19

438 20 0
                                    

Setelah menanyakan di mana lokasi apartement Jeno,pria itu menjalankan mobilnya.Tidak ada percakapan karena keduanya masih terlihat canggung.Untuk mengalihkan kecanggungan itu,pria tersebut berpura - pura sangat fokus pada jalanan.Namun sesakali dia juga melirik ke arah Jeno yang terlihat memejamkan matanya.Wajah Jeno sedikit memerah dan keringat membasahi pelipisnya.

"apa perlu kita ke apotik dulu?”,pria tampan itu sedikit memelankan laju mobilnya saat bertanya pada Jeno.

Jeno melirik kebingungan,”buat apa?”.

“yah buat beli obat lah,badan mu panas…atau sekalian saja kita ke rumah sakit?”, pria itu menatap khawatir pada Jeno.

“enggak…,nggak perlu.Aku baik-baik saja kok,hanya sedikit pusing….”,Jeno cepat-cepat mengelak ucapan pria di sampingnya itu.Lagian kondisinya tidak sedarurat itu sehingga harus di bawah ke rumah sakit.

“ya sudah.Istirahatlah….”,pria tampan itu mengusak surai Jeno sebelum akhirnya focus mengendarai mobilnya.

Suasana hening kembali mendominasi.Deru mesin mobil yang berlawanan dengan angin yang menjadi penggiring perjalanan mereka.Hingga pada akhirnya mobil itu berhenti di sebuah basement.Ya,mereka telah sampai di gedung apartement Jeno.

Pria jangkung itu atau yang bernama Lucas,melirik ke kursi di sebelahnya dan melihat Jeno yang telah tertidur pulas,meski sedikit tidak nyaman dengan posisi tidur sambil duduk.Untuk membangunkannya Lucas sedikit tidak tega dan akhirnya memutuskan untuk menggendong si putri tidur,maksudnya Jeno.Untung sebelum ke sini Lucas sempat bertanya di mana dan nomor berapa kamar apartement Jeno.

“hei….”,mau tidak mau Lucas terpaksa harus membangunkan Jeno untuk bertanya password
kamarnya.Dengan sangat pelan Lucas menepuk-nepuk pipi mochi Jeno.

“eunghh…”,Jeno sedikit melenguh dan mengernyit merasakan sentuhan di wajahnya.Kelopak indah itu bergerak-gerak dan akhirnya terbuka perlahan.

“tanggal… passwordnya tanggal…”,Jeno menjawab dengan mata yang masih terpejam.Entah kenapa kepalanya terasa sangat berat.

“tanggal apa…?”,bukannya mendapat jawaban,Lucas malah semakin bingung.

“shh…tanggal kelahirannya Mark…”,Jeno sedikit meringis dan memegangi kepalanya.

Untung Lucas adalah sepupunya Mark sehingga dia tahu tanggal lahir anak itu.

“02081999”, Lucas bergumam sambil mengetikkan pin itu.Namun dia megernyit heran karena pintu di hadapannya belum juga terbuka.

Lucas berpikir dan mencoba untuk mengetikkan dengan penulisan yang berbeda.

020899 dan…..

Tiiittt…

Pintu itu akhirnya terbuka dan Lucas membopong Jeno masuk ke dalam dan kembali bingung dengan keberadaan kamarnya.

“hei kekasihnya Mark,di mana kamar mu?”, Lucas bertanya pada Jeno yang masih dalam gendongannya.

Jeno membuka matanya untuk memandangi sekitarnya dan menunjuk salah satu ruangan yang dapat ditangkap maksudnya oleh Lucas.

Lucas membaringkan tubuh Jeno yang terasa lebih panas dari sebelumnya.Dahinya juga dipenuhi oleh keringat.Lucas menyelimutinya dan berjalan menjauh dari sana.

“shh…ja-jangan….,jangan pergi”,lirihan Jeno menghentikan langkah Lucas dan kembali berbalik.Menatap pada netra yang memandangnya sayu itu.

“aku hanya pergi mengambil air untuk mengompres mu”, Lucas tadi berencana untuk menurunkan panas Jeno dengan mengompresnya,bukan pergi untuk meninggalkannya sendirian.

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang