8

713 36 0
                                    

Dentum musik terdengar sangat memekakkan telinga ditambah lagi dengan kerumunan manusia yang membuat suasana di sana menjadi semakin panas.Berbagai macam tipe manusia ada di sini,meliuk-liukkan tubuhnya tanpa memandang gender.Semuanya telah menyatu dalam iringan lagu yang dimainkan.Lagu yang diputar pun lagu yang sangat sensual sehingga membuat orang-orang di sana semakin bergairah.

Itu adalah suasana di tengah-tengah club,sedangkan di sisi lainnya terlihat lebih tenang.Seperti yang dirasakan oleh seorang pria tampan yang duduk di sebuah sofa dengan santainya.Dia terlihat sendirian dan hanya ditemani oleh segelas wine di tangannya.

Pria tampan tersebut adalah Harvy sang pangeran kampus.Sangat aneh jika melihatnya sendirian karena biasanya dia selalu dikerumuni oleh submisif maupun cewek cantik.Sebenarnya sudah sangat banyak dari tadi cewek-cewek yang berusaha mendekatinya tetapi ditolak mentah-mentah oleh Harvy.

Harvy menyesap minuman di tangannya lalu menyandarkan punggungnya sambil memejamkan mata.

"hei boy,sorry i'm late",

tiba-tiba saja Harvy dikagetkan dengan Mark yang menepuk pundaknya.

Ingin rasanya Mark mengumpati sahabatnya itu tetapi diurungkan karena melihat orang yang bediri di sampingnya.

"pantesan saja lama,ternyata jemput dia dulu",kurang ajar banget si Mark,kalau tahu seperti ini Harvy pasti tidak akan menolak orang yang sejak tadi berusaha mendekatinya.

"alone?,amazing. Where your bitch?", Mark heran karena hanya melihat temannya itu sendirian tanpa dikerumuni seperti biasa.

"like you see, Mark Jung",Harvy menekankan suara di akhir kalimatnya.

"aha ha,calm down boy", Mark sepertinya tahu kalau temannya ini sedang kesal.

"what ever. Fuck you, Mark", Harvy mengumpat karena sangat kesal.

"cooling down, you can do anything. Just choose at here!",

"sudah ditolak semua tadi", Harvy masih terlihat kesal.

"ya sudah,panggil saja lagi",

"malas.Eh bye the way,ini amankan dari Jeno?",meskipun kesal Harvy masih tetap mengingatkan sahabatnya.

"stop it. I don't wanna speaking anything about her", Mark melirik lelaki mungil di sampingnya karena merasa tidak enak.

"ouh iya,sorry",Harvy yang memahami keadaan ini tidak lagi melanjutkan pembahasannya tentang Jeno.

"Mark,nanti sehabis pulang temani aku mampir di mini market buat belanja bulanan yah...",lelaki mungil di samping Mark itu mengatakannya sambil tersenyum sangat manis.

"oke sayang",Mark juga tersenyum dan memindahkan lelaki mungil tersebut ke pangkuannya.

"nggak minum Mark?", Harvy menawarkan wine yang telah dipesannya tadi.

"dia nggak suka bau alkohol di mulutku",lalu Mark mencium bibir lelaki mungil tersebut.

"uiihh bucin banget lo",Harvy memalingkan wajahnya merasa malas melihat Mark yang berciuman.

"eungghhmm,jangan di sini Mark",sepertinya lelaki mungil tersebut merasa malu terhadap Harvy.

"eh bro,kalau gue tinggal nggak masalahkan?",Mark dengan kurang ajarnya bilang seperti itu pada Harvy padahal dia sendiri tadi yang mengajak ke sini.

"brengsek lo Mark,udah sana.Gue udah muak liat lo dari tadi",

"sorry ya bro",Mark masih cengengesan di depan Harvy,sepertinya dia sengaja mempermainkan sahabatnya itu.

"udah sana pergi,keburu gue lempar sepatu nih",Harvy sudah akan mengambil sepatunya dan itu sontak membuat Mark menggendong lelaki mungil di sampingnya dan berlari pergi meninggalkan Harvy.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang