, mungkin...jiwamu yang tidak berdosa itu akan ikut kotor".

Kalimat menusuk itu terasa menampar harga diri Thorn, ia tersentak sekali lagi dengan sikap dingin sang manik silver yang masih tak ingin menghadapnya. Ia semakin maju hingga berhasil meraih lengan Solar dan membalikkannya.

Bugghh

Sebuah pukulan keras mendarat di pipi Solar membuatnya jatuh di atas tempat tidur. Belum sempat ia bereaksi, Thorn menaiki tubuhnya dan mencengkram kerah baju turtle necknya dengan kuat, tak lupa bagaimana manik hijau itu memancarkan amarah yang besar akan ucapan Solar.

"Beraninya kau berkata begitu! kau mau berkelahi denganku?!", ucap Thorn penuh emosi.

Solar tak melawan, pipinya terasa menebal sepertinya langsung memar akibat pukulan Thorn tadi. Manik silver yang tidak tertutup visor itu menatap manik sang adik, namun sekali lagi, entah kenapa...

Entah kenapa ia dapat melihat rasa sakit dari sorot mata itu,

Sorot mata yang dibaliknya walau samar terdapat rasa takut dan ragu,

Kenapa?

Ia tak terlalu mengerti pada perasaan manusia, namun mungkin karena insting seorang saudara, ia sedikit tau jika kebencian tak akan mengubah fakta jika mereka sedarah dan tak bisa sepenuhnya saling membenci.

Tapi...

Jika tidak sepenuhnya dibenci,

Apakah perlakuan seperti ini yang ia dapatkan?

Dari saudara yang hidup bersamanya selama 18 tahun?

"Hah? kenapa? apa kau akan mengucapkan maaf lagi? untuk mengakhiri semua perselisihan diantara kita?", tanya Thorn mengangkat kerah Solar hingga wajah mereka semakin dekat.

Solar terdiam, tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Jika saja...jika saja di kecelakaan waktu itu kau mati, kau pasti tidak akan memiliki kesempatan untuk melenyapkannya"

"Apa kau puas sekarang? sudah menghancurkan hidup kami seperti ini?", ucap Thorn dalam amarah, manik hijau yang biasanya berbinar kini menyiratkan makna tak terbaca.

"Apa kau tahu betapa besar keinginanku untuk membunuhmu?! jika kematianmu bisa mengembalikannya pada kami, kau pikir aku aku akan membiarkanmu masih hidup tenang disini dan melupakan semua kejahatanmu?"

Solar tau adiknya ini hanya mau meluapkan amarah dalam dirinya, setiap ucapannya tak ada yang sesuai dengan permasalahan hari ini. Ia dapat merasakan kepedihan yang Thorn berusaha bagi lewat kalimatnya sendiri padanya.

Bugghh

"Jawab aku! apa kau lupa caranya bicara?!"

Tak ada keinginan sama sekali untuk membuka mulut, Solar pasrah pada apapun tindakan Thorn bahkan jika Thorn memukulnya sampai mati, bukankah itu bagus? jadi ia tak perlu lagi terikat pada janji dan penderitaan, jadi ia bisa bebas tanpa penyesalan lagi. Mati di tangan adik satu-satunya yang sangat ia sayangi bukanlah hal yang buruk pikirnya.

Namun sang manik emerald tak tinggal diam, bagaimanapun ia harus membuat sang kakak silver bersuara, ia tak akan mengakui apapun tapi...ia merasa setelah begitu lama hidup dalam dunia fana untuk berlindung dari rasa bersalah yang kejam, entah kenapa...

Boboiboy Solar_You Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang