Pembicaraan antara Luo Binghe dan Luo Chuhe terus berlanjut. Memang keputusan yang baik untuk melibatkan Luo Chuhe dalam rencana Luo Binghe.
"Jadi perkamen apa yang ingin ayah ambil dari permaisuri Cha?" Tanya anak laki-laki yang beberapa tahun lagi akan menginjak usia dewasa itu.
"Ayah hanya bisa mengatakan itu adalah perkamen kelahiran dewa dan iblis. Ciri khas perkamen itu dilihat dari simbol ini, pada gulungan nya." Ujar Luo Binghe sambil memperlihatkan sebuah gambar suatu simbol.
"hmm.. baiklah aku mengerti, aku akan mendapatkan perkamen itu." Ucap chuhe tanda setuju dengan tugas yang Luo Binghe berikan.
Luo Chuhe tampak masih memperhatikan dengan seksama simbol pada kertas yang Luo Binghe berikan sampai sebuah pertanyaan meluncur dari mulut Luo Binghe.
"Tadi kau bilang pernah melihat lukisan Shen Qingqiu, dimana kau melihatnya?" Tanya sang lord iblis itu.
"Di reruntuhan kuno, perbatasan wilayah Dajin dan dunia iblis Utara." Jawab Chuhe.
Luo Binghe mengernyit, dia penasaran dan bertanya lebih jauh lagi. "Bagaimana lukisan itu ada disana?" Ujarnya. Luo Chuhe tampak berpikir seolah sedang memilah jawaban seperti apa yang akan dikatakan oleh mulutnya itu. Sampai akhirnya dia menjawab, "Aku tidak tahu pasti bagaimana lukisan itu disana, tapi itu bukanlah lukisan Shen Qingqiu, sebenarnya itu lukisan wajah mirip Shen Qingqiu."
"Usia lukisan itu sangat tua mungkin sampai ratusan tahun. Jadi tidak mungkin itu Shen Qingqiu. Tapi bawahan yang pergi bersama ku saat itu mengatakan kalau lukisan itu mirip Shen Qingqiu. Awal nya aku tak percaya, tapi ternyata bawahan ku itu dulunya mantan murid puncak Qinjing yang sudah lulus terlebih dahulu ketika ayah baru masuk ke sekte itu. Jadi pasti dia pernah bertemu Shen Qingqiu secara langsung. Tak ada alasan juga dia berbohong padaku." Tambah Chuhe.
Luo Binghe tampak berpikir sejenak," Lalu dimana lukisan itu sekarang? Apakah masih berada di reruntuhan itu?"
"Ya lukisan itu masih disana, aku tidak bisa menyentuhnya. Lukisan itu dilindungi oleh barier terkutuk."Ujar pria muda itu.
"Itu sangat ganjil sekali." Gunam lau Binghe pelan.
"Lalu apa rencana mu? Aku yakin kau tak akan membiarkan nya begitu saja kan?" Tanya Luo Binghe sambil menatap sang putra dengan tatapan menyelidik.
Luo Chuhe yang mendapatkan tatapan penuh selidik dan curiga sang ayah, hanya tersenyum licik seolah dia sudah mempersiapkan semua rencana licik nya dengan baik dan Luo Binghe tidak memiliki kesempatan untuk menghentikannya. "Aku yakin ayah juga penasarankan. Maka sebagai anak yang berbakti aku akan menerjemahkan perkamen dari permaisuri Sha sebelum aku menyerahkan nya pada ayah." Luo Binghe yakin ucapan Luo Chuhe bukanlah main-main. Dari suara nya yang terdengar begitu yakin pasti anak itu mampu membaca tulisan kuno dalam perkamen itu.
"Oh iya ayah aku akan menambahkam satu syarat untuk tugas ini." Begitu kata-kata itu keluar Luo Binghe sudah menduga nya. Mana mungkin putranya ini akan mengerjakan tugas dari nya dengan sukarela. Luo Binghe hanya mampu menjawab, "baiklah apa itu?".
Luo Chuhe tersenyum puas, lalu berkata, "Biarkan Zishu ikut denganku ke reruntuhan kuno itu."
"TIDAK." Luo Binghe langsung menolak dengan keras syarat putranya itu. Wajah Luo Binghe mengeras mencoba menahan amarahnya.
"Ayolah ayah. Kau tidak akan mengingkari ucapanmukan." Ujar Luo Chuhe santai.
"Tidak sekali tidak ya tidak. Kau ingin membahayakan adikmu ya."ujar Luo Binghe keras.
Luo Chuhe menggeleng, "tentu saja tidak. Aku membawanya untuk memecahkan teka-teki di sana. Jika ayah ragu, ayah juga bisa ikut, mobei Jun juga."
"Ah kalau kau masih khawatir kita bisaa membawa saudara-saudara ku yang lain. Bagaimana ayah?" Tanya Luo Chuhe.
Luo Binghe ingin menolak usulan putranya itu. Jika pun dia ikut, Luo Binghe masih khawatir dengan keselamatan Zishu. Dia tidak bisa untuk memikirkan berbagai kemungkinan yang terjadi nantinya jika mereka pergi ke reruntuhan. Bagaimana jika Zishu tersesat dan terpisah dengannya ketika masuk rerentuhan. Atau kemungkinan buruk lainnya. Setiap urusan menyangkut Zishu, Luo Binghe selalu khawatir berlebihan, selamanya dia ingin mengurung saja putra lucunya itu. Tapi itu tak mungkin juga dia lakukan, Karena itu akan membuat Zishu sedih. Selain itu jika dia setuju, mungkin Luo Binghe dapat menemukan petunjuk tentang Shen Qingqiu dan juga kekuatan Zishu. Mungkin reruntuhan itu memiliki informasi tambahan dan bisa dia manfaat kan. Syarat yang diajukan Luo Chuhe sebenarnya tidak buruk. Dia bisa mendapatkan informasi sekaligus mengajak Zishu jalan-jalan ke luar. Luo Binghe terdiam begitu lama menimbang berbagai hal. Sampai pada keputusan nya.
"Baiklah aku mengizinkan Zishu ikut dgn mu dan sesuai perkataan mu aku, mobei Jun dan saudara-saudara mu yang juga harus ikut." Ujar Luo Binghe.
Luo Chuhe tersenyum lalu mengulurkan tangan kanannya ke depan, "jadi kita sepakat kan ayah." Ucap anak muda itu dengan wajah tersenyum seolah puas dengan apa yang didapatkan nya saat ini. Luo Binghe hanya bisa menghela nafas pelan sebelum ikut menjabat tangan sang anak tanda kesepakatan mereka.
"Baiklah sepakat."
![](https://img.wattpad.com/cover/325291417-288-k836344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Green Jade
عاطفيةLiontin Hijau yang Luo Binghe kira sudah menghilang dan hancur, justru kembali ke tangannya melalui seorang pria tua yang mengaku sebagai pelayan Shen Qingqiu. Pria itu juga mengantarkan hal lain yang tak pernah Luo Binghe sangka. Hal yang menurutny...