35. CORNELIA STREET - Taylor Swift🎶

3.1K 124 10
                                    

Lily menggeleng.

"Nggak." Jawab Lily.

"Hah? Terus yang kamu mual-mual tadi?"

"Kan aku udah bilang aku beneran masuk angin aja."

"Kamu nggak lagi bohongin aku kan?" Tanya Laut.

"Nggak, Laut." Jawab Lily sembari tersenyum dan menggandeng lengan Laut.

"Aku minta maaf karena udah nyakitin kamu dengan kata-kata aku barusan." Ucap Lily.

Laut mengangguk dan mengelus pucuk kepala Lily.

"Aku tau kamu orang baik, Laut. Aku selalu berdoa kamu selalu bahagia."

"Aku bahagia, kalo ada kamu." Jawab Laut.

"Kamu harus bisa bahagia dengan adanya dan tidak adanya aku di hidup kamu."

"Kok gitu ngomongnya?" Tanya Laut curiga.

"Udahlah, yuk katanya mau nonton." Ucap Lily sembari menarik Laut untuk berjalan.

•**•

Sepulang dari Mall, Laut membawa Lily ke rumah kaca. Laut dan Lily menikmati ice cream dan juga makanan yang mereka beli tadi.

"Disini enak banget ya." Ucap Lily.

"Tanah kosong itu punya aku, kamu mau dibikinin rumah disini?" Ucap Laut.

"Kenapa aku? Kan itu punya kamu."

"Soalnya kamu keliatan suka tinggal disini."

"Buat aja rumahnya, buat kamu sama istri kamu nanti di masa depan. I think she will love it."

"Kan aku maunya nikah sama kamu." Ucap Laut.

Lily hanya tersenyum menanggapi ucapan Laut.

Laut mengubah posisi nya menjadi mengistirahatkan kepalanya di paha Lily dan bersedekap tangan sembari memejamkan mata.

"Kamu ngantuk?" tanya Lily.

"Enggak."

"Ly, kamu harus banget ya ke Rusia?" Tanya Laut.

"Kan lomba."

"Hhmm.. aku ikut aja boleh nggak?"

"Nggak lah!" Ucap Lily.

"Kenapa?" Tanya Laut.

"Kamu bisa ballet emang?"

"Bisa!"

"Bohong banget." Ucap Lily sembari terkekeh.

"Nanti aku bakal tinggal di dorm dulu sebelum lomba, kemungkinan besar aku nggak bisa hubungin kamu sering-sering."

"Yah, terus gimana dong?"

"Kamu transit dimana?" Tanya Laut.

"Dubai."

"Oke, aku ikut sampai Dubai." Ucap Laut.

"Ih nggak! Kamu aneh-aneh aja."

"Please... nanti dari dubai aku pulang lagi terus kuliah kayak biasa, aku janji."

"Lagian aku di business class Laut, tempat duduk kita nggak bisa sebelahan."

"Pasti bisa!" Ucap Laut yakin sembari mengeluarkan handphone nya.

Lily tidak menanggapi Laut lagi, dirinya pikir Laut pasti hanya main-main saja. Ternyata Laut menanyakan perihal pesawat yang Lily naiki ke Ayana.

Setelah mendapat informasi yang ia perlukan, tanpa berpikir dua kali Laut langsung memesan tiket pesawat ke Dubai.

"Liat." Ucap Laut sembari menunjukkan handphone nya.

"Kamu gila! Ngapain kamu pesen?!"

"Aku pokoknya bakal anterin kamu sampai Dubai, besok aku mau ngurus visa."

"Laut, ngurus visa kan lama. Nggak bisa satu dua hari jadi."

"Bisa sayang, kamu kan berangkat masih seminggu lagi. Masih sempet kok."

Lily hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya. Dirinya tidak habis pikir dengan laki-laki yang ia cintai ini.

"Terserah deh." Ucap Lily sembari menyendok ice cream miliknya.

Cup

"Jangan ngambek dong, kan aku cuma mau lebih lama sama kamu." Ucap Laut.

Cup

Cup

Cup

Laut memborbardir Lily dengan ciuman.

"Ih stop, aku lagi makan ice cream."

"Kamu gemesin, pipi nya uuu gemes." Ucap Laut sembari mencubit pipi Lily.

"Jadi aku gendut?"

"Hah? Nggak! Aku nggak bilang gitu ya."

"Tapi kata-kata kamu kayak mengisyaratkan kalo aku gendut."

"Enggak sayang, mau kamu berubah jadi segitiga, kotak, jajar genjang sekalipun aku tetep cinta." Ucap Laut.

"Halah, Aurora yang perfectaja bisa kamu selingkuhin sama modelan kayak aku gimana kalo aku sampai berubah jadi yang kayak kamu omongin tadi." Sindir Lily dengan suara lirih.

"Ly, aku tau cara aku menyelesaikan hubungan ku dengan Aurora kemarin salah. Dan aku tau cara aku deketin kamu juga salah, tapi aku beneran cinta sama kamu. Tolong jangan bahas Aurora lagi." Ucap Laut.

"Yayayaya." Jawab Lily sembari tetap menyendok ice cream nya.

Cup

"Laut!" Lily protes saat Laut tiba-tiba mencium bibirnya.

"Coba jawab 'yayayaaya' sekali lagi." Ucap Laut sembari mengikuti cara Lily mengucap kata itu.

"Nggak! Nanti kamu macem-macem."

"Semalem kan udah macem-macem." Ucap Laut dengan senyuman tengil andalannya.

Bugh

"Malu!" Jawab Lily setelah memukul lengan Laut pelan.

"Kenapa malu? Malu karena inget macem-macem semalem?" Tanya Laut.

"Sssstt stop! Jangan di lanjut."

Laut merubah posisi nya menjadi duduk bersila di depan Lily. Laut semakin maju untuk mengikis jarak antara dirinya dan Lily.

Lily sontak memundurkan wajahnya mengantisipasi apabila Laut tiba-tiba ingin menciumnya.

"Ly, I truly love you. For you, I would fall from grace just to touch your face. I hope I never lose you again, Ly." Ucap Laut sembari memegang wajah Lily dan menyentuhnya dengan lembut.

"I felt like I just won the lottery just by looking at you, now." Ucap Laut sembari tersenyum ke arah Lily yang mematung.

•**•
Vote komennya bestieee

Vote komennya sepi bangett yaa... hhmm next upload mingdep aja deh yaa

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang