33

501 45 11
                                    

Terimakasih pada @nodonodolele yang telah ngingetin. Maaf lama, semoga suka.

Ayo vote dan comment supaya aku tambah semangat!!!.

Happy reading my readers!!!

***

"selamat yah Jen...",

Jeno hanya tersenyum menanggapi. Berita dia dan Mark yang akan segera bertunangan tersebar begitu cepat di kampus. Bahkan sejak tadi pagi setiap orang yang ditemuinya selalu bersorak senang sembari mengucapkan selamat. Begitu bahagianya mereka dua sejoli itu akan terikat dalam sebuah ikatan yang lebih kokoh, apalagi mereka juga telah mendengar desas-desus Mark dan Jeno yang akan menikah setelah kelulusan.

Namun di antara gelak tawa semua orang rasanya Jeno ingin menangis. Berpura-pura bahagia di atas kepedihan sungguh sangat menyiksa. Beruntung wajah cantik dan senyum manis manis mampu menutupi luka yang sedang menganga.

Bahkan di depan orang terdekatnya sekalipun Jeno harus memasang topeng terbaik bertema kebahagian.

"Pasti sangat menyenangkan rasanya bisa bersama dengan orang yang dicintai dan mencintai...",

Lagi-lagi Jeno hanya tersenyum sendu, tidak mampu untuk bersuara. Pertahanan yang berusaha dibangun mati-matian seakan runtuh jika sang sahabat terus membahas topik ini.

"Nana, bagaimana keadaan mu?",

Jeno mencoba merubah topik.

"Seperti yang kau lihat...",

Jaemin berbicara tanpa berhenti mengunyah. Sangat lahap menyantap bekal bolu di kotak makan siangnya.

"Maksud ku, Aegi...",

"Ku rasa dia tumbuh dengan baik, nafsu makan ku terus bertambah...",

Jeno tersenyum senang, senyuman yang benar-benar penuh kebahagiaan. Sungguh dia ikut bahagia melihat Jaemin yang semakin bulat dan gembul.

"Aku tahu, lihatlah pipi mu sekarang...",

Jeno mencubit pipi bulat sang sahabat.

"Harvy memperlakukan mu dengan baik...?",

"Eum, tidak buruk juga...",

"Bentar lagi baby nya mau keluar, yah?",

Entah kenapa Jeno sangat suka jika membicarakan kehamilan Jaemin.

"Aku harap bisa menyelesaikan studi sebelum dia lahir...",

Jaemin juga ingin memiliki gelar sebelum menjadi seorang ibu.

"Pasti sangat menyenangkan menjadi seorang ibu...",

Jeno tersenyum menerawang, membayangkan berada di posisi Jaemin. Sungguh dia juga ingin menjadi seorang ibu dan penasaran bagaimana rasanya mengandung.

Seorang makhluk lain tumbuh di dalam tubuh kita, sungguh Jeno sangat ingin merasakannya.

"Sabar Jeno..., Sebentar lagi kau juga akan merasakannya. Mark akan segera menikahi mu...",

Ucapan Jaemin langsung menusuk hingga Jeno kesulitan untuk mengukir senyum di bibir yang telah bergetar.

Jaemin bukan bodoh, dia dapat melihat semua perubahan pada sang sahabat. Terutama pada fisiknya.

Jeno terlihat semakin kurus dengan pipi tirus, pancaran netra yang redup dan senyuman yang berusaha diukir semanis mungkin tetap saja sendu.

Sekuat apapun Jeno merekayasa Jaemin tetap bisa membacanya.

Namun Jaemin masih menunggu Jeno yang akan terbuka sendiri. Mungkin sekarang belum saatnya untuk menghakimi.

"Oh yah, selama hamil aku belum meminta sesuatu pada mu...",

Sweet but PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang