23

756 84 1
                                    

Suasana menjelang siang, tetapi matahari seolah tak bisa menembus kegelapan yang terlihat masih menyelimuti langit diatas sebuah reruntuhan kuno. Terdengar suara angin berdesir di antara puing-puing reruntuhan. Sekidit cahaya yang mampu menyelinap melalui celah-celah tembok batu yang runtuh, seolah memperlihatkan bayangan-bayangan yang menyeramkan. Udara dingin yang mengisi setiap sudut dan ruang sekitar reruntuhan itu menambah sensasi misteri yang terasa begitu kuat. Tanah dan debu menutupi lantai dengan kerangka-kerangka yang sudah lama mati terbaring, memberikan aroma keretakan waktu yang mencekam serta kesan dari jejak-jejak kehidupan dan kejayaan masa lalu yang kini hanya menjadi kenangan. Reruntuhan itu terlihat menguarkan aura suram dan mistis tapi juga indah disaat bersamaan. keindahan yang terselip yang membawa kesan dari peradaban kuno dengan kisah-kisah yang seolah tak pernah terlupakan.

Tepat di depan reruntuhan yang mengesankan itu, berdiri sosok pemuda kecil dengan penampilan yang agak lebih matang dengan ekspresi wajahnya yang cerdik dan sedikit menantang. Rambut hitam yang tertata rapi dengan mata tajam yang menggambarkan kecerdasan. Sosok anak dengan dengan kecerdasan dan daya pikirnya yang tajam mengilhami orang lain untuk menghormatinya tak lain adalah Luo Chuhe. Dia berdiri paling depan seolah memimpin rombongan.

Disampingnya, berdiri sang ayah Luo Binghe dengan wajah maskulin seolah dipenuhi dengan kehangatan dan ketegasan tengah menggendong adik kecilnya. Luo Zishu masih sama menawannya  dengan wajah yang penuh dengan kepolosan dan mata yang berbinar-binar dengan rasa keingintahuan. Dalam balutan pakaian sutra halus dengan warna biru tua, lengan panjang baju yang terbuka di bagian pergelangan tangan. Dan bulu rubah yang lembut melingkar di sekitar leher putihnya.

Di belakang mereka tak lupa berjajar saudara-saudara yang lain dimulai dari Luo Yue Qi, Luo Anhe, Luo Qingge dan Luo Xue Ji. Tak tertinggal sang tangan kanan sang raja iblis yaitu lord wilayah iblis utara Mobei-jun. Sosok-sosok dengan segala keunikan dan kepribadian mereka masing-masing, berdiri teguh di depan reruntuhan yang menyimpan misteri masa lalu.

"Waw reruntuhan yang luar biasa." Zishu mengungkapkan kekagumannya begitu melihat kemegahan reruntuhan didepannya. dan tentu saja itu membuat Luo Chuhe tersenyum dengan sombong seolah membanggakan temuannya itu. Lainnya halnya dengan Luo Binghe, justru dia menatap heran putra kecilnya itu. Sangat jelas sekali reruntuhan di depan mereka itu begitu mencekam dan terasa hawa negatif yang kental apalagi cahaya yang seolah sulit tembus menambah kesan menyeramkan reruntuhan itu. Harusnya kalau anak-anak biasa akan ketakutan tapi Zishu malah terlihat sangat antusias. Lihatlah pandangan penuh memuja Zishu pada sang kakak Luo Chuhe seolah dia melihat seorang penyelamat.
Tapi jika Luo Binghe pikirkan lagi anak-anak yang selalu bersama Zishu memang tidak ada yang normal sama sekali. Bahkan untuk ukuran putranya yang paling kalem pun Luo Yue Qi saja punya kebiasaan yang aneh. Sudahlah Luo Binghe tidak mau memikirkan kelakuan aneh anak-anaknya itu.

"Chuhe Gege, harta apa yang akan kita cari disini?" Tanya Zishu kecil.
"Kita ambil saja apa yang kita temukan nanti, yang penting kita kesini untuk melihat lukisan ibu mu."jawab Chuhe. Zishu sedikit memiringkan kepalanya kearah baru Luo Binghe. "Lukisan mama Zishu??" Ujarnya heran.

Luo Chuhe tersenyum lalu menjawab," ya lukisan mama Zishu, kita perlu melihat nya lagi apa itu benar lukisan mama Zishu atau bukan. Zishu penasaran tidak??"

"Emm,. Zishu ingin liat." Angguk Zishu dengan semangat.

"Di tempat ini pasti penuh jebakan." Ujar Luo anhe tiba-tiba.
"Tentu saja pasti banyak jebakan, kau ini mengatakan sesuatu yang sudah pasti saja." Sindir Luo Qingge.
Sementara itu, tidak hanya Luo Chuhe dan Zishu saja yang bersemangat, satu satunya perempuan diantara mereka juga tak kalah semangat. Terlihat dari bibir Luo Xue ji yang terus tersenyum dan sesekali terkekeh. Dan rasanya bagi Luo Yue Qi suara kekehan Xue ji terdengar tidak normal. "Hehe sisa-sisa jebakannya akan aku ambil, lumayan bisa buat nangkap di bajingan Qingge." Gunam Xue ji pelan. Tetapi Yue Qi masih mendengar gumamannya. Dia hanya bisa menghela nafas saja dengan kelakuan Xue ji yang selalu mengganggu Qingge begitu juga sebaliknya. Bahkan hutan dekat dan taman dekat istana permaisuri Liu, lebih tepatnya sekitar istana Luo Qingge dipasang penuh dengan jebakan. Dan ya siapa lagi yang memasangnya sekalain Xue ji. Terkadang Yue Qi dan An he sesekali terkena jebakan Xue ji. Bahkan saudara mereka yang lain pun banyak yang terjebak. Sampai saat ini hanya Luo Chuhe saja yang tak pernah termakan jebakan Xue ji. Jika Xue ji pandai membuat jebakan maka Chuhe pandai menghindari jebakan. Yue Qi harap saudara saudara nya itu bisa sedikit tenang dalam ekspedisi mereka di reruntuhan ini.

Semua orang telah bersiap di depan gerbang masuk reruntuhan, dipimpin oleh Luo Chuhe mereka mulai melangkah masuk ke dalam reruntuhan.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang