43. BACKBURNER - Niki🎶

2.3K 105 9
                                    


Selamat membaca❤️✨

•**•

Lily sedikit terkejut dengan pernyataan Bara. Dirinya sama sekali tidak mengenal laki-laki dewasa di depannya ini.

"M-maksud kakak? Kak, maaf aku bisa dan mampu membesarkan anak ku sendiri." Ucap Lily sebelum berbalik dan keluar dari apartemen Bara.

Greb

Bara menarik pergelangan tangan Lily.

"Maaf, maafin saya, Ly. Saya terlalu larut dengan ingatan mengenai dia saat melihat kamu."

Lily mengangguk sembari menarik tangannya dari genggaman Bara.

"Aku mau pulang dulu."

"Maaf, Ly."

"Ya." Jawab Lily dan berbalik pergi keluar dari apartemen Bara.

•**•

Pagi ini Laut kembali pergi ke rumah Lily. Terlihat Abraham sedang duduk di balkon rumah nya sembari menyesap rokok di tangannya.

"Om!" Teriak Laut.

"Ada apa Laut? Kenapa kamu datang pagi-pagi buta?"

"Saya mau ngomong."

"Go ahead."

"I've to know.. Lily dimana."

"You don't have to know."

"Please..."

"Near Indonesia, but not so." Jawab Abraham.

"Bukannya Lily masih di Rusia?" Tanya Laut.

Abraham mengedikkan bahunya, "terserah kamu mau percaya kepada siapa."

Laut pulang dengan perasaan bingung, kalaupun dirinya akan menyusul Lily, kemana tujuannya? Setiap negara terlalu luas untuk ia telusuri sendiri mencari Lily-nya.

Tok tok tok

"Laut?"

"Apa?" Jawab nya.

"Kakak boleh masuk?"

"Hm."

Syena memberikan Laut sebuah amplop putih yang entah apa isi dari amplop itu.

"Kakak cuma bisa bantu ini. Kakak denger Lily masih ada di Rusia dari mama dan ini... semoga ini bisa membantu." Ucap Syena.

"Sekali lagi kakak minta maaf ya, Adik." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan kamar Laut.

Laut membuka amplop itu dan begitu terkejut saat melihat isi dari amplop itu.

"Kak! Makasih!" Teriak Laut.

Terdapat semua informasi mengenai Lily di dalam amplop itu, mulai dari dimana Lily tinggal hingga dimana Lily terakhir kali berada. Sepertinya kakak iparnya turut andil dalam pencarian Lily. Jika tidak, tidak mungkin akan semudah ini bagi Syena menemukan Lily.

Laut bergegas menghubungi Gentala, entah mengapa Laut merasa Gentala perlu tahu tentang kabar gembira ini.

"Lo temenin gue ya Gen? Please." mohon Laut kepada Gentala di seberang telepon.

"Gue nggak janji, gue harus nemenin nyokap ke Aussie adek gue wisuda lo tau."

"Yah, masa gue berangkat sendiri?"

"Lo bilang demi Lily lo lakuin apa aja! Kenapa sekarang lo jadi ragu."

"Kan lo lebih paham negara itu daripada gue."

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang