6

931 43 0
                                    

"eungghh,hoaamm", Jeno menggeliat di tempat tidur sambil berusaha membuka kelopak matanya. Dia melirik ke jam beker di samping,ternyata sedikit telat bangun dari biasa.Mungkin karena kelelahan.

Jeno menguak selimut tebalnya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Jeno bersiap-siap untuk ke kampus.Meski visual dan fisik sudah sempurna, Jeno tetap saja bersolek agar selalu terlihat mempesona di samping Mark. Jeno selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk Mark.

Saat mengenakan sepatu, Jeno kembali teringat  akan temannya.

"apa Nana sudah pulang yah??", Jeno langsung bergegas mengambil tasnya dan juga tas Jaemin. Dia berniat langsung ke rumah Jaemin untuk memastikan keberadaan sahabatnya itu.

'ting'

Untung saja ponsel yang berada di atas nakas berdenting kalau tidak Jeno pasti sudah lupa membawanya.

Jeno mengambil ponselnya dan mengecek pesan yang masuk barusan.

'Cepat turun!!,aku sudah di basement'

Itu pesan dari Mark, Jeno jadi bingung.Sementara dia ingin menjemput Jaemin tetapi Mark sudah lebih dulu menjemputnya.

Tanpa pikir panjang, Jeno langsung berlari keluar apartement karena tidak ingin membuat Mark menunggu lebih lama.

Saat keluar dari lift, Jeno sudah melihat kekasih tampannya berdiri sambil menyandarkan tubuh ke mobil. Mark terlihat sibuk dengan ponsel sehingga tidak menyadari kehadiran Jeno.

"maaf sudah membuat mu menunggu", Jeno menyapa kekasihnya.

"masuk", Mark membukakan pintu mobil dan menyuruh Jeno masuk.

Jeno hanya menuruti perintah dan duduk di samping Mark. Jeno mengambil sabuk pengaman dan mengenakannya. Akan tetapi,pergerakkan tangannya terhenti karena dikejutkan oleh Mark yang tiba-tiba saja memagut bibirnya.

"hemmpphh,ummhh", Jeno berusaha menyeimbangi lidah Mark yang menari di dalam mulutnya. Mark menghisap kencang lidah Jeno sehingga membuatnya melenguh.

"eunghh,akhh", Jeno membolakan mata saat tangan Mark meremas dadanya dari luar hoodie yang dikenakan. Meski remasan Mark kali ini tidak terlalu kasar,tetap saja Jeno merasa nyeri di putingnya yang masih lecet.Bagaimana bisa sembuh,jika Mark selalu melakukan seperti ini pada tubuhnya.

"hummphhh,mmhhh", Jeno berusaha mendorong dada Mark karena pasokan oksigennya menipis.

"huh,huh,huh",Jeno terengah saat Mark melepaskan ciuman basah. Dia masih membuka mulutnya untuk menetralkan nafas. Bibirnya terlihat bengkak dengan sedikit saliva menetes di dagu.

"shit,tutup mulut mu Jen, jika kau tidak ingin permainan ini terus berlanjut", Mark merasa tidak tahan dengan keseksian bibir Jeno yang seperti ini. Terlihat mengkilap dan basah, sungguh sangat menantang.

Jeno sontak langsung memalingkan wajah dari Mark dan menghadap ke depan jalan.Mobil Mark sudah melaju dengan kecepatan normal.

Jeno hanya diam larut dalam pikiran yang menerawang ke arah sahabatnya.Rasa bersalah masih menyelimuti hati.

Sedangkan Mark terlihat fokus menyetir dan sesekali juga melirik ke arah kekasihnya.

Tak terasa,karena ditemani oleh kesenyapan dan kesunyian mereka sudah sampai di depan kampus.Mobil Mark bergerak perlahan ke arah parkiran.

Jeno tersentak, keriuhan dari mahasiswa membuatnya menyadari mereka telah sampai di kampus.

Mark keluar lebih dulu dan dengan coolnya membukakan pintu mobil untuk Jeno.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang