28

768 98 2
                                    

Semua orang memikirkan setiap kata yang keluar dari mulut Luo Chuhe, terutama Luo Binghe. Tetapi dia tidak bisa mengambil bahwa itu adalah kesimpulan pasti, dia hanya bisa menganggap bahwa itu kemungkinan gila yang hanya bisa mereka pikirkan. Jadi mari kesampingkan hal itu terlebih dahulu, karena sekarang mereka berada di sebuah kuil dan entah kejutan apa lagi yang menunggu mereka.

"Tunggu." Suara Luo Chuhe memecah suasana.

Semua orang menjadi fokus menatap Luo Chuhue yang tiba-tiba berjalan diikuti oleh Yue Qi disampingnya menuju tembok kuil. Keduanya mengamati tembok kuil dan sekitarnya dengan seksama.

"Sepertinya aku memikirkan hal sama dengan mu adik." ujar Luo Yue Qi yang diikuti anggukan Luo Chuhe.

"Ayah." panggil Luo Chuhe kemudian sambil mengalihkan tatapannya pada sang ayah yang disambut oleh tatapan mengerti Luo Binghe.

"Kuil ini memiliki kemiripan dengan reruntuhan kuno yang sekarang kita kunjungi." uangkap Luo Binghe.

Tepat seperti yang Luo Binghe katakan, struktur luar kuil tempat mereka berada saat ini sangat mirip dengan reruntuhan kuno yang mereka masuki atau mungkin kuil ini adalah gambaran sempurna reruntuhan kuno yang terbengkalai ditinggalkan karena suatu hal.

Suara teguh Luo Binghe keluar untuk mengintruksi mereka semua, "Ayo Masuk." Semua yang mendengar itu otomatis menganggauk dan mengikuti Luo Binghe yang melangkah masuk terlebih dahulu. Di dalam kuil mereka disambut dengan pemandangan dalam kuil yang menabjubkan. Mereka dapat merasakan udara didalam kuil itu seolah dipenuhi dengan harum bunga-bunga musim semi yang memikat hati dan pikiran. Lorong batu di reruntuhan yang sebelumnya mereka lewati seolah sekarang berubah menjadi lorong beralur yang dihiasi taman mini yang indah, di mana bunga-bunga aneka warna berseliweran. Suara aliran air yang tenang dari seolah dari mata air suci mengalir melalui saluran-saluran kecil, memberikan suasana damai dan memberi rasa segar pada udara. Kelompok Luo Binghe saling menatap satu sama lain, lalu dengan yakin mereka melangkah melanjutkan perjalanan mereka mengikuti lorong batu. Kelompok Luo Binghe tiba di sebuah ruangan yang mereka yakini sebagai ruangan utama kuil. Ruangan itu megah dengan langit-langit tinggi yang dihiasi dengan lukisan-lukisan langit biru dan awan putih. Di tengah ruangan, sebuah patung Dewa berdiri megah. Patung itu menggambarkan seorang dewa muda yang memegang tangkai bunga dan bunga-bunga musim lainnya, serta tersenyum lembut melambangkan kebahagiaan dan kebangkitan. Sekeliling patung itu telihat seperti para paderi dan pendeta berkeliaran dengan tenang, memberikan doa-doa mereka kepada sosok patung Dewa dalam bahasa kuno yang merdu. Di sana juga terdapat altar suci dihiasi dengan dupa harum dan bunga-bunga segar. Tempat itu seolah bukan hanya sekedar tempat ibadah, tetapi juga pusat keindahan dan harmoni alam.

Luo Binghe melihat sekitar dengan seksama sampai suara susu Zishu mengambil alih perhatiannya, "Ayah itu mama." Ujar si kecil Zishu sambil menujuk kerah seseorang yang tengah berdiri di depan patung dewa dengan kedua tangan di depan dada, telapak tangan dan jari-jari saling bersentuhan, mata terpejam dengan kepala sedikit miring ke depan.

Luo Binghe berjalan mendekat sosok itu diikuti yang lainnya. Lagi lagi mereka seolah bayangan yang tak terlihat dan menembus setiap pendeta di hadapan mereka begitu saja. Seperti sebelumnya mereka semua memperhatikan sosok yang mereka anggap itu adalah Shen Qingqiu dengan seksama. Helaan nafas terdengar diantara mereka dan itu berasal dari Luo Chuhe, "Setiap kali aku melihat Shen Qingqiu, tak bisa dipungkiri dia sosok yang indah dan menawan pantas saja Zishu kecil kita juga sama indah dan menawan." Ujar Luo Chuhe.

"Hmm... aku setuju dengan ucapanmu." Timpal Xue Ji.

Luo Binghe juga ikut mengiyakan apa yang dikatakan Luo Chuhe dalam batinnya.

Tiba-tiba sosok Shen Qingqiu di depan mereka membuka matanya dan menurunkan kedua tangannya tanda bahwa dia telah selesai dengan doanya. Seorang pendeta datang mendekat dan berdiri di sisi Shen Qingqiu. Hal itu membuat Luo Binghe dan yang lainnya segera bersiap dengan serius, karena mereka yakin bahwa akan ada informasi baru yang mereka dapatkan.

"Anda disini Holy spirit mother." Sapa sang pendeta bernama Celesti.

Luo Binghe terkejut dengan matanya membesar mendengar sebutan yang ditujukan oleh sang pendeta pada Shen Qingqiu. Holy spirit mother, adalah nama roh yang memimpin hutan roh agung dalam cerita yang pernah Zishu ceritakan padanya. Tetapi dia kembali memperhatikan gerak-gerik dan percakapan apa yang ia anggap ilusi di depannya itu.

"Lama tidak bertemu Celesti." balas Shen Qingqiu.

"Apa anda benar-benar akan melanjutkan rencana anda itu?" tanya Celesti langsung inti tanpa basa-basi.

Shen Qingqiu tersenyum tipis, "Tentu, aku tak pernah seyakin ini."

Helaan nafas Celesti terdengar gundah, "Akan ada kekacauan dari kepergianmu."

"Itu tak bisa dihindari. Tapi itu lebih baik. Beruntung waktu di semesta kita berjalan lebih cepat." Shen Qingqiu bergunam sambil meletakkan setangkai bunga lili di atas altar suci.

"Ini memang keadaan yang sangat kacau." timpal Celesti.

Shen Qingqiu terdiam, "Ya sangat kacau...." "Maka itu, semua harus segera diletakkan kembali ke tempatnya."

"Sepertinya Hei'an menyanggupi permintaanmu?" tanya Celesti.

"Tentu saja dia tak bisa mengabaikan orang yang memiliki fragment dari seseorang yang dicintai saudaranya." jawab Shen Qingqiu santai.

Celesti menatap Shen Qingqiu dengan tenang, "Sekarang aku tahu kenapa baik para raja dewa dan iblis sangat waspada terhadapmu.."

"Kau benar-benar anjing setia Sang Absolute." tambah Celesti.

Shen Qingqiu terkekeh mendengar perkataan Celesti yang terdengar seperti cibiran ditelinganya, "Terima kasih atas pujiannya."

"Sangat sial sekali para raja dewa dan iblis, mereka mewaspadaimu tapi disaat bersamaan mereka juga membutuhkan eksistensimu."ujar Celesti lelah.

Selama hidupnya yang selalu mengabdi pada dewa musin semi dan mengikuti sang dewa dari awal kelahirannya sampai akhir hidup sang dewa. Celesti tak terlalu memperdulikan siapapun kecuali orang disisinya saat ini, orang yang membawa fragment dewa musim semi, sekaligus orang yang paling ingin dia hindari jika saja dia bisa.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang