35

460 46 14
                                    

"Mark, kau serius dengan pertunangan itu?",

Sang kekasih bertanya sembari mengeringkan rambut, sepertinya mereka sehabis menikmati malam yang panjang.

Cih!.

Mark terkekeh mendengar pertanyaan itu hingga memancing kekesalan sang kekasih.

"Mark!",

"Jangan membahas yang tidak penting, sayang...", Menarik sang pujaan hati untuk duduk di pangkuannya.

"Ck, bagaimana tidak penting. Kau akan bertunangan Minggu depan!", Renjun memasang muka malas.

Shit!.

Mark hampir melupakannya.

"Sayang, itu hanya sebatas status. Kau tahu sendiri hati ku untuk siapa",

Rayuan maut yang mampu menciptakan rona merah di kedua pipi sang kekasih. Diiringi dengan kecupan-kecupan lembut di tengkuknya.

"Ish, geli...!",

Renjun sedikit menjauhkan lehernya.

Mark mengangkat kekasih mungilnya agar duduk berhadapan di atas pangkuan.

"I love you!",

"Aku tahu!",

"Always and forever...!",

Saling menatap intens, mengutarakan isi hati lewat tatapan yang begitu dalam. Renjun memutuskan terlebih dahulu, terlalu dalam hingga ia takut akan tenggelam dalam manik kelam itu.

Cup

Mark menarik dagu sang kekasih, memberikan kecupan lembut di ranum manisnya. Sesapan pelan mulai membuai, belaian penuh afeksi saling menggetarkan, menghantarkan pada gejolak gairah.

Drrrttt...!

Dering ponsel begitu lancang mengganggu dua sejoli yang sedang bercumbu.

Mark ingin mengabaikan namun saat melihat nama mommy yang tertera di layar ponsel membuatnya dengan enggan menghentikan cumbuan.

"Hallo Mom...!",

"Sayang..., Apa kau sedang bersama Jeno sekarang?",

Baru satu kalimat namun Jeno langsung muncul di dalamnya, Mark merasa jengah.

"Ya..., Ada apa?",

"Bagaimana dengan cincinnya?, Kalian suka?!",

Taeyong memang begitu matang menyiapkan segalanya.

"Bagus, Jeno suka. Hanya itu kan?, Aku tutup tel-",

"Tunggu!. Tolong berikan ponsel mu pada Jeno, ada yang ingin mommy katakan padanya....",

"Jeno sedang tidur...",

"Ah, baiklah. Mommy titip sama Mark saja, suruh Jeno jaga kesehatan ya nak...!",

"Nanti aku sampaikan!",

Tuut!

Tanpa menunggu jawaban sang mommy Mark lebih dulu memutus panggilan.

"Jeno lagi?",

Renjun yang sejak tadi mendengar, merasa muak kenapa ibu dari kekasihnya itu selalu membahas tentang Jeno.

"Aku harus pergi sekarang...",

"Menemui Jeno?",

"Maafkan aku...",

Sungguh Mark sangat menyesal saat melihat perubahan raut wajah Renjun. Menariknya ke dalam pelukan, mendekap erat sembari memberikan kecupan ringan di surai legamnya.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang