33

633 63 3
                                    

Luo Binghe dan anak-anaknya telah kembali ke Istana. Baik Luo Binghe dan Mobei-jun merahasiakan apapun yang terjadi dan menyuruh keenam anaknya juga menyimpan dengan rapat segala sesuatu yang terjadi di reruntuhan, bahkan dari ibu mereka sendiri. Selama seminggu ini, tiap sore menjelang malam, keenam anak Luo Bingeh akan berkumpul di kantornya. Awalnya, hanya Luo Chuhe yang hadir untuk membahas perkamen kuno bersama Luo Binghe. Namun, seiring berjalannya waktu, Yue Qi juga ikut bergabung karena rasa penasaran, dan Luo Binghe dengan senang hati mengizinkannya. Entah bagaimana, Anhe, Qingge, dan Xue Ji juga turut bergabung dalam pertemuan tersebut.

Tentu saja, Zishu juga hadir. Namun, kantor Luo Binghe telah berubah menjadi semacam tempat bermain dan istirahat Zishu, hampir seperti kamar pribadi kedua untuk pangeran kecil itu. Semenjak memperkenalkan Zishu ke khalayak umum, Luo Binghe melengkapi kantornya dengan ruang tidur dan tempat bersantai yang cocok untuk bermain dan belajar, lengkap dengan karpet berbulu yang lembut dan empuk, bantal-bantal, serta empat boneka berukuran anak kecil berusia 4 tahun yang tersusun rapi di atas karpet. Sebagian besar kantor Luo Binghe kini tampak seperti kamar khusus bermain anak-anak, hanya sebagian kecil yang masih mempertahankan kesan formal. Tanpa meja kerja dan meja panjang dengan tujuh kursi untuk rapat di dalamnya, kantor Luo Binghe hampir berubah sepenuhnya menjadi kamar bermain anak.

Sementara Luo Binghe, bersama Luo Chuhe dan Shifeng, memecahkan isi perkamen, Chen Qing dan Mobei-Jun mengambil alih tugas-tugas administratif internal dan eksternal. Lalu, Yue Qi dan Xue Ji menemani Zishu belajar atau bermain. Qingge dan Anhe juga akan datang untuk menghampiri mereka begitu keduanya menyelesaikan latihan.

Seperti hari-hari biasanya, Luo Binghe tengah terlibat dalam diskusi serius dengan Chuhe dan Shifeng mengenai perkamen kuno.

"Jadi, apa kesimpulanmu?" tanya Luo Binghe, matanya fokus pada Luo Chuhe.

Luo Chuhe memegang perkamen kuno di kedua tangannya, memeriksa dengan cermat. Setelah itu, ia meletakkan perkamen itu di atas meja, merenung sambil menyentuh dagunya.

"Apakah ada masalah, Tuan Muda?" tanya Shifeng.

"Sepertinya kita kehilangan sesuatu." Ujar Chuhe.

Mata Luo Binghe semakin tajam menatap perkamen-perkamen yang tergeletak di atas meja.

"Apa maksudmu?"

"Coba perhatikan bagian ketiga perkamen ini!" Tunjuk Luo Binghe pada tulisan yang tercetak diatas perkamen. Luo Binghe dan Shifeng langsung mencondongkan badan mereka dan memperhatikan tulisan yang ditunjuk Luo Chuhe.

"Pada bagian itu tertulis, "Ibu suci akan kembali dan bersiaplah akan guncangan langit...", "Tidak ada kalimat lagi setelahnya dan hanya ada 3 titik yang mengakhiri kalimat ini." Jelas Chuhe.

"Hmm... Tuan Muda Chuhe benar. Selain itu paragraf selanjutnya kurang relevan dengan akhir kalimat itu."Ujar Shifeng.

"Kau benar, di paragraf selanjutnya menjelaskan fenomena aneh tentang langit." Timpal Luo Binghe.

Luo Chuhe menatap keduanya dan berkata, "Ya ada yang hilang, seolah kalimat itu merujuk bab lain."

Ketiganya diam tanpa bicara, ruangan itu hening dan hanya ada suara Zishu yang sedang bertanya pada Yue Qi saja yang terdengar diruangan itu. Sesekali terdengar suara halaman dibalik dari Chen Qing dan Mobei-Jun yang sedang membalik laporan.

Tiba-tiba Luo Chuhe teringat sesuatu, ingatan tentang ilusi di reruntuhan. Otaknya mulai berputar merangkai berbagai kemungkinan. Luo Chuhe ingat dalam ilusi di reruntuhan dia melihat relik dengan tulisan kuno yang sama dengan perkamen-perkamen didepannya. Relik yang Shen Qingqiu simpan dialtar sebagai persembahan bersama dengan bunga yang dibawanya. Yang lain mungkin tidak memperhatikannya karena relik itu sangat tipis dan transparan, menempel pada bagian dalam bunga. Jika relik itu menyimpan tulisan terakhir dari perkamen-perkamen itu, maka mereka akan dapat  memecahkan inti dari semua kisah yang mereka terjemahkan dari perkamen-perkamen itu. Tapi dimana relik itu sekarang? Luo Chule menggelengkan kepala ragu, "Tidak bukan dimana, tapi apakah itu benar-benar ada" batin Luo Chuhe.

Luo Binghe dan Shifeng yang melihat Luo Chuhe menggelengkan kepalanya, hanya bisa menatap heran. Tapi Luo Binghe yakin anaknya itu telah menemukan sesuatu.

"Apakah kau tahu sesuatu?" tanya Luo Binghe.

Luo Chuhe menatap Luo Binghe ragu, apakah dia bisa menyampaikan hipotesisnya. Melihat keraguan dari sorot mata Chuhe membuat Luo Binghe yakin bahwa anak itu setidaknya telah memikirkan cara atau petunjuk lain.

"Katakan saja!"

Luo Chuhe menghela nafas, memutuskan untuk mengatakannya, "Aku melihat relik di bunga yang Shen Qingqiu persembahkan di altar saat kita di dalam ilusi reruntuhan."

Dahi Luo Binghe berkerut, "Kau yakin?"

"Ya, ayah aku melihatnya, Tapi..".."Apakah relik itu benar-benar ada, mengingat itu adalah ilusi." lanjut Luo Chuhe.

Shifeng terlihat berpikir sejenak, lalu berkata, "Kemungkinan relik itu masih ada dan terkubur di bagian reruntuhan itu."

"Kenapa kau sangat yakin itu ada Shifeng?" tanya Luo Chuhe.

"Tuan Muda, berdasarkan cerita yang mulia saya yakin itu benar-benar terjadi, ilusi itu hanya rekaman dan bukan sepenuhnya ilusi kebohongan."Ujar Shifeng.

"Saya telah mengenal Tuan Shen sangat lama, segala sesuatu yang berkaitan dengan Tuan Shen selalu misterius tapi itu tidak pernah menjadi ilusi atau lelucon. Segala yang berhubungan dengan Tuan Shen selalu nyata dan ada." tambahnya lagi.

Luo Binghe menghela nafas, lalu menyandarkan dirinya, "Akan sulit dan berbahaya untuk kita masuk kembali ke dalam reruntuhan."

"Aku juga setuju ayah, meskipun jika relik itu benar ada. Aku tidak bisa memprediksi isi reruntuhan itu sekarang." "Jika kita memaksa masuk, entah monster apa lagi yang akan terbangun didalamnya." ucap Luo Chuhe.



Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang