32

504 43 11
                                    

Mark menggenggam tangan Jeno saat akan memasuki sebuah ruangan VIP di restoran mewah ini. Di sana kedua orang tua mereka telah menunggu.

Entah kenapa Jeno merasa gugup. Pasalnya dia sudah lama tidak bertatap muka dengan sang bunda.

Si cantik menghela nafas sebelum pintu di hadapannya terbuka.

"Sayang...!",

Telinga Jeno langsung disapa oleh suara lembut sang bunda. Namun dia tertegun saat mata mereka bertemu pandang. Sang bunda seperti terkejut melihatnya.

Winwin berdiri memeluk buah hati semata wayangnya. Si cantik yang selalu menjadi kesayangannya. Namun hati sedikit mencelos saat melihat sang anak yang tampak lebih kurus.

Jeno terkekeh saat Winwin mengecupi setiap inci wajahnya.

Sementara Mark memalingkan wajah saat melihat adegan itu.

"Bagaimana kabar mu, sayang?",

"Seperti yang bunda lihat. Jeno baik dan bahagia", Jeno tersenyum lebar menutup luka di baliknya.

Taeyong ikut berdiri lalu memeluk Jeno.

"Kenapa kalian lama sekali Mommy sudah tidak sabar...",

"Taeyong biarkan mereka duduk dulu dan menikmati makanan ini...", Winwin menggeleng melihat sahabatnya yang tidak pernah berubah.

"Maaf telah membuat kalian menunggu...",

Mark menarik Jeno untuk duduk di sampingnya.

"Tidak apa-apa sayang, kami juga belum terlalu lama di sini", Winwin tersenyum senang pada calon menantunya.

"Ayo makan yang banyak sayang, Mommy sengaja memesan makanan kesukaan kalian",

Jeno tersenyum anggun membuat Taeyong merasa bangga memiliki menantu secantik ini.

Mereka terus bercengkrama ringan sembari menyantap hidangan lezatnya. Sesekali Mark menyuapkan Jeno yang mengundang tatapan bahagia dari kedua orang tua mereka.

"Bagaimana hubungan kalian ?",

Pertanyaan Winwin membuat atmosfer antara Mark dan Jeno menjadi canggung.

"Baik. Anak bunda cantik dan baik, aku beruntung memilikinya", Mark berbicara sambil menatap ke arah Jeno.

"Syukurlah kalian bahagia dengan hubungan ini, walaupun awalnya dijodohkan ", Winwin merasa senang tidak ada hambatan untuk niat baik mereka.

Mark terus menatap pada Jeno. Wajah cantik itu sungguh pandai mengendalikan ekspresi. Tersenyum indah meski menyimpan luka di baliknya. Mark dapat membaca itu dari pancaran netranya.

"Sebenarnya kami mengajak kalian ke sini bukan sekedar untuk makan malam, tapi membicarakan hal yang sangat penting",

Sepertinya Taeyong memang sudah tidak sabar untuk membahas topik inti pembicaraan mereka.

Winwin diam memerhatikan menyerahkan semuanya pada Taeyong.

"Kami ingin kalian menikah setelah kelulusan...",

Deg!

Jeno merasa jantungnya berhenti, dunia terasa beku dan berputar-putar pada ucapan Taeyong barusan.

Jeno melirik ke arah Mark yang hanya diam dan terlihat tenang. Mungkin Mark merasakan tangannya yang berubah menjadi dingin.

"Bagaimana?",

Taeyong menjadi bingung melihat Mark dan Jeno yang hanya diam.

"Baik",

"Bagus!", Taeyong kembali menjadi sangat bersemangat.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang