17

1K 127 3
                                    

Pertengkaran Luo Qingge dan Luo Xue Ji terus berlanjut sampai-sampai membuat Zishu tanpa sadar tertidur diatas meja begitu saja. Untung saja kepala Zishu tidak langsung menghantam meja. Mungkin saat ini bocah lucu itu akan menangis. Dan semua berkat chuhe yang tanggap menghalangi kepala Zishu yang akan menghantam meja dengan tangannya.

Liu Mingyan terkekeh melihat Zishu yang tertidur. Kemudian bertanya pada Shifeng, "Shifeng, aku akan membawa Zishu tidur di kamarku." Ujar Liu Mingyan.

Tapi Shifeng langsung menolak, "Ampun, yang mulia lebih baik yang mulia Zishu di bawa kembali pada lord Lou. Karena ketika bangun yang mulia Zishu selalu mencari ayahnya." Jelas Shifeng.

Liu Mingyan terpaksa menelan keinginannya untuk membawa Zishu tidur di kamarnya. Dia tak bisa memaksa karena Zishu tidak bisa jauh dari ayahnya itu. Apalagi Luo Binghe sangat mencintai putra imutnya ini.

"Baiklah, tapi aku yang akan menggendong Zishu sampai ke tempat Lord Binghe." Ucap Liu Mingyan.

Shifeng membungkuk sedikit, lalu berkata, "yang rendah ini mengikuti." Tanda dia tak keberatan akan keinginan Liu Mingyan.

Liu Mingyan menatap Zishu yang tengah tertidur sambil bersandar pada Luo Chuhe. Kemudian Liu Mingyan berdiri.

"Anak-anak lanjutkan kegiatan kalian. Biar aku yang mengantar Zishu pada ayahnya."ujar Liu Mingyan.

"Apakah kami bisa bertemu lagi dengan adik kecil, permaisuri Liu?" Tanya Lou Chuhe.

Liu Mingyan tersenyum, "tentu saja. Datanglah berkunjung kemari. Zishu akan sering berada di istana ku. Karena aku yang bertanggung jawab atas pendidikannya."

"Benarkah permaisuri Liu?" Tanya Anhe antusias.

"Tentu saja."

"Maafkan jika kedepannya merepotkan anda permaisuri Liu". Ujar Liu Yue Qi.

"Tidak apa-apa. Aku senang jika kalian disini menemani adik kecil kalian." Ujar Liu Mingyan.

Kemudian Liu Mingyan mengambil Zishu dan menggendongnya dengan nyaman. Liu Mingyan merasa anak imut ini sangat ringan dan berisi ketika digendong seolah Liu Mingyan sedang memeluk boneka yang lembut. Lalu pergi meninggalkan tempat bersama Shifeng yang mengikuti nya dari belakang.

Sementara Lou Qingge dan Xue Ji yang sudah kelelahan bertarung akhirnya berhenti dan berbaring diatas rumput. Pandangan Xue Ji beralih melihat saudara-saudaranya yang tengah bersantai meminum teh mereka. Tapi mata Xue Ji tak menangkap eksistensi adik imutnya. Seketika dia bangun terduduk.

"Mana adik imutku? Tanya Xue Ji.

Qingge ikut bangun terduduk mencari adik yang ditanyakan xue Ji dan benar saja adik kecilnya tidak ada.

"Ehh kemana si kelinci kecil?" Ujar Qingge.

"Permaisuri Liu membawanya pergi dia tertidur." Jawab Anhe.

"Kenapa tidak tidur disini saja?" ungkap Qingge.

"Tidak bisa, Zishu selalu mencari ayahanda ketika dia bangun." Tambah Yue Qi.

Qingge dan Xue Ji hanya ber-oh aja. Karena mereka tahu, jika sudah berhubungan dengan ayahanda nya mereka tak bisa membantah.

***
Sekarang Zishu tengah tidur di kasur yang tersedia di ruangan Lio Binghe yang entah sejak kapan kasur itu berada diruangan itu. Sementara Lou Mingyan langsung pamit pergi begitu selesai mengembalikan putra imut Luo Binghe padanya. Yang tersisa diruangan itu sekarang hanya Luo Binghe dan Shifeng saja.

"Shifeng, semalam Zishu menceritakan sebuah kisah padaku." Ujar Luo Binghe membuka percakapan keduanya.

"Kisah apakah itu lord?" Tanya Shifeng.

Kemudian Luo Binghe mengulang kembali kisah yang Zishu cerita sebelumnya dengan lengkap. Shifeng mendengat dengan seksama, sampai Luo Binghe kembali bertanya padanya.

"Apa kau tahu kisah itu Shifeng?"

"Menjawab Lord. Saya tidak pernah mendengar kisah hutan roh agung. Tapi untuk kisah perang antara dewa dan iblis saya pernah mendengarnya." Jawab Shifeng.

"Kisah perang dewa dan iblis sudah ada sejak dulu. Menurut mu apa ada kaitan dengan yang diceritakan Zishu."

"Ada yang berbeda lord. Benar dewa dan iblis terus berperang tetapi arah Peperangan mereka sedikit demi sedikit mulai berbelok." Jelas Shifeng.

"Apa maksudmu?" Tanya Luo Binghe penasaran.

"Saya pernah mendengarnya dari tuan Shen. Peperangan antara dewa dan iblis itu seolah kutukan tapi kutukan itu juga seolah memudar dengan hilangnya sang absolute juga pemilik terakhir kekuatan sang absolute yaitu holy spirit mother. Karena hal itu kedua pihak mencapai kehampaan karena mereka telah kehilangan tuan nya, meskipun itu akibat perbuatan mereka sendiri. Kehampaan mereka awalnya masih di tahap biasa saat sang absolute mati. Tapi ketika holy spirit mother ikut menghilang tanpa jejak, kehampaan itu mulai membuat mereka menggila dan frustasi. Karena hal itu baik dewa dan iblis sedang mencari berlomba lomba untuk mendapatkan warisan holy spirit mother yaitu shen Jian." Jelas Shifeng panjang.

"Lalu apa manfaat Shen Jian itu sendiri." Tanya lanjut Luo Binghe.

Shifeng Kembali menjelaskan, "Shen Jian adalah aura yang diwariskan sang absolute pada holy spirit mother yang artinya keberadaan Shen Jian seolah versi lain dari sang absolute yang diwakili oleh holy spirit mother."

Luo Binghe berpikir sebelum berkata," berarti siapapun yang mendapatkan Shen Jian dia akan mewarisi sang absolute." Ujarnya.

"Kurang lebih seperti itu lord." Shifeng setuju dengan kesimpulan Luo Binghe.

"Lalu Shifeng menurutmu, apa alasan Shen Qingqiu menceritakan hal itu padamu dan Zishu?."

Shifeng menjawab dengan menatap Luo Binghe serius lebih dari biasanya, seolah yang akan dia katakan selanjutnya adalah rahasia abadi yang tak boleh diketahui siapapu.

"Lord, saya menduga pangeran kecil mewarisi Shen Jian." Ungkap Shifeng.

Luo Binghe kaget bukan main. Bagaimana bisa putra kecilnya mewarisi hal itu. Sesungguhnya Luo Binghe tak ingin mempercayai kisah yang didengarnya itu. Tapi bila Shen Qingqiu menceritakannya itu pasti pertanda. Luo Binghe tak ingin ragu lagi atau tidak mencari kejelasan dari apapun hal yang dikatakan dan dilakukan Shen Qingqiu. Dia tak ingin menyesal lagi. Semustahil apapun itu Luo Binghe akan mencari kebenaran nya.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang