Give up on my way

773 117 32
                                    

Sebuah ikatan,

Hanya akan membawa luka dan rasa sakit,

Ia pernah merasakan bagaimana sebuah ikatan begitu memabukkan,

Begitu tak rela ia lepas walau sebentar,

Karena ikatan pernah dapat membawa rasa nyaman dan aman,

Namun, ia tak mau terus mendambakan semua itu,

Delusi tentang hubungan persaudaraan,

Ia tak mau lagi,

Untuk itu...

Ia sendiri yang harus memutusnya.

Manik lelah itu menutup, berusaha menguatkan diri akan takdir kejam yang mempermainkan hidupnya. Tangan yang mendadak dingin kini bergetar membayangkan jika ia akan menghadapai sisa kehidupan tanpa orang-orang paling berharga baginya dan jika ikatan tali persaudaraan yang selalu mereka banggakan, tak ayal hanya sebuah daun kering yang hancur terbawa angin.

.

.

.

"Taufan dimana? kok belum turun kak?", tanya Gempa pada pemilik manik rubi yang sedang mengambil nasi untuk dibawa kepiringnya.

"Masih mandi, gerah katanya"

"Gerah apa? wong diluar hujan deras begitu kok"

"Langit gelap banget, padahal masih siang tapi berasa malam ya kak", ucap Thorn menimpali sang kakak oranye.

"Iya, sepertinya akan hujan sampai malam", jawab Gempa.

Entah karena badai diluar atau suasana agak canggung yang berusaha mereka perlihatkan agar tetap normal namun secara insting, rasa khawatir memenuhi diri masing-masing dengan perspektif yang berbeda.

Merekapun tak tau apa yang membuat perasaan mereka tak enak seperti sekarang, langit yang tertutup awan gelap seakan menggambarkan ruang pikiran mereka yang murung tanda ada suatu ketidakberesan dengan hujan ini.

"Selamat siang kakak dan adikku", kelima pemuda itu tersadar saat suara tanpa beban terdengar dari arah tangga. Taufan. Seringaian lebar khasnya sedikit mencairkan atmosfir seraya ia menuruni tangga dengan santai.

Wajah tampan dengan rambut yang masih sedikit basah itu terlihat secerah mentari, dapat sedikit menerangi kegelapan dalam pikiran saudara-saudaranya.

Semua orang tersenyum menyambut Taufan, "Kirain bakal skip makan, padahal udah semangat kakak ga turun jadi aku bisa ambil bagian kakak nih", ucap Ice. Mencampuri nada malas dan kecewa yang dibuat-buat.

Taufan tertawa jahil, "Enak aja, aku masih normal ya jadi kakakmu yang paling tampan ini tidak akan melewatkan sesi paling surgawi dalam satu hari yaitu makan, apalagi masakan kakak Gempa kesayangan kita ini, ya kan Gem?", ucapnya seraya merangkul bahu sang adik.

Gempa tersenyum, "Iyain deh, kak Taufan emang paling jago merayu. Bilang aja kakak mau aku masakin sesuatu kan?"

"Ehehe, tau aja kau Gem"

"Besok masak nasi goreng dong, aku kangen yang pake resepmu", ucap Taufan seraya ikut duduk di sebelah Hali sementara Gempa duduk di sebelah Blaze.

"Benar juga, lama ga makan nasi goreng buatanmu kak", ucap Blaze menimpali.

"Thorn juga mau, kakak masak yang banyak ya. Biar Thorn yang bantuin"

Gempa tertawa kecil, "Iya iya, besok aku masak nasi goreng"

"YEAYY"

Hangat. Sungguh hubungan yang hangat, walau dibumbui dengan kepura-puraan agar terdengar lebih natural namun percakapan kecil seperti itu saja mampu membuat mereka merasa lebih baik. Mampu membuat mereka melupakan sejenak apa yang terjadi kemarin ataupun sedang berkecambuk dipikiran mereka sekarang.

Boboiboy Solar_You Never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang