35

821 78 5
                                    

Lima hari telah berlalu, dan selama periode itu, Yue Qi dan Chuhe terung mengurung diri mereka ruang belajar pribadi milik Luo Chuhe, tanpa pernah keluar sejengkal pun. Bahkan, Zhisu kerap menanyakan kedua kakak-nya itu, namun jawaban yang diterimanya selalu sama yaitu kedua kakaknya tengah sibuk memecahkan sebuah peta.

Meskipun merasa kecewa karena tidak dapat melihat keberadaan kedua kakaknya, Zishu tetap merasa bersyukur. Pasalnya, ketiga kakaknya yang lain selalu bersedia menemaninya. Tidak hanya itu, Luo Binghe pun tidak kalah sibuk. Dengan tekad yang bulat, ia berusaha menyelesaikan seluruh pekerjaannya agar bisa meluangkan waktu untuk kembali mengunjungi reruntuhan tersebut bersama anak-anaknya.

Kegiatan Zishu masih sama dengan sebelumnya. Pagi hari Zishu akan bersiap-siap untuk pergi ke istana Liu Mingyan, tempat di mana pendidikannya berlangsung. Setelah belajar di sana, siang harinya, ia menghabiskan waktu bersama ketiga kakaknya hingga menjelang sore. Dan saat malam tiba, Luo Binghe akan pulang lebih awal dari kantornya untuk menemani Zishu dari makan malam hingga tidur, sebelum kembali ke kantornya.

Namun, di tengah kehidupan harmonis ini, bagaiman kabar tentang harem Luo Binghe yang sering menjadi sorotan?

Sudah lama bahwa kabar tentang kunjungan Luo Binghe ke haremnya yang semakin jarang. Meski begitu, ia masih secara teratur mengunjungi istri-istri utamanya. Beberapa tahun terakhir ini juga, harem Luo Binghe telah mengalami banyak perubahan yang signifikan.

Saat ini, wilayah istana harem hanya ditempati oleh selir-selir tingkat tinggi, sementara yang lainnya dikirim ke wilayah yang berada di bawah kekuasaan Luo Binghe. Hanya sekitar 120 selir yang tersisa di istana harem, dengan yang lainnya yang tidak memiliki anak telah diceraikan. Sementara selir-selir yang memiliki anak banyak dikirim ke wilayah-wilayah yang memerlukan pengembangan atau wilayah besar lainnya, ada juga yang dikirim ke sekte tertentu.

Selain itu, di dalam istana harem, hanya beberapa selir khusus yang berhasil melewati seleksi ketat saja yang diizinkan tinggal. Mereka yang berhasil melewati seleksi ini adalah selir-selir yang mampu berperan dalam pemerintahan pusat, perdagangan, pengetahuan dan masyarakat. Selir yang berperan dalam pemerintahan pusat diberi kewewenangan untuk mengawasi kementerian yang mereka pilih. Selir yang memberi kontribusi di masyarakat biasanya terlibat dalam pekerjaan amal, mengatur pergaulan sosial bangsawan, menjadi guru, atau ilmuan. Sementara, selir yang memegang perdagangan akan mengatur distribusi kebutuhan/barang dan pajak dagang, ada juga yang mengelola toko, penginapan, rumah hiburan dan kedai minum atau kedai makan. Dengan demikian, sekarang istana harem tidak lagi hanya menjadi tempat penuh selir, tetapi lebih sebagai pusat kekuasaan dan kontribusi bagi perempuan yang berada di dalamnya. Karena selir-selir yang diizinkan tinggal di istana harem Luo Binghe adalah selir-selir yang memiliki mimpi sendiri yang tidak bisa mereka wujudkan sebelum mereka menikah.

Awalnya, suasana konflik terjadi ketika Luo Bighe mengambil keputusan untuk membubarkan sebagian selir dan mengakomodasi mereka dalam struktur pemerintahan dan berbagai posisi lainnya. Namun, berkat tipu muslihat dan bujuk rayu Luo Binghe, yang mampu merangkul selir-selir yang memiliki ambisi masing-masing, situasi itu mulai mereda. Upaya penuh semangat dari para selir utu membuat keputusan Luo Binghe tidak hanya diterima, tetapi juga dapat diimplementasikan dengan baik.

Luo Binghe merasa puas dengan keputusannya, sehingga bisa memberikan sentuhan ketenangan pada suasana istana, kecuali bagi Qin Wanrong dan Sha Hualing. Keduanya sering kali menjadi penyebab konflik, menciptakan ketegangan di istana. Qin Wanrong cenderung menciptakan keributan melalui berbagai perkelahian, hinaan atau yang lain-lainnya yang masih dapat diatasi dengan baik oleh Luo Binghe. Namun, hal berbeda terjadi dengan Sha Hualing. Dengan kepintaran dan kelicikannya, dia sering mencoba memicu konflik secara halus, menyembunyikan keterlibatannya dengan baik. Hal ini kerap membuat Luo Binghe terkadang merasa sakit kepala, yang akhirnya merasa perlu menempatkan beberapa mata-mata di sekitar Sha Hualing tanpa diketahui olehnya. Tidak hanya Sha Hualing saja, Luo Binghe juga menempatkan mata-mata pada seluruh istrinya, baik istri-istri yang dia kirim ke daerah atau istri-istri yang tinggal di ibu kota saat ini.

Saat ini, Luo Binghe yang tengah sibuk dengan kertas kertas yang harus dia periksa. Disana dia ditemani Mobei-jun dan juga Zishu yang tengah memakan kue.

Merasa penat, Luo Binghe melepaskan pena ditangannya lalu melakukan peregangan. Dia menatap sang putra yang asyik dengan kue-kue nya. Luo Binghe lalu berdiri meninggalkan pekerjaan nya diatas meja, menuju Zishu dan duduk di samping kanannya.

"Enak?" tanya Luo Binghe.

Zishu menatap ayahnya dengan kue dikedua tangannya, lalu tersenyum, "Enak, tapi lebih enak buatan ayah." Jawab Zishu.

"Makan dengan baik" ucap Luo Binghe sambil mengelus rambut halus putranya.

"Emmm."

Zishu memakan kue itu perlahan.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang