30

554 43 3
                                    

Jeno hanya memoleskan lips serum sehingga tidak merubah warna merona alami bibirnya. Tidak terlalu berdandan karena tidak ingin membuat pria yang sedang duduk di ruang tamunya menunggu lebih lama.

Ceklek!

Jeno keluar dari kamarnya.

Meski dia bilang hanya dandanan sederhana tapi mampu membuat pria yang sedang menunggunya ternganga.

"Hey...!",

Jeno memanggil sembari melambaikan tangan.

"So beautiful !",

Bukannya menyahuti panggilan Jeno, dia malah bergumam memuja betapa cantiknya lelaki di hadapannya ini. Terlalu cantik hingga rasanya mengalahkan seluruh figur cantik di dunia. Bukan berlebihan tapi memang begitulah nyatanya.

"Hyunjin, kenapa kau hanya memandangi ku?",

"Kenapa kau sangat cantik, Jeno?",

"Cih, sudah ayo!",

"Kau ingin kita kemana, cantik?",

Hyunjin berdiri di hadapan Jeno, bertanya tempat yang ingin dikunjungi.

"Anywhere...!",

Jeno mengedikkan bahu acuh, menyerahkan pada Hyunjin kemana tujuan mereka.

"Okay, let's go beauty!",

Drrt...!

Baru akan melangkah, ponsel Jeno telah berdering.

" Hallo...",

"Turun sekarang, aku menunggu di bawah!",

"Mark-",

Tuut!

"Ck...!",

Panggilan terputus begitu saja, membuat Jeno beraut masam.

"Ada apa Jen?",

Hyunjin mengernyit bingung melihat perubahan ekspresi Jeno.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa pergi dengan mu",

Jeno pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Hyunjin. Melangkah cepat bahkan sedikit berlari.

"Jen..., Jeno tunggu!",

Hyunjin menahan tangan Jeno untuk menghentikan langkahnya.

"Mark menunggu ku di bawah",

Jeno tampak merasa sangat bersalah.

Hyunjin tersenyum masam, genggaman di tangan Jeno terlepas begitu saja. Hatinya selalu berdenyut ngilu setiap Jeno mengucapkan nama Mark.

Dia hampir lupa bahwa prioritas Jeno hanyalah Mark .

Jeno menatap Hyunjin lalu menunduk tidak sanggup menantang tatapan kecewa pria itu. Jeno merasa sangat jahat karena selalu melukai perasaan Hyunjin.

Dengan cepat Jeno berlari ke bawah meninggalkan Hyunjin yang menatap sendu ke arahnya.

.

.

.

"Kenapa kau sangat lama?",

"Maaf, tadi ak-",

"Masuk!",

Di dalam mobil terasa sangat canggung dan asing. Tidak ada yang membuka suara, hening menguasai keduanya.

"Kita akan kemana?",

Jeno memberanikan diri, tidak tahan dengan suasana dingin yang terasa mencekik.

Mark melirik sekilas tanpa jawaban membuat Jeno mengangguk mengerti. Di antara mereka memang tidak ada apa-apa, hanya sebuah hubungan sandiwara yang terikat pura-pura.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang