02. TEENAGE DREAM - Stephen Dawes🎶

6K 177 1
                                    

Dua minggu setelah kejadian perkenalan tak terduga dengan laut di club, lily tidak pernah bertemu dengan laki-laki itu walaupun berada di fakultas yang sama. Lily sendiri juga tidak mencoba untuk mencari tau tentang laut atau berusaha untuk menemui laut. Lily tidak begitu tertarik dengan dunia percintaan saat ini karena fokusnya hanya satu yakni, menjadi ballerina yang sukses.

"Dor."

"Astaga el! Aku kaget tau." ucap lily yang tengah duduk di taman kampus nya.

"Lagian ngelamun." jawab elena.

"Pusing banyak tugas el, udah gitu minggu depan aku ada kompetisi balet." jawab lily.

"Ly, lo bisa nggak sih ngomongnya pake lo gue aja?"

"Emangnya kenapa el? Kamu nggak nyaman ya denger aku ngomong pake aku kamu gini?" tanya lily kikuk.

"Ya nggak papa sih cuma lo keliatan- ah udah lah nggak papa ngomong pake bahasa yang lo nyaman aja ly."

"Maaf ya el.." ucap lily sembari menatap elena dengan puppy eyes andalannya.

"Eh jangan gitu dong gue jadi nggak enak."

Lily terkekeh melihat ekspresi elena yang sedikit panik, "kamu udah selesai kelas el?"

"Udah, ini lagi nunggu si ivy sama anne."

"Habis ini mau kemana el?" Tanya lily.

"Lo mau kemana?" tanya elena balik.

"Aku-"

"Hai lily!!" teriak seorang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah laut.

Tubuh lily langsung menegang mendengar nama nya dipanggil oleh seseorang yang beberapa hari ini membuat hatinya terus berdebar.

"H-hai.." jawab lily.

Suasana taman yang agak begitu ramai karena ini merupakan jam pergantian mata kuliah membuat semua mata tertuju kepada lily yang disapa oleh laut.

Elena sendiri ikut terkejut dengan adanya laut disini terlebih lagi menyapa lily. Ada apa dengan laut dan lily?

"Sorry ya waktu itu rok lo kayak nya kena darah gue." ucap laut sembari duduk di sebelah lily.

"Oh nggak papa kok, k-kamu sendiri sudah sembuh?" tanya lily.

"Nih liat, dapet 5 jahitan." ucap laut sembari mendekatkan kepalanya ke lily. Siapapun yang berada di angle yang berbeda pasti seperti melihat lily tengah mencium laut sekarang.

Lily sontak menjauhkan wajahnya dari kepala laut, "syukurlah kalo udah sembuh." jawab lily.

Elena yang tau lily tidak pernah berinteraksi dengan laki-laki sedikit terkejut dengan interaksi antara lily dan laut saat ini. Elena bagaikan nyamuk saat ini, "ly, gue ke toilet bentar ya." ucap elena mencoba untuk memberi lily dan laut waktu berdua.

Lily mengkode kepada elena untuk tidak meninggalkannya dengan menggeleng-gelengkan kepala nya tapi elena hanya tersenyum licik dan tetap berjalan meninggalkan lily.

Awkward..

Lily merasa sangat canggung berada di dekat laut. Lily memainkan jari-jari nya sendiri karena tidak tahu harus berbuat apa.

"Lo udah nggak ada kelas lagi ly?" tanya laut.

"Iya udah selesai, kamu?"

Laut tersenyum saat mendengar lily menggunakan aku kamu bukan lo gue seperti kebanyakan anak di usia mereka.

"Gue juga udah selesai, by the way lo emang nggak kebiasa pake lo gue ya?" tanya laut sembari menatap ke arah lily yang duduk di sebelahnya.

"Iya.. aku besar di luar negeri dan nggak pernah di ajarin ngomong pake lo gue sama mama papa." jawab lily polos.

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang