16

1.1K 127 4
                                    

Paviliun Liu Mingyan sekarang menjadi lebih ramai dengan kedatangan Luo Yue Qi, Luo Anhe, Luo Chuhe dan Luo Xue Ji. Mereka diseret begitu saja oleh Luo Qingge tanpa mengatakan alasan penyeretannya. Tapi mereka hanya pasrah saat diseret oleh Luo Qingge yang tak akan pernah bisa di tolak apalagi dibantah. Bocah Qingge itu sangat keras kepala dan sulit dikendalikan, bahkan diantara mereka berempat mungkin hanya Yue Qi saja yang benar-benar didengarkan tegurannya oleh Luo Qingge. Begitu mereka sampai di paviliun Liu Mingyan, akhirnya membuat ke empat anak itu paham alasan Luo Qingge menyeret mereka. Begitu mereka sampai Yue Qi, Anhe, Chuhe dan Xue Ji langsung menangkap eksistensi yang menjadi alasan kelakuan tak masuk akal saudara mereka itu. Siapa lagi kalo bukan adik bungsu sekaligus anak kecil yang baru kemarin ayah mereka kenalkan di depan umum. Ya entah bagaimana kelima anak itu mengakui Zishu sebagai adik bungsu mereka padahal secara keseluruhan anak-anak Luo Binghe, sebenarnya ada anak yang lebih muda dari Zishu.

Mereka langsung saja duduk di tempat duduk yang sebelumnya sudah Liu Mingyan sediakan begitu Luo Qingge pergi memanggil saudara yang dekat denganya. Setelah sebelumnya mereka menyampaikan salam pada Liu Mingyan. Kelima anak itu langsung duduk di kursi yang ada.

Luo Qingge membuka suara, "Halo adik, ini pertama kita bertemu aku akan perkenalkan diriku dulu. Aku Luo Qingge putra Permaisuri Liu Mingyan."

"Halo Adik kecil, aku kakak tertuamu, Luo Yue Qi."

"Chuhe". Ucap Luo Chuhe dengan nada malas.

"Hai, aku Luo Anhe, panggil aku Anhe Gege ya adik kecil."

"Aku jiejie mu paling cantik Luo Xue Ji, panggil sesukamu aja." Ujar Xuè Ji.

Zishu terlihat berpikir lalu menunjuk kelima anak itu satu persatu dan memanggilnya.

"Qi dage."

"Qingge gege."

"Anhe gege."

"Chuhe gege."

"Xuxu jiejie."

Mendengar panggilan lucu yang keluar dari mulut Zishu, membuat semua orang tersenyum gemas. Apalagi Xuè Ji yang secara kebetulan duduk tepat di samping Zishu langsung memeluk bocah itu dengan gemasnya.

"Aaaaaa.. Didi ku sangat manis, menggemaskan. Adik siapa ini.. adik siapa ini." Teriak Xuè Ji gemas memeluk Zishu ke kiri ke kanan.

"Hey Xuè Ji. Apa apaan kau. Lepaskan kelinci kecil itu! Kau akan membuatnya mati." Protes Qingge. Ya sebenarnya anak itu juga ingin memeluk Zishu dan iri dengan Xuè Ji yang duduk di samping Zishu kecil.

Xuè Ji hanya tersenyum mengejek dengan lebar ke arah Qingge. Sementara yang lain hanya menggelengkan kepala melihat itu. Zishu sendiri malah sibuk dengan biskuit nya. Karena pelukan Xuè Ji sebenarnya tidak terlalu erat. Karena itu ada ruang untuk Zishu dapat bergerak untuk menggapai biskuit di depannya.

Berikutnya hanya ada suara Qingge yang bertengkar dengan Xuè Ji. Bahkan keduanya sekarang tak lagi di tempat duduknya. Qingge menarik paksa Xuè Ji hingga melepaskan pelukannya pada Zishu, kemudian menyeretnya. Sekarang keduanya tengah berhadapan saling menatap sinis.

"Hehh kau gadis cebol. Sini biar ku pukul kau hingga terkurap di atas tanah." Ujar Qingge dengan sombongnya.

Xuè Ji melipat kedua tangannya di dada dengan arogan, "Bocah ingusan berotak lemak seperti mu bisa apa hahh. Sini mau kalo berani." Tantang Xuè Ji.

Keduanya terus saling melempar hinaan. Liu Mingyan yang melihatnya hanya menghela nafas lelah. Sedangkan Yue Qi tengah menyuapi Zishu dengan kue dengan duduk di kursi yang Xuè Ji tempati sebelumnya.

"Sini kau maju, otak kosong." Ujar Xuè Ji sambil melipat lengan tangannya ke siku.

"Bersiap saja ku pukul kau, gadis gila." Timpal Luo Qingge.

Pertarungan pun tak bisa dihindari, kedua nya saling memukul dan menendang dengan lincah dan cepat.  Semantara Zishu menatap pertarungan keduanya dengan mata berbinar sambil mulut nya sesekali terbuka menerima suapan Yue Qi. Anhe dan Chuhe juga hanya menonton saja sambil makan dan minum teh. Liu Mingyan sendiri sudah tak peduli lagi, jadi dia lebih memilih untuk menikmati secangkir teh harum dengan anggun. Shifeng yang berdiri di belakang Zishu hanya bisa terheran melihat kelakuan salah satu anak-anak Luo Binghe itu. Tapi Shifeng tak mengungkiri Kalau anak-anak Luo Binghe sangat berbakat. Lihat saja bagaimana Luo Qingge dan Luo Xue Ji yang tengah bertukar jurus dengan sangat sempurna dan mahir. Keduanya terlihat seperti petarung yang handal di usia mereka yang masih sangat muda.

Perhatikan Shifeng teralih pada anak-anak yang lain. Luo Yue Qi adalah anak tertua Luo Binghe. Dia berusia 15 tahun. Seperti dalam rumornya anak itu memang sangat tenang dan berkepala dingin, tidak pernah peduli dengan perseteruan baik di Harem, politik maupun dunia kultivasi. Luo Yue Qi juga anak yang sangat berbakat dan mampu menguasai jurus pedang apapun dalam waktu singkat. Kemudian tatapan Shifeng beralih kepada Luo Anhe. Luo Anhe berusia 13 tahun, anak itu terkesan biasa saja dan selalu terlihat malas. Tetapi bakat anak itu tak bisa diremehkan. Luo Anhe terkenal dengan kemampuan tombaknya yang menurut rumor diwarisi dari nenek buyutnya dari pihak ibu yang ahli tombak. Lalu Luo Chuhe, berusia 14 tahun. Luo Chuhe terkesan dingin bagai gunung es dan irit bicara tapi pengetahuan anak itu sangat luas. Luo Chuhe terkenal sebagai anak Luo Binghe paling cerdas dan tentunya licik untuk anak seusianya, kemampuan berpedangnya juga lumayan tak kalah hebat dari seorang kesatria pedang.

Dan kedua anak yang tengah bertarung itu juga tak kalah hebat nya. Luo Qingge dan Luo Xue Ji adalah petarung jarak dekat yang sangat hebat. Jika Luo Yue Qi memiliki kemampuan berpedang dengan teknik tinggal tinggi dan harus. Maka Luo Qingge adalah pengguna pedang yang kuat dan bergelora. Sehingga kemampuan pedang Luo Qingge hampir setara dengan Luo Yue Qi. Sedangkan Xuè Ji, gadis kecil itu, berdasarkan penyelidikan Shifeng selain ahli tarung jarak dekat dia juga berbakat dalam hal racun dan pengobatan. Luo Qingge dan Luo Xue Ji mereka seusia yaitu 12 tahun. Maka dari itu ego keduanya sama-sama tinggi dan kekanak-kanakan nya bahkan hampir sama dalam satu waktu.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang