34

627 53 3
                                    

Masuk ke reruntuhan saat ini hampir tidak mungkin. Luo Binghe sangat membutuhkan informasi tambahan mengenai kemungkinan lokasi relik itu. Namun, Dia tidak memiliki sumber informasi yang relevan. Selain itu, masalah yang paling merepotkan adalah setiap ruangan di reruntuhan itu seakan hidup dan selalu mengalami perubahan, menjadikannya seperti labirin yang terus berubah setiap saat.

Shifeng juga tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang reruntuhan itu. Di samping itu, Luo Chuhe hanya dapat mengandalkan ingatannya akan rute yang mereka tempuh sebelumnya, namun dia sadar bahwa kemungkinan besar rute itu telah berubah sejak terakhir kali mereka melalui area tersebut. Mereka menyadari bahwa mencoba rute baru dengan sembrono akan sangat berisiko, mengingat ketidakpastian dan potensi bahaya yang mungkin mengintai di sepanjang jalan.

Dengan rasa frustasi dan keputusasaan, ketiganya akhirnya hanya bisa menghela nafas panjang. Kesulitan yang mereka hadapi tampaknya tidak memiliki solusi yang jelas, dan mereka terpaku dalam situasi yang penuh ketidakpastian.

Yue Qi melihat mereka bertiga yang menghela nafas, lalu dengan hati-hati menyerahkan adik kecil yang ada dipangkuannya kepada Xue Ji. Ia bangkit dengan mantap, melangkah menuju ketiga orang yang tampak putus asa karena mereka terjebak dalam situasi tanpa solusi yang jelas.

"Apakah ayah menemukan sesuatu?" tanya Luo Yue Qi, mencoba mencari kabar baik dalam ekspresi wajah mereka.

Luo Binghe menjawab, "Ya, kami berhasil menemukan potongan puzzle terakhir dari perkamen-perkamen ini, tetapi sayangnya, potongan terakhir tersebut kemungkinan besar terletak di dalam reruntuhan itu."

"Ya, dan kami sulit untuk kembali masuk. Terlalu banyak risiko, dan selain itu, kami tidak memiliki informasi tambahan untuk melangkah lebih jauh," timpal Luo Chuhe dengan nada cemas.

Yue Qi meresapi berita tersebut. Ia tahu bahwa situasi ini memerlukan pemikiran cermat dan rencana yang matang. Dengan tegas, ia berkata, "Kita perlu mencari solusi lain. Tidak mungkin kita menyerah begitu saja. Saya yakin ada cara untuk mengatasi semua ini."

Yue Qi tiba-tiba teringat sesuatu ketika menyentuh dinding kuil. Meskipun itu hanya ilusi, tetapi dia merasakan dengan jelas tekstur dinding kuil itu. Dia ingat bagaimana saat itu ia menyentuh permukaan yang tipis dan tidak rata, namun polanya tidak terlihat dengan jelas kecuali disentuh langsung.

"Tunggu, apakah tekstur dinding yang kusentuh membentuk pola tertentu?" batin Yue Qi. Tanpa ragu, ia segera mengambil kertas dan tinta, lalu duduk di samping Chuhe. Dengan hati-hati, Yue Qi mulai menggores tinta sambil berusaha mengingat dengan detail pola tekstur dinding kuil itu.

Luo Chuhe, yang penuh rasa ingin tahu, membungkuk untuk melihat apa yang sedang ditulis oleh saudaranya. Hal yang sama dilakukan juga oleh Luo Binghe dan Shifeng. Ketiganya diam, menahan diri untuk tidak mengganggu konsentrasi Yue Qi, mengingat ekspresi serius yang terpancar dari wajahnya. Mereka sepakat bahwa apa yang sedang digoreskan di atas kertas itu tampaknya sangat penting.

Goresan tinta Yue Qi semakin terdefinisi dengan jelas, membentuk suatu pola yang mirip denah. Luo Chuhe, yang memperhatikan sejak awal, membelalakan matanya terkejut. Tanpa ragu, ia segera mengambil hasil gambar Yue Qi begitu sang seniman selesai, menyelidiki setiap detail dengan seksama.

"Ini dia," seru Luo Chuhe dengan sukacita, menempatkan gambar hasil karya Yue Qi di tengah meja.

"Aku yakin ini adalah gambar denah dasar reruntuhan itu," tambah Luo Chuhe.

Luo Binghe dan Shifeng yang mendengar pernyataannya terkejut, segera memusatkan perhatian pada gambar tersebut.

"Apakah ini benar, Yue Qi?" tanya Luo Binghe.

"Mungkin, Ayah. Aku hanya menggambarnya berdasarkan ingatanku saat menyentuh tembok kuil ilusi itu," jelaskan Yue Qi.

"Jadi, ini terukir di tembok tersebut?" tanya Chuhe.

"Ya, tapi sangat tipis dan hanya bisa terlihat jika kau menyentuh tembok itu secara langsung," jawab Yue Qi.

"Ini mungkin merupakan gambaran dasar atau inti dari reruntuhan tersebut, tetapi bukankah reruntuhan selalu mengalami perubahan di setiap ruangannya?" ucap Yue Qi.

"Dage benar, tetapi sekarang kita dapat memprediksi hal tersebut. Setiap perubahan pasti memiliki titik utama atau pola tertentu yang merujuk pada pusat. Dengan denah ini, setidaknya kita akan sedikit lebih aman saat memasuki reruntuhan itu lagi," jelas Luo Chuhe.

"Jadi kita bisa masuk lagi?" tanya Luo Binghe memastikan.

"Ya Ayah, tapi beri aku dan  Dage waktu setidaknya 2 minggu untuk memecahkan pola dan rutenya terlebih dahulu," jawab Chuhe.

"Kau yakin hanya butuh 2 minggu."

"Aku yakin sekali Ayah." yakin Luo Chuhe.

Luo Binghe menghela nafas lega. "Ya, aku harap bisa mendengar kabar baik dari kalian berdua."





Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang