20

956 97 10
                                    

Tengah malam sangat sunyi tanpa aktivitas hanya ada beberapa penjaga yang bertugas saja yang terlihat. Liu Mingyan berjalan membawa sebuah perkamen Kuni dalam kotak kayu yang mengkilap cantik. Dia menuju ruang kerja Luo Binghe di istana utamanya. Di gerbang masuk menuju ruangan kerja Luo Binghe ada dua penjaga yang bertugas dan menyapa hormat pada Liu Mingyan yang datang berkunjung. Begitu sampai di depan pintu ruang kerja Luo Binghe. Liu Mingyan langsung mengetuk nya. Mendengar suara yang mengizinkannya masuk. Tanpa basa-basi Liu Mingyan langsung saya membuka pintu dan masuk. Disana ada kepala utama Luo Binghe yaitu Chen Qing yang langsung berdiri dan memberi hormat pada Liu Mingyan.

"Dimana Lord Luo?" Tanya Liu Mingyan.

"Hamba menjawab permaisuri, Lord masih belum kembali dari menidurkan pangeran Zishu." Jawab Chen Qing.

"Apa perlu saya panggilkan Lord Luo, permaisuri?" Tambah Chen Qing.

"Tidak perlu aku akan menunggu saja. Lord Luo akan kembali kemari kan?" Tanya Liu Mingyan.

"Benar permaisuri Lord Luo sudah mengatakannya pada saya bahwa beliau akan ada di ruang kerja sampai permaisuri datang." Jawab Chen Qing.

"Bagus. Aku akan duduk menunggu saja. Kau lanjutkan pekerjaan mu." Ujar Liu Mingyan.

"Terimakasih permaisuri." Timpal Chen Qing yang kembali duduk dan mulai kembali larut dalam pekerjaannya.

Bukan hal yang aneh melihat kepala pelayan utama Luo Binghe sedang mengurus masalah eksternal atau internal kekuasaan Luo Binghe. Chen Qing adalah salah satu orang terpercaya Luo Binghe, jabatannya sebagai kepala pelayan utama hanya sekedar kedok saja. Sebenarnya peran Chen Qing lebih mirip seperti perdana menteri Luo Binghe. Jika mobei-jun adalah tangan kanan Luo Binghe yang mengurus keamanan dan militer. Maka Chen Qing adalah tangan kiri Luo Binghe yang mengurus kebijakan polik internal dan eksternal juga ekonomi dibawah izin Luo Binghe. Maka dari itu kekuasaan yang dimiliki Chen Qing sangat besar dan hampir setara dengan mobei Jun di dalam pemerintahan Luo Binghe. Tapi entah kenapa jawaban resmi Chen Qing malah kepala pelayan utama bukannya perdana menteri. Liu Mingyan dulu sempat menanyakan alasan tentang jabatan Chen Qing yang seperti tidak pada tempatnya tersebut. Dan Luo Binghe hanya menjadi bahwa itu juga keinginan dari Chen Qing. Karna itu Liu Mingyan menduga bahwa Chen Qing memiliki alasan pribadi untuk hal itu dan tidak pernah menanyakan perihal jabatan nya lagi pada Luo Binghe.

Tak lama Luo Binghe pun datang kemudian duduk di kursi sebrang Liu Mingyan.

"Aku sudah berhasil menerjemahkan 80% saja sisanya aku tak memiliki pengetahuan cukup untuk dapat memahaminya." Ujar Liu Mingyan sambil menyerahkan kotak kayu berisi perkamen kuno.

"Tidak apa-apa, shifen mampu menerjemahkan sisanya nanti." Timpal Luo Binghe sambil membuka kotak kayu itu lalu mengambil kertas hasil terjemahan Liu Mingyan yang terletak disamping perkamen kuno tersebut.

"Shifeng bisa menerjemahkan semuanya? " Penasaran Liu Mingyan.

"Ya, karena sebagian perkamennya ternyata ada di tangan shifeng. Jadi aku tinggal mencari perkamen terakhir." Jawab Luo Binghe.

"Menurut mu dimana perkamen terakhir Chen Qing?" Tanya Luo Binghe tiba-tiba.

Seketika Liu Mingyan menatap Chen Qing sementara Luo Binghe tetap dengan posisinya sambil membaca kertas hasil terjemahan Liu Mingyan. Perlu diketahui bahwa orang yang menunjukkan kepada Luo Binghe tentang adanya sebuah perkamen Kuno dan mengarahkannya pada Liu Mingyan adalah Chen Qing.

Chen Qing yang mendengar perkataan tuannya itu seketika menghentikan aktivitasnya.

"Menjawab lord. Dari hasil penulusuran saya perkamen terakhir pasti disimpan oleh orang dari kalangan bangsa iblis." Jawab Chen Qing.

"Asumsi saya setiap perkamen disimpan oleh orang-orang yang mewakili pihak dewa ataupun iblis. Jika keluarga permaisuri Liu adalah pihak dewa dan tuan shifeng adalah pihak netral. Maka Perkamen terakhir pasti berada di salah satu keluarga iblis. Tapi masalah nya adalah keluarga iblis yang mana." Tambah Chen Qing.

"Saya sudah berhari-hari mempelajari berbagai silsilah keluarga iblis. Dan saya mencapai satu kesimpulan. Kemungkinan besar keluarga permaisuri sha hualing yang menyimpan perkamen terakhir." Tambah Chen Qing.

Luo Binghe menghela nafas, dari sekian banyaknya iblis kenapa harus sha hualing. Bukannya Luo Binghe tak menyukai permaisuri nya itu tapi ini lebih kepada Luo Binghe harus menyiapkan mental untuk menghadapi sha hualing. Tidak seperti istri -istrinya yang lain, sha hualing sangat lah brutal dan obsesif. Meskipun dia sangat setia dan penurut pada Luo Binghe tapi itulah yang membuat Luo Binghe agak riskan untuk meminta sesuatu hal padanya jika hal itu berkaitan dengan orang lain selain Luo Binghe. Sha hualing sangat tidak ingin membantu siapapun bahkan jika itu anak nya sendiri. Dia hanya akan membantu Luo Binghe dan tentunya dengan syarat Luo Binghe harus mengikuti keinginan seksual permaisuri nya itu atau dia harus memanjakannya. Jika dulu Luo Binghe mungkin tak akan keberatan dan tak peduli sama sekali. Tapi sekarang Luo Binghe merasa dia tak mau melakukannya. Apalagi setelah Luo Binghe menghindari layanan malam istri-istrinya selama 1 tahun terakhir ini.

Melihat wajah sang suami seperti kesulitan, Liu Mingyan tahu betul apa yang dipikiran suaminya itu. Apalagi sha hualing notabennya bermusuhan dengan Liu Mingyan sehingga dia tahu betul tabiat sha hualing. Merasa kasihan pada sang suami Liu Mingyan bersuara mengusulkan sesuatu.

"Suami, jika anda tidak mau berurusan secara langsung dengan permaisuri Sha. Kenapa anda tidak meminta Luo Chuhe yang meminta perkamen itu." Ujar Liu Mingyan.

"Chuhe.. kenapa kau mengusulkannya ?" Tanya Luo Binghe.

"Chuhe adalah putra anda dari selir Cha yang merupakan sepupu permaisuri Sha. Dan entah bagaimana permaisuri Sha seolah takut dan tak bisa membantah anak itu." Jelas Liu Mingyan.

"Bagaimana bisa?" Heran Luo Binghe baru kali ini ada permaisuri yang takut terhadap anak selirnya.

"Saya kira itu karena tempramen Chuhe dan juga kecerdasannya dalam menusuk orang tepat dijantungnya, sehingga membuat siapapun tak berani membantahnya." Jelass kembali Liu Mingyan.

Setelah Luo Binghe pikir kembali, putranya Luo Chuhe memang saangaat dingin dan mengintimidasi siapapun dia jarang bertarung atau memperlihatkan kekuatanya seperti Qingge tetapi hanya dengan beberapa kata darinya orang-orang akan mengikuti apapun keinginannya. Putra nya yang satu ini memang unik.  Apa karena itulah dia dapat di terima Zishu sebagai kakaknya. Seperti yang dikatakan Shen Qingqiu Zishu akan memilih sendiri orang yang melindunginya. Dengan anak-anak Luo Binghe yang lain Zishu hanya menghormati mereka sebagai saudara seayah tapi bagi kelima anak itu Zishu menganggap mereka benar benar sebagai kakaknya. Luo Binghe sudah memperhatikan hal tersebut. Karena itu dia juga ikut mencari tahu karakter setiap anaknya yang mendekat ke arah Zishu.

Dan usulan Liu Mingyan tidak salah. Luo Binghe rasa dia bisa menggunakan anaknya itu.

"Baiklah, aku akan menemui Chuhe besok. Tanggung jawab perkamen itu akan diserahkan padanya." Putus Luo Binghe.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang