01

4K 407 11
                                    

Tumpukan laporan memenuhi meja kerja Luo Binghe seolah tak ada habisnya. Coretan tinta hitam terus bergerak memperoses setiap laporan. Luo Binghe dengan sabar membawa setiap laporan yang ia terima dengan seksama. Bagaimanapun dia harus menjalankan kewajibannya sebagai penguasa salah satunya itu ya memproses laporan bawahannya.

Luo Binghe merasa lelahpun, meletakkan kuasnya dan bersandar pada sandaran tempat duduknya. Menutup matanya dengan lengan kanannya. Seketika kenangan 9 bulan yang lalu saat dia mengunjungi dimensi lain terlintas kembali. Secara tidak sadar Luo Binghe menggigit bibirnya dengan keras dan menimbulkan bekas lecet. Luo Binghe tak bisa menahan rasa sedih, putus asa dan bingung yang menerpa dirinya.

Luo Binghe tahu bahwa dirinya bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan kecuali satu hal, dan itu adalah Shen Qingqiu. Dia tak pernah mendapatkan Shen Qingqiu dengan benar. Hanya setumpuk penyesalan yang menghinggapinya saat ini. Kenapa dia dulu tidak memaksa Shen Qingqiu berbicara kenapa dia begitu berlaku kejam padanya saat masih menjadi muridnya. Kenapa Shen Qingqiu tidak bisa memperhatikannya sedikit saja. Kenapa lagi kenapa?

Luo Binghe ingin bertanya tapi percuma Shen Qingqiu sudah mati dan dengan kejamnya Luo Binghe membuang mayatnya Shen Qingqiu sebagai pakan binatang liar. Saat melihat Shen Qingqiu dunia lain, Luo Binghe tidak bisa menahan dirinya untuk mengulurkan tangan, membujuk Shen Qingqiu lain untuk ikut dengannya. Berjanji bahwa Luo Binghe akan selalu memperlakukannya dengan baik, memberikannya apapun dan segala yang dia miliki. Tapi sekali lagi bahwa Shen Qingqiu dunia lainpun menolaknya. Mengapa ? apa yang kurang darinya? kenapa semua Shen Qingqiu menolaknya? Luo Binghe tidak bisa menerima itu. Ini tidak adil untunya. Tapi apa yang bisa dia perbuat. Saat Shen Qingqiu lain menyuruhnya pulang dan mengatakan bahwa mungkin ada yang menunggunya di rumah. Tapi rumah mana. Luo Binghe memang memiliki banyak wanita yang menunggunya tapi Luo Binghe tak pernah benar-benar memiliki perasaan kasih tulus untu mereka.

Liu Mingyan hanya wanita yang dia hormati, Sha hualing hanya wanita yang berjasa padanya, Ning Yingying hanya wanita yang berbuat baik padanya dan yang lainnya hanya pernikahan politik, atau balas budi  serta hiasan untuknya. Tidak ada yang hati Luo Binghe harapkan untuk menyambutnya.

Ditengah lamunan Luo Binghe suara ketukan pintu diiringi permintaan masuk dari Mobei Jun menyadarkannya. Luo Binghe kembali duduk dengan tegak dan mempersilahkan Mobei Jun untuk masuk. Mobei Jun berdiri dihadapan Luo Binghe lalu menyodorkan sebuah liontin giok diatas meja. Luo Binghe menatap heran Mobei Jun.

"Lord Luo, ada seorang pria tua tak dikenal didepan gerbang istana memaksa masuk untuk menemui anda. Prajurit yang berjaga sudah menghalangi dan mengusirnya tapi dia tetap tidak pergi. Saya menemui pria tua itu dan dia menyerahkan liontin. Dia berkata bahwa anda akan bersedia menemuinya begitu melihai liontin itu." ungkap Mobei jun dengan panjang. Ya ini bisa disebut salah satu kalimat terpanjang Mobei Jun

Perhatian Luo Binghe seketika langsung tertuju pada liontin itu dan meraihnya. Dia memperhatikan detail liontin itu, sampai tiba-tiba matanya terbelalak kagek.

"Ini persis Liontin giok ibuku, tidak-tidak ini memang liontin gion ibuku. Bagaimana bisa liontin ini masih ada dan utuh."

Luo Binghe langsung menatap Mobei Jun. "Antar pria tua itu sekarang juga padaku."

Sementara itu seorang pria tua masih dengan setia menunggu di depan gerbang istana Huan hua dengan tangan kanannya menggenggam tangan kecil seorang anak berusia mungkin sekitar 5 tahun yang tertutup oleh jubah hitam. Sehingga wajah anak itu terlihat jelas karena tertutupi.

Mobei Jun telah kembali ke depan gerbang istana, prajurit jaga memberi hormat padanya. "Ikut, Lord Luo akan bertemu denganmu." Singkat Mobei Jun.

Pria tua itu tersenyum lalu berjalan dengan menuntun pelan anak kecil disampingnya mengikuti Mobei Jun. Mereka dibawa ke ruang kerja Luo Binghe dan berdiri dihadapannya.

"Salam Lord Luo" hormat Pria tua itu.

"Langsung saja siapa kau? dan bagaimana kau memiliki liontion giok ibuku?" tanya Luo Binghe langsung.

"Mohon maaf sebelumnya, Lord Bolehkah kita berbicara secara pribadi?" Ucap pria itu sambil mengalihkan matanya sejenak menatap Mobei Jun. mengisyaratkan bahwa pria tua itu ingin Mobei Jun keluar.

Akan tetapi Luo Binghe justru semakin curiga, "Katakan saja, Mobei Jun adalah orang kepercayaanku dia tidak akan membocorkan apapun atau mengkhianatiku."

Awalnya pria tua itu ragu, lalu menarik nafas dan menghembuskannya pelan.

"Perkenalkan Lord Luo, nama saya adalah Shifeng, dan saya adalah pelayan yang melayani Tuan Shen Qingqiu." Mendengar nama Shen Qingqiu diucapkan oleh pria tua dihadapannya membuat Luo Binghe sejenak terkejut. lalu bertanya dengan nada tajam.

"Kau berkata jujur?"

"Saya berkata jujur, Lord."

"Lalu apa tujuanmu datang kemari? dan kenapa kau memiliki liontin giok ibuku?" tanya Luo Binghe.

"Menjawab Lord. Saya kemari untuk mengantarkan titipan terakhir dari Tuan Shen untuk anda. Tentang liontin giok, itu diberikan oleh Tuan Shen pada saya dan saya disuruh untuk menunjukkan liontin itu pada anda agar saya dapat menemui anda." Jelas Shifeng.

Luo Binghe tertegun, bagaimana bisa Shen Qingqiu memilki liontin giok yang telah hilang itu dan apa yang dimaksud dengan titipan darinya.

"Bagaimana Shen Qingqiu memilki liontin ini?"

"Yang rendah ini tidak tahu Lord."

Luo Binghe menghela nafas, sepertinya pria tua dihadapannya juga tidak mengetahui hal itu.

"Lalu apa yang Shen Qingqiu titipkan untukku?"

"Lord, anak ini adalah titipan Tuan Shen untuk anda." Shifeng mendorong pelan balita kecil itu kedepan dengan lembut. Luo Binghe seketika sadar akan kehadiran balita dihadapannya dan langsung menatap balita yang terbungkus jubah itu dengan pensaran.

"Putra kandung anda dan tuan Shen."

Pernyataan Shifeng membuat Luo Binghe dan Mobei Jun membelalakan mata mereka terkejut tak percaya. Amarah seketika mendatangi Luo Binghe. "Omong kosong apa yang kau katakan, beraninya kau menipuku."

"Lord, saya tida berbohong. Tolong lihat anak ini dengan cermat."

Shifeng langsung membuka penutup kepala sekaligus jubah yang membungkus balita kecil itu. Tampaklah wajah indah menawan, kulit yang halus, putih dan lembut dengan mata hijau yang jernih dan rambut dengan surai putih keperakan serta di dahi anak itu ada tanda api yang sama persis dengan Luo Binghe.

Wajah Luo Binghe begitu kentara akan keterkejutan dan matanya bergetar hebat. Begitu pula Mobei jun walau wajahnya terlihat datar tapi keterkejutan dapat terlihat dari matanya. Luo seketika linglung, lantas berdiri meninggalkan tempat duduknya dan langsung menuju anak itu. Luo Binghe menunduk menyesuaikan tinggi badannya dengan balita itu. Tangan Luo Binghe bergetar dan mencoba menyentuh pipi cubby balita dihadapannya. Lembut sangat lembut itulah yang Luo Binghe rasakan ketika menyentuh pipi kemerahan itu.

Balita kecil itu seketika tersenyum lebar dan berkata, "Papa, senang bertemu denganmu."

Air mata Luo Binghe tiba-tiba menetes tanpa sebab. Dia masih dalam keterkejutannya.

Bagaimana bisa wajah balita dihadapannya sangat mirip dengan Shen Qingqiu?

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang