36

641 62 8
                                    

Luo Binghe memandang putranya dengan cermat. Dulu, ia melihat Zishu sebagai bayangan kecil dari Shen Qingqiu, namun sekarang semakin jelas bahwa Zishu menyatukan sifat keduanya. Keelokan Zishu semakin menonjol, dan Luo Binghe tidak bisa tidak membayangkan seberapa menawan Zishu akan menjadi di masa depan.

Senyum melintas di wajah Luo Binghe ketika ia membayangkan itu. Namun, senyumnya berubah menjadi tegang, mencerminkan kegelisahan yang terus membayangi pikirannya. Sampai saat ini, misteri-misteri dari masa lalu Shen Qingqiu masih belum terpecahkan sepenuhnya, begitu juga dengan identitas sejati Zishu. Meskipun Luo Binghe yakin bahwa Zishu adalah putranya, ia merasa masih belum mengenal sepenuhnya karakter anaknya. Misteri yang ditinggalkan oleh Shen Qingqiu masih menggelayuti pikiran Luo Binghe, menambah kompleksitas dari teka-teki yang belum terpecahkan.

Usaha Luo Binghe untuk mencari jawaban melalui mimpi tidak membuahkan hasil, dan Shen Qingqiu tidak lagi muncul dalam mimpinya. Helaan nafasnya memenuhi ruangan sepi, menarik perhatian Luo Zishu.

"Papa sakit?" tanya Zishu dengan serius.

Luo Binghe menyentuh lembut kepala Zishu dan menjawab, "Papa baik-baik saja. Hanya sedang memikirkan masa depanmu, Zishu."

"Masa depan Zishu?" tanya Zishu sambil memiringkan kepala dengan ekspresi lucu, membuat Luo Binghe terkekeh.

"Ya, masa depan Zishu," kata Luo Binghe.

"Apakah Zishu sudah tahu apa yang akan dilakukan saat besar nanti?" tanya Luo Binghe.

Zishu kecil mengerutkan keningnya, jari-jarinya menyangga dagu, terlihat sedang berpikir keras.

"Hmm..."

Luo Binghe sabar menunggu anaknya berpikir, dia justru menemukan pemandangan Zishu yang tengah merenung sangatlah menggemaskan.

"Ahaa... Aku akan menjadi anak papa saja terus!" seru Zishu dengan semangat.

"Zishu kan memang anak papa." timpal Luo Binghe.

"Ya, dan Zishu akan terus menjadi anak papa, sehingga papa akan terus membiayai hidup Zishu." ungkap Zishu.

Seketika Luo Binghe tertawa mendengar ucapan putra kecilnya.

"Tanpa Zishu minta, papa akan selalu membiayai hidup Zishu." ujar Luo Binghe.

Zishu seketika antusias dan menatap ayahnya dengan mata berbinar-binar, "Benar, papa tidak bohong?"

"Tentu saja."

"Selamaaaaaanya, sampai Zishu tua, papa akan tetap membiayai Zishu?"

Luo Binghe tertawa, "Tentu saja, apa perlu bersumpah?" ucap Luo Binghe dengan nada main-main.

"Janji," Zishu menyodorkan jari kelingkingnya ke hadapan Luo Binghe.

Luo Binghe mengulurkan jari kelingkingnya juga, lalu mengaitkannya pada jari kecil Zishu dan menggoyangkannya ke atas dan ke bawah. "Janji," ujar Luo Binghe.

"Hehe," Tawa manis Zishu terdengar bagai lonceng kecil dengan suara nyaring yang istimewa.

Luo Binghe kembali meraih dengan lembut rambut halus anaknya. Kemudian, ia mengangkat Zishu dan menempatkannya di pangkuannya. Mengambil sepotong kue dari meja, Luo Binghe lalu memberikannya kepada Zishu kecil. Menyuapi Zishu saat makan merupakan kegembiraan tersendiri bagi Luo Binghe, terutama saat melihat pipi Zishu yang membesar saat mengunyah, seperti tupai kecil yang sangat menggemaskan.

Pada saat itu, sebuah pemikiran menyelinap ke dalam pikiran Luo Binghe. Ia menyadari bahwa sudah sangat lama sejak terakhir kali ia bertanya kepada Zishu tentang Shen Qingqiu, kecuali saat cerita sebelum tidur. Luo Binghe tidak pernah menanyakan hal itu karena takut anaknya akan merasa sedih. Selama ini Zishu juga tidak pernah membicarakan ibunya sendiri, jika dia tidak ingin bercerita. Setiap kali seperti itu Luo Binghe merasa ragu untuk bertanya lebih lanjut, takut bahwa Zishu mungkin tidak ingin membicarakannya jika tidak ada pemicu yang tepat.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang