1

3.1K 96 2
                                    

'tik'...

'tik'...

'tik'...

Bunyi jarum jam yang terus berputar dan menandakan waktu terus berjalan.Semburat jingga di langit telah berubah menjadi gelap.Sementara pria mungil itu masih terlihat sedang menimbang - nimbang sebuah kertas di tangan.Kelihatannya dia bingung harus melakukan apa terhadap kertas itu.Ya,itu adalah sebuah kertas undangan.

Pria manis itu bingung antara menghadiri atau tidak undangan itu.Dia jarang menghadiri sebuah pesta atau bahkan tidak pernah sama sekali.Dia juga tidak terbiasa dengan perkumpulan apalagi suasana pesta yang hingar bingar dan identik dengan keramaian.

Sebenarnya dia juga hampir bisa dikatakan tidak pernah menerima undangan seperti itu,mungkin karena lingkup sosialisasinya yang tidak terlalu luas sehingga orang - orang di sekitarnya tidak menyadari keberadaanya.

Tapi kali ini dia menerima sebuah undangan.Sesuatu yang benar - benar langka baginya.

"aahh,baiklah.Aku akan menghadiri pesta ini",akhirnya pria manis itu berhasil menyelesaikan kebingungannya dan memilih untuk menghadiri pesta yang tertera di undangan.

Pria manis itu beranjak dari duduknya dan menuju ke sebuah lemari kecil di sudut kamarnya.Dia membuka lemari itu dan berusaha memilih baju yang sesuai untuk dipakai ke pesta.

"huuh,apa baju ku terlalu memalukan yah??".Sebenarnya ini salah satu alasannya jarang menghadiri pesta.Baju-bajunya tidak ada yang pantas untuk ke pesta.Tapi mau bagaimana lagi,hanya itu yang dia punya.

Akhirnya dia memutuskan untuk memakai celana panjang longgar berwarna crame dan kemeja putih,tanpa riasan pada wajah.Pakaian terbaik yang dia punya.Pria manis itu melirik sekali lagi ke kaca dan berharap penampilannya tidak memalukan sang pemilik acara.

Karena alamat yang tertera di undangan itu tidak terlalu jauh,pria manis itu memilih untuk berjalan kaki.Mungkin untuk menghemat pengeluaran.

Meski tak terlalu jauh,itu cukup untuk menguras tenaga.Sekarang pria manis itu telah sampai di tempat tujuan.Ternyata pesta diadakan di club terkenal Seoul.Di depan pintu masuk berdiri dua orang body guard berbadan kekar yang siap berjaga.Melihat penampilan pria manis itu,mereka sedikit ragu tetapi setelah dia menunjukkan sebuah undangan,mereka lansung mempersilahkannya untuk masuk.

Hal pertama yang dia rasakan saat memasuki club adalah jantungnya yang bekerja dua kali lebih cepat karena bunyi dentuman musik yang sangat keras.

Pria manis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan,berusaha mencari orang yang dia kenal.Namun suasana club yang penuh akan tamu undangan bagaikan lautan manusia.Semuanya terlihat menyatu dan berbaur dengan musik yang dimainkan.Hal ini membuatnya semakin kesulitan.

"hei Na sini!!",tiba-tiba pria manis itu dikejutkan oleh sebuah suara yang memanggilnya.

"eeh Jen,maaf datangnya agak telat...",ternyata yang memanggilnya adalah orang yang dia cari,sang pemilik pesta.

"tidak apa Nana,datang sama siapa?", Lee Jeno melihat-lihat ke sekitar pria manis yang bernama Jaemin namun lebih akrab dipanggil Nana itu.

"sendiri Jen,maaf kadonya yang tadi pagi saja yah...",Jaemin merasa sedikit tidak enak melihat orang-orang yang baru datang meletakkan kado di atas sebuah meja dengan berbagai macam-macam ukuran kotak.Sementara dirinya tidak membawa apa-apa.

"kamu ngomong apa sih,aku tuh nunggu kehadiran mu,bukan kado.Tapi ngomong-ngomong,sapu tangannya bagus,aku suka.Lucu bangat kayak orang yang buatnya",Jeno mengatakannya sambil menarik kedua pipi mochi Jaemin temannya.

"sepertinya kau menyakiti teman mu baby",tiba-tiba Jeno dikagetkan oleh suara yang sangat familiar baginya dan lansung melepaskan tangan dari pipi Jaemin.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang