54. CRUEL SUMMER - Taylor Swift 🎶

1.3K 65 6
                                    

Hari dimana Laut ke Indonesia akhirnya tiba. Saat ini Lily bersama tante nya pergi mengantar Laut menuju Bandara.

"Aman kan semua? Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya Lily kepada Laut.

"Aman."

"Passport kamu aku taroh di tas depan ya, tiket juga, terus ini ada handsanitizer sama tisu juga. Oh ya kalo kamu nanti di pesawat hidungnya mampet ini ada nasal strip, terus ini ada-"

Cup!

Laut mengecup sekilas bibir Lily karena tidak tahan melihat tingkah gemas Lily yang sangat perhatian ini.

"Laut!" Ucap Lily sembari memukul lengan Laut karena dirinya sadar di depannya sang tante sedang duduk disebelah supir.

"Hehe, gemes lagian."

"Ih kan aku jadi lupa tadi mau ngomong apa.."

"Obat aku kan? Iyaa sayang kamu udah ngasih tau letak obat aku 3 kali."

"Masa sih? Pokoknya obat-obatan ada disini, kaos kaki cadangan kamu juga ada disini ya."

"Iya sayangku, terima kasih yaa." Ucap Laut sembari menarik Lily ke dalam pelukannya.

"Jangan patahin kepercayaan aku ya, Laut. Kali ini nyali aku benar-benar nggak sebesar itu untuk percaya lagi sama kamu." Ucap Lily lirih.

"Kamu jangan khawatir, pokoknya jaga diri ya disini selama aku nggak ada."

Lily mengangguk dan mengeratkan pelukannya kepada Laut.

•**•

Sesampainya di bandara, Laut dan Lily langsung menghampiri Gentala bersama dengan adiknya, Glara. Sedangkan sang tante, Arumi, memilih untuk menunggu di parkiran saja.

Dari kejauhan, Gentala dapat melihat Laut yang sedang menggandeng tangan Lily dengan mesra.

Gentala menyenggol lengan adiknya yang sedang fokus bermain handphone dengan tidak santai.

"Ish apaansih bang!" Protes Glara.

"Liat noh siapa yang dateng."

Deg!

Jantung Glara berdegup dengan kencang saat melihat sesosok manusia jangkung yang ia agung-agungkan beberapa tahun ini.

"Shit! Abang kok nggak bilang sih kita flight bareng kak Laut?!" Sembari panik mengambil liptint nya dan segera merapihkan rambutnya.

"Yaelah ribet lo! Gak liat tuh gandengannya siapa? Lo nggak ada apa-apanya dibanding gandengan Laut."

Laut dan Lily berhenti tepat di depan Gentala dan Glara.

"Hi Glara!" Sapa Laut.

Glara gelagapan disapa oleh laki-laki yang ia sukai ini.

"H-hi kak.." Jawab Glara.

"Oh ya, kenalin Ly, adek gue. Glara namanya." Ucap Gentala.

Lily langsung maju satu langkah sembari mengulurkan tangannya, "Hi Glara, salam kenal ya.. aku Lily." Ucap Lily.

Glara bahkan terpana beberapa detik saat mendengar suara dan melihat senyuman manis Lily.

'Pantas saja kak Laut tergila-gila, secantik ini ternyata.' Batin Glara.

"Hi kak, salam kenal juga." Ucap Glara sembari membalas jabatan tangan Lily.

'Hah?! Dia pake sabun apa bisa sehalus ini tangannya?!!!!' Batin Glara lagi, dalam hati nya.

Masih ada waktu tiga puluh menit sebelum Laut, Gentala dan Glara melakukan check-in. Laut memutuskan untuk pergi ke salah satu gerai kopi terkenal yang ada di bandara ini.

Sepanjang jalan menuju coffee shop itu, Laut tiada henti merangkul dan mencium kepala Lily. Glara yang melihat itu merasa hati nya sedang tercabik-cabik sekarang.

"Glara mau pesan apa?" Tanya Lily saat mereka sudah sampai di coffee shop bandara itu.

"Eh? Aku apa aja kak.."

"Yaudah biar Laut sama Gentala aja yang pesenin, kita duduk yuk." Ajak Lily.

Lily duduk berseberangan dengan Glara, menurut Glara sebagai perempuan, Lily ini sangat amat cantik dan anggun.

"Oh ya, katanya kamu habis wisuda ya? Congrats ya!"

"Thank you kak, hehe."

"Berarti mau masuk kuliah ya sekarang?"

"Iya nih kak, tapi masih bingung mau lanjut jurusan apa."

"Ah i see.. dulu aku juga gitu, bingung."

Tak lama kemudian, Laut dan Gentala datang membawa pesanan mereka. Laut yang duduk di sebelah Lily membuat Glara tidak lepas melirik-lirik ke arah Laut.

Gentala yang menyadari itu langsung menyenggol kaki adiknya.

"Ish apasih!"

"Mata dijaga!" Bisik Gentala.

"Bawel!" Jawab Glara.

Laut benar-benar memperhatikan gerak-gerik Lily dengan penuh kasih dan saksama, membuat perempuan di samping Gentala terbakar api cemburu.

"Oh ya Ra, nanti bisa dateng kan ke nikahan gue? Temenin abang lo nih kasian nggak ada gandengan." Ucap Laut.

"Eh? Bisa kok kak di usahain."

"Enak aja! Gandengan mah banyak boss tinggal milih yang mana."

"Halah pret!" Jawab Laut.

Lily tersenyum mendengar jawaban dan ejekan dua sahabat ini.

"Sayang, pokoknya jangan turn off your phone! Kali ini nggak kabur-kaburan lagi kan janji?!" Ucap Laut ke Lily.

Lily terkekeh pelan, "janji sayang." Jawab nya.

Laut tiba-tiba memegang dadanya dan menjatuhkan kepala ke pundak Lily, "loh? Kenapa kamu?" Tanya Lily.

"Nggak kuat di panggil sayang sama bidadari." Jawab Laut.

"Huek!" Interupsi Gentala.

"Kenapa sih lo? Nggak seneng aja temennya berbunga-bunga gini."

"Lebay banget! Ra, nanti kalo punya pacar cari yang bener ya jangan yang lebay kayak Laut." Ucap Gentala.

'Tapi maunya kak Laut aja yang jadi pacar aku ahsgdhdksl gemes banget kak Laut aaaa' batin Glara.

"Enak aja! Cari yang kayak gue Ra, sampe ke ujung dunia pun gue bakal perjuangin orang yang gue cintai walopun lebay, karena lebay itu bukti cinta Ra." Ucap Laut.

"Idih!" Jawab Gentala.

•**•

Tiba lah di waktu perpisahan antara Laut dan Lily.

Laut memeluk erat sang kekasih, sebenarnya dirinya takut Lily akan kabur seperti waktu itu, tapi ada hal yang harus ia selesaikan di Indonesia sebelum benar-benar memantapkan hati nya untuk Lily.

"Aku pulang dulu ya sayang, tolong tetap kabari aku kapanpun itu, karena aku juga bakal ngabarin kamu terus." Ucap Laut.

Lily mengangguk di tengah dekapan Laut.

"Okay, sayang liat aku dulu." Ucap Laut lagi.

"Ada ap-"

Cup!

Laut mencuri ciuman dari bibir Lily.

"Laut ih! Maluuu!" Ucap Lily, dieinya merasa malu karena tak jauh dari tempatnya berdiri, masih ada Gentala dan juga Glara yang menatap ke arah mereka.

"Nggak papa sayang." Jawab Laut sebelum kembali memagut bibir Lily.

"I love you, Ly." Ucap Laut saat melepas pagutan itu.

"I love you too, papi bear!" Jawab Lily.

Laut tersenyum, dirinya menyukai panggilan yang Lily berikan.

•***•
To be continued

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang