15

1.2K 163 2
                                    

Hari ini Zishu sedang berkunjung di istana pribadi Liu Mingyan. Dia datang bersama dengan Shifeng untuk mengobrol sekalian mendiskusikan pendidikan Zishu kedepannya. Karena sekarang Liu Mingyan yang bertanggung jawab atas pendidikan Zishu sebagai ibu angkatnya yang baru. Mereka Sekarang tengah duduk santai di sebuah paviliun kecil samping danau di istana Liu Mingyan.

"Aku berencana memberikan pendidikan etika bangsawan beserta beladiri untuk Zishu. Bagaimana menurut mu Shifeng." Tanya Liu Mingyan.

"Menjawab yang mulia. Yang rendah ini sependapat dengan anda. Akan tetapi untuk beladiri pangeran Zishu hanya akan belajar teknik pedang secara fisik saja yang mulia." Ujar Shifeng.

Liu Mingyan mengerutkan keningnya, "Kenapa hanya teknik pedang fisik saja?"

"Ampun yang mulia, pangeran Zishu memiliki fisik yang berbeda dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Sehingga diperlukan pengajaran khusus untuk beladiri dan kultivasinya." Jawab Shifeng.

"Apa karena itu Lord Luo sangat menjaga anak ini." Ujar Liu Mingyan sambil menatap Zishu yang hanya fokus dengan kue-kue yang dimakannya.

"Benar yang mulia, pangeran Zishu terlahir dengan tubuh yang lemah. Maka dari itu kultivasi yang dibentuknya haruslah hati-hati." Tambah Shifeng.

Liu Mingyan mengangguk, baginya Luo Zishu adalah anak yang tidak biasa walapun dia terlihat lemah dan lembut. Meskipun identitas Zishu telah diumumkan secara resmi oleh Luo Binghe. Entah kenapa Liu Mingyan masih merasa ada banyak hal yang masih tersembunyi tentang Zishu. Tapi Liu Mingyan tak ingin repot-repot mencari tahu itu, melihat suaminya yang protektif terhadap bocah Zishu ini membuat Liu Mingyan yakin meskipun dia mencari tahu tentangnya itu akan menjadi hal yang sia-sia. Jadi lebih baik Liu Mingyan menikmati perannya sebagai ibu anak itu. Lagian Liu Mingyan senang dengan Zishu yang tidak seperti anak lainnya atau bahkan anak-anaknya yang kebanyakan gila bertarung apalagi Luo Qingge, anak itu benar-benar mengingatkan Liu Mingyan pada kakaknya yang sudah mati. Sifat dan kepribadian Luo Qingge hampir mirip dengan kakaknya itu meskipun dalam beberapa hal mereka tidak sama.

Menurut Liu Mingyan, Zishu anak kecil yang kalem dan tak akan berbuat ulah, tenang, anggun dan manis. Benar-benar anak idaman yang Liu Mingyan inginkan. Sayangnya ia tak dikaruniai anak seperti itu.

Liu Mingyan memperhatikan Zishu yang tengah memakan kue di hadapannya dengan penuh semangat, ditambah mata bulat besarnya yang berbinar-binar. Sekali lagi hari Liu Mingyan tertangkap oleh keimutan Zishu. Liu Mingyan bahkan meremas jari-jari tangannya dibawah meja, mencoba untuk mengendalikan dirinya agar tak menerjang sosok imut dihadapannya itu. Kalau Liu Mingyan lepas kendali itu akan membuat bocah imut dihadapannya ketakutan dan bila Luo Binghe mengetahuinya, nanti dia tidak akan diizankan lagi untuk menemui Luo Zishu.

"Bagaimana kuenya Zishu? apakah enak?" tanya Liu Mingyan sambil mencoba menenangkan dirinya.

Zishu mengangkat wajahnya menatap Liu Mingyan lalu memiringkan kepalanya sedikit ke sebelah kiri kemudia tersenyum lebar, "Ini sangat enak sekali A-niang." jawab Zishu dengan gembira.

Liu Mingyan tersenyum mendengarnya. "Ahhhh kenapa anak ini manis sekali."batin Liu Mingyan.

"Syukurlah jika Zishu suka. Jika Zishu ingin yang lainnya beritahu A-niang. A-niang akan mencarikannya untuk Zishu." Ujar Liu Mingyan.

Zishu mengangguk dengan lucunya, "Baik A-niang."

Keduanya mengobrol ringan dimulai dari Liu Mingyan bertanya apa makanan favorit Zishu, warna kesukaanya dan lain-lain. Hal ini membuat keduanya larut dalam percakapan seolah mereka telah dekat padahal ini baru kedua kalinya Zishu bertemu Liu Mingyan. Shifeng yang terabaikan, hanya tersenyum melihat keakraban pangeran kecil yang dilayaninya dengan sosok wanita yang merupakan ibu tirinya sendiri. Shifeng lebih memilih menonton kedunya sambil menyesap secangkir teh hangat.

Tiba-tiba ada suara teriakan dari jauh terdengar.

"IBU."

Terlihat dari jauh seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang tengah berteriak. Kemudian berlari menghampiri paviliun tempat Liu Mingyan dan Zishu berada. Begitu sampai Liu Mingyan yang melihatnya langsung menegur.

"Qingge kau tak perlu berteriak seperti, Ibu mu ini tidak tuli." ujar Liu Mingyan.

Liu Qingge hanya mengusap belakang kepalanya dengan tersenyum, "Maaf ibu habisnya aku mencari ibu dari kemarin tapi baru ketemu sekarang."

Liu Mingyan hanya menggelengkan kepalanya lemah. "Memangnya ada apa kamu mencari ibu mu ini?"

"Aku..." perkataan Luo Qingge terhenti begitu matanya menatap atensi lucu yang tengah duduk di samping ibunya itu.

Luo Qingge langsung mengangkat tangannya dan menunjuk Zishu, "Kau ada disini?" Ujarnya

Liu Mingyan terheran, "Memangnya kenapa jika Zishu disini?" tanya Liu Mingyan.

"Ibu aku menemuimu untuk bisa bertemu anak ini, Nah karena anak ini sudah disini jadi aku gak perlu mencari ibu lagi." jawab Lou Qingge.

"Tapi tunggu aku harus memanggil Qi Dage, Anhe, Chuhe dan Ji mei-mei dulu." gunam Luo Qingge.

Dia langsung menunjuk Zishu sekali lagi, "Adik kecil tunggu disini oke, kakak mu ini akan memanggil saudara yang lain. Ingat jangan pergi dulu." Perintahnya. Kemudia Luo Qingge berlari pergi dan sesekali melihat kebelakang menatap Zishu sambil berteriak.

"Ingat adik kecil diam jangan kemana-mana tunggu aku kembali." teriaknya sambil pergi dengan berlari.

Zishu tertawa melihat tingkah saudaranya itu, sementara Liu Mingyan hanya memijat keningnya pelan, melihat kelakuan anaknya itu.

Green JadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang