05

2.2K 257 0
                                    

Kepulan tipis dari secangkir teh panas diatas meja menemani Luo Binghe yang tengah membaca beberapa dokumen di kamar Cold Moon Palace. Matahari naik tinggi tapi belum ada tanda-tanda makhluk kecil yang masih bergelung dengan selumut itu bangun. Luo Binghe memutuskan untuk membangunkannya. Dokumen itu dia taruh diatas meja, berjalan ke samping tempat tidur. Luo Binghe menepuk lempuk badan Zishu dan beberapa kali membelai rambut serta pipi balita kecil itu.

"Zishu, bangun pangeran kecil." Ucap Luo Binghe beberapa kali.

Merasa ada suara yang memanggil namanya, Zishu berusaha membuka mata dengan wajah bantal yang terlihat sangat malas.

"hmm.. Ada apa Papa?" gunamnya pelan.

Luo Binghe tersenyum, "Ini sudah siang, cepat bangun. Kau perlu sarapan."

Zishu mencoba bangkit dengan malas dan kedua tangan yang masih memeluk erat guling kecilnya.

"Papa, sudah sarapan Zishu tidur lagi ya." Pinta Zishu dengan wajah yang menahan kantuk.

Luo Binghe terkekeh pelan, "Tidak bisa pangeran kecil. Setelah sarapan kau harus mandi berolahraga dan pergilah bermain."

"Oh tidak, Biarkan aku menemani kasur empuk yang kesepian ini Papa." ujar Zishu kembali berbaring. Belum sampai tubuh Zishu mencapai kasur kembali, Luo Binghe sudah terlebih dahulu menahannya.

"Malas sekali pangeran kecil Papa."

Luo Binghe langsung memisahkan guling Zishu, lalu menggendong balita itu. "Oh tidak, Papa gulingku tercinta." ujar Zishu sedih.

Luo Binghe hanya tersenyum dan lanjut membawa balita kecil itu untuk mencuci wajahnya. Luo Binghe membasuh wajah mungil Zishu dengan hati-hati lalu melapnya dengan lembut. Sekali lagi tak bisa untuk tidak mengagumi wajah sempurna putra kecilnya itu. Anak dalam gendongannya ini sangat lembut dan indah. Luo Binghe memang tidak pernah meragukann tampilan menawan dan indah Shen Qingqiu. Sekarang justru Zishu menuruni gen indah itu, ditambah fitur  dirinya yang menurun juga pada sang anak. Luo Binghe tak bisa membayangkan akan seindah apa balita kecilnya saat dewasa nanti. Dan Luo Binghe yakin akan ada banyak lalat mengganggu yang mengerubungi putra kecilnya. Dia yakin putranya bisa menjadi sumber pertikaian karena banyak orang yang ingin memiliki dan memperebutkannya. Luo Binghe harus bersiap dari sekarang, putranya sangat berharga. Dia tidak akan membiarkan ada orang yang mengambil permata hatinya dari gendongan sang ayah. Bagi Luo Binghe tidak ada yang pantas untuk putranya didunia ini.

Zishu adalah anak mulia yang istimewa, dia putra penguasa tiga alam dan seorang tuan puncak Qinjing yang terkenal. Luo Binghe akan memanjakan anak ini sampai ke langit. Dan apapun yang Zishu inginkan akan Luo Binghe turuti bahkan jika dia harus mengobrak-abrik dunia ini. Tepukan ringan di pipi Luo Binghe membuyarkan lamunannya. Dia melihat ke arah Zishu yang baru saja menepuk pipinya.

"Papa kenapa sih? Malah melamun."

"tidak apa-apa. Zishu ingin sarapan apa?"

Zishu terlihat berpikir dengan serius, membuat Luo Binghe tidak bisa menahan gemas melihat wajah berkerut anaknya yang tengah berpikir itu. Dia akhirnya mencium gemas kedua pipi Zishu yang disambut tawa kecil anak itu.

"Apapun Papa, karena Zishu pikir, Zishu pemakan segala. Jadi apapun akan Zishu makan." ujar Zishu.

"Baiklah. Papa akan menyuruh pelayan mengantar sarapan terenak untuk putra kecil papa."

***

Aktivitas orang-orang di Istana berjalan seperti biasanya selama 2 bulan ini, terlihat sama tanpa hal apapun yang aneh. Tapi bagi para harem tidak, mereka merasakan perbedaan yang kentara dari sang penguasa istana. Susah 2 bulan ini Luo Binghe tidak mengunjungi siapapun lagi diharemnya. Bahkan sekedar bertemu saja sangat langka. Hanya beberapa Luo Binghe bertemu dengan para Haremnya, entah itu tidak sengaja berpapasan atau dalam suatu acara saja. Beberapa kali Luo Binghe bertemu dengn Liu Mingyan dan Sha Hualing itupun hanya membahas urusan perkerjaan. Setelah selesai Luo Binghe akan pergi begitu saja. Para Harem berpikir kalau Luo Binghe memiliki selir baru tetapi tidak ada berita masuknya selir baru ke istana. Selain itu, setiap bertanya pada tangan kanan sang Lord, Mobei Jun, dia hanya menjawab bahwa sang Lord sibuk diruang kerjanya. Beberapa kali istri-istri Luo Binghe mengecek kebenaran itu, dan mereka harus puas karena nyatanya Luo Binghe memang selalu berada di ruang kerjanya serta di malam hari dia akan istirahat di kamar pribadinya yang pindah sekarang di samping ruang kerja.

Luo Binghe dan Mobei Jun benar-benar berhasil mengelabui para harem istana dan penghuni istana lainnya. Membuat sang Lord seolah sibuk di ruang kerjanya, tanpa tahu bahwa dia sering menyelinap pergi untuk menemani putra kecilnya Shen Zishu bermain. Bahkan sampai memindahkan kamar pribadi Luo Binghe di istana utama ke samping ruang kerjanya.

Sebisa mungkin Luo Binghe ingin menyembunyikan keberadaan Zishu, meskipun Shen Qingqiu telah menyiapkan identitas anak itu jika orang-orang mengetahui dan mulai menyelidikinya. Tapi Luo Binghe tetap akan menjaga rahasia keberadaan anak itu.

Luo Binghe telah mendengar identitas yang disiapkan untuk Zishu dari Shifeng. Waktu itu Shifeng menjelaskan padanya tentang identitas yang akan dipakai Zishu.

"Lord, Tuan muda Zishu akan memakai identitas yang telah Tuan Shen siapkan." Beritahu Shifeng.

"Identitas apa yang Shen Qingqiu siapkan untuknya." Tanya Luo Binghe sambil memangku Zishu kecil yang sibuk merangkai bunga. Tak luput juga Mobei Jun yang berada di samping Luo Binghe tengah meminum tehnya.

"Tuan muda adalah putra anda dari seorang gadis bernama Shen Yi dari Desa Yumeng. Ketika Anda tengah melakukan inpeksi di desa itu, Anda tidak sengaja bertemu seorang gadis muda berusia 23 tahun yang memiliki kemiripan dengan Tuan Shen. Shen Yi bekerja sebagai pemain Guqin panggilan di sebuah rumah bordir. Lalu saat meilhatnya Anda jatuh hati dan menghabiskan malam dengan gadis itu. Karena alasan Anda harus segera pergi membasmi pemberontakan yang ada di desa itu anda terpaksa meninggalkannya. Kemudian setelah Anda kembali ke istana, Anda meminta tuan Mobei Jun menjemputnya. Akan tetapi sayang sekali, rumah Shen Yi merupakan salah satu rumah warga yang dijarah pemberontak saat kabur dari pengejaran Anda. Dan gadis itu menghilang dengan giok hijau yang anda berikan padanya." Jelas Shifeng panjang Lebar.

"Detail sekali, bahkan cerita karangan itu sangat cocok dengan waktu ku dulu mengunjungi desa itu." ujar Luo Binghe.

"Benar Lord. Bahkan Tuan Shen telah meninggalkan jejak keberadaan seolah gadis bernama Shen Yi benar-benar pernah hidup di desa itu. Entah bagaimana caranya, saya kurang tahu." tambah Shifeng.

"Seperti yang diharapkan dari Tuan Shen, dia benar-benar berhati-hati dan teliti." Komentar Mobei Jun. Luo Binghe hanya mengangguk setuju. Dia sangat secerdas apa shizunnya itu, bukan hal yang sulit baginya untuk memanipulasi identitas seseorang.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang