"Dia sahabat gue sama gentala dari kita sma, dia emang suka iseng manggil-manggil sayang ke gue. Kalo kata gentala dia suka sama gue tapi gue nggak kok, gue rasa gue perlu lurusin hal ini karena gue liat lo mungkin bisa salah paham."
Lily masih belum mempercayai ucapan laut seratus persen, apa yang ia lihat tempo hari berbeda dengan ucapan laut. Laut terlihat tulus meladeni tingkah perempuan itu, bahkan tatapan laut juga berbeda.
"Namanya aurora, ly. Same like yours."
"Udah kan? Aku mau pulang." ucap lily.
"Tunggu-" ucap laut sembari mencekal tangan lily.
"Lo percaya kan sama gue?"
"Kalo aku bilang enggak? Apa yang aku lihat sama apa yang kamu ucapin beda, laut."
"Please, ly."
"Sebenarnya kita ini apa? Kenapa kamu selalu seolah menyukai aku kalo nyatanya aja kamu punya perempuan lain, laut?" tanya lily sembari menatap lekat mata laut.
"Kita.."
"See? Kamu aja nggak bisa jawab, kita teman kan kayak yang kamu jelasin ke cewek kamu itu."
"Sahabat ly, bukan cewek." Sanggah laut.
"Aku rasa kita mending udahan sampai disini aja sebelum hubungan aneh tanpa status ini berlanjut ke arah yang nggak jelas dan malah menyakiti banyak pihak."
"Lo mau jadi cewek gue?" tanya laut tiba-tiba.
"Hah?"
"Lo mau nggak jadi cewek gue, lilyanna bloom?" tanya laut sekali lagi.
Lily hanya bisa diam membisu dan menatap laut dengan tatapan bingung.
"Awalnya gue mau nembak lo di momen dan waktu yang tepat, tapi gue takut lo makin salah paham." ucap laut sembari menggenggam tangan lily.
Laut menarik lily ke dalam pelukannya, "gue tulus sama lo, ly." ucap laut sembari mengistirahatkan kepalanya di pundak lily.
"Aku mau pulang." jawab lily sembari melepas pelukan laut.
"Ly.."
"Aku nggak mau, aku nggak percaya sama kamu, maaf." ucap lily.
"Kenapa ly? Kenapa? Lo nggak suka balik sama gue?"
"Lebih baik kamu jujur sama aku, siapa perempuan kemarin? Aku rasa dia bukan cuma sahabat kamu. Aku jelas-jelas lihat dimata kamu ada ketulusan buat perempuan itu." ucap lily.
'Sial! Ternyata lebih susah dari yang gue bayangin.' batin laut.
"Kan gue udah jelasin, dia beneran sahabat gue sama gentala. Kalo lo nggak percaya lo bisa tanya langsung ke genta."
"Aku butuh waktu buat mikirin ini semua, tolong selama itu kamu jangan hubungi aku." ucap lily sebelum keluar dari mobil laut dan masuk menuju mobilnya.
"Argh! Sial! Fuck!" teriak laut sembari memukul-mukul setir mobilnya saat melihat mobil lily berlalu.
•**•
Sepulang dari kampus laut langsung menuju basecamp, walaupun sebenarnya puluhan panggilan sudah masuk ke handphone nya dari sang kekasih, aurora.
"Ngapain lo disini?" tanya galen.
"Capek gue." jawab laut.
"Cewek?"
Laut mengangguk, "kayaknya cewek lo anak baik-baik, kenapa dia? Minta putus?" tanya galen.
"Belom jadi cewek gue, bang lo kan jago selingkuh, gimana caranya biar mulus kisah perselingkuhan lo?"
"Ebuset bocah! Heh! Gini-gini gue udah tobat ye, bini gue lagi hamil jangan ngadi-ngadi lo." jawab galen.
"Yaelah dulu bang dulu, buru ah bang gue lagi pusing."
"Lo nyelingkuhin lily?"
"Lily selingkuhan gue."
"Bego banget!" ucap galen.
"Kok lo malah ngatain sih bang, gue lagi pusing."
"Kalo kata orang, kalo kita bisa selingkuh berarti cinta kita bukan sama perempuan pertama, tapi yang kedua. Sok, lo pikir sendiri aje." jawab galen sembari menyesap rokok nya dalam-dalam.
Laut semakin bingung dengan perasaan nya sendiri, dilain sisi dirinya tidak ingin mengakhiri hubungan nya dengan aurora yang sudah terjalin bertahun-tahun. Tapi, dilain sisi laut juga tidak ingin melepas lily.
"Halo, lo dimana ben? Gue kesana." Tanya laut ke beno melalui telephone.
"Duluan bang, mau mabok gue." Ucap laut.
"Heh masih sore!"
•**•
Sepulang dari kampus, lily langsung menuju studio balet nya. Jika sedang tidak baik-baik saja, lily pasti selalu menari balet berjam-jam hingga kaki nya berdarah.
Lily terduduk di depan kaca sembari menatap lekat dirinya.
"Apa laut jujur ly sama kamu? Bisa aja perempuan itu sebenarnya pacar laut, dan kamu selingkuhannya? Atau bisa aja.. ah udah lah! Yang penting nggak usah deket-deket laut dulu!" Gumam lily ke dirinya sendiri.
Lily berjalan ke cafe di depan studio balet nya untuk membaca buku sembari menikmati matcha kesukaannya.
"Hi ed!"
"Hi ly? Apa kabar? Udah lama banget nggak kesini."
"Iya nih aku agak sibuk akhir-akhir ini."
"Pesenan biasa kan, ly?"
Lily mengangguk dan duduk di spot favorite nya di depan jendela.
Lily meringis pelan saat tak sengaja kaki nya tersenggol kursi. Luka di jempol dan juga punggung kaki nya terasa ngilu.
"Aw.. sakit banget." Ucap lily sembari meneteskan air mata.
Entah sakit mana yang lily maksud hingga air mata nya runtuh tanpa ia bisa tahan lagi.
"Ly? Kamu nggak papa?" Tanya ed sembari mengantar minuman lily.
"Thanks ed, nggak papa. Nggak sengaja kepentok tadi kaki aku, hehe." Jawab lily.
"O-oke.. kalo ada apa-apa bilang ya, aku balik ke belakang dulu." Ucap ed.
Lily mengangguk, selanjutnya lily membaca novel sembari menikmati suara rintik hujan.
Tanpa lily sadari waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Lily segera beranjak dari tempat duduknya dan segera pamit ke ed untuk pulang.
Lily menyebrang dengan hati-hati karena jalanan yang licin dan kaki nya yang sedang luka membuat nya harus berhati-hati.
"Kenapa baru pulang?" Tanya seseorang yang duduk di atas motor.
"Bukan urusan kamu!" Ucap lily sebelum masuk ke dalam mobil.
"Apaansih, orang udah dibilang jangan deket-deket dulu ngapain dia malah kesini! Dasar nyebelin!" Gumam lily sembari menyalakan mobilnya.
Tok tok tok
"Aku bakal ikutin dari belakang." Ucap laut dengan gerakan bibirnya saat mengetuk pelan kaca mobil lily.
Lily mengemudikan mobilnya tidak menghiraukan laut yang mengikuti nya dari belakang hingga tiba-tiba...
Brakk!!
"LAUT?!" Pekik lily saat melihat laut dari kaca spion tengah nya.
•**•
To be continuedNext mau di up kapan nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT KU
Romance[ONGOING] FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Penggemar cowok red flag level akut! 🚩silahkan baca. Konsep cerita ini adalah playlist lagu HEHE silahkan di check 🎶 ••••• Cerita tentang seorang perempuan yang dijadikan ajang taruhan oleh laki-laki bernama lau...