16. TRAITOR - Olivia Rodrigo 🎶

3.8K 135 16
                                    

Laut berkali-kali mensugar rambutnya di bawah guyuran air shower. Setelah melakukan hal itu dengan aurora entah mengapa laut malah membayangkan lily yang ada dibawahnya.

Hati laut menjadi gundah karena entah mengapa ia merasa bersalah kepada lily. Padahal saat melakukan hal itu dengan lily laut sama sekali tidak memikirkan aurora.

Laut juga tidak ingin hubungan ini berakhir karena ia telah menjalin kasih dengan aurora bertahun-tahun tapi, mengapa lily jadi lebih mendominasi pikirannya sekarang?! Batin laut.

Baru saja laut mematikan shower tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka.

"LILY SIAPA?!" Teriak aurora sembari menunjukkan handphone laut.

Laut terlonjak kaget saat mendengar nama lily keluar dari mulut aurora.

'Sial! Perasaan udah gue hapus chat lily.' Batin laut.

"Temen kuliah, guru les balet nya poppy." Ucap laut santai sembari menyambar handuk dan berjalan melewati aurora.

"Temen?! Temen tapi pake aku kamu?! Udah gitu chat nya kayak gini?!! Yakin dia bukan selingkuhan lo hah?!" Tanya aurora.

"Dia emnag nggak terbiasa pake lo gue, rora. Aku emang pernah beberapa kali berangkat bareng dia, karena rumah kita deketan dan aku kenal kedua ortu nya, dia juga udah kenal kakak-kakak aku karena poppy. Mungkin dia kira aku bakal kasih dia tebengan lagi makanya dia chat gini." Jelas laut dengan santai sembari memakai baju.

"Terus kamu mau jelasin apa tentang rumah kaca hah?! Dia juga tau rumah kaca itu?!"

"Ya. Waktu itu nggak sengaja kunci rumah ketinggalan di rumah kaca jadi aku harus ambil pas banget kebetulan dia nebeng jadi sekalian."

"Bohong! Aku nggak percaya!" Ucap aurora.

"kenapa kamu selalu gini, laut? Apa kurang nya aku di mata kamu?" ucap aurora lirih dengan air mata yang sudah tidak bisa ia bendung lagi.

"Terserah kamu kalo nggak percaya, yang penting aku udah jelasin sejujurnya." Jawab laut menantang aurora.

"Kalo gitu aku besok ikut kamu ke kampus!"

"Buat apa rora astaga!" Jawab laut dengan nada suara yang sudah mulai meninggi.

"BUAT MASTIIN DIA BUKAN SELINGKUHAN KAMU!"

"Terserah! Aku pulang." Jawab laut sembari menyambar handphone nya yang ada di tangan rora.

"ARRGHHH!!!!"

Laut bahkan tidak bergeming saat mendengar aurora berteriak dan tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan apartement gadis itu.

•**•

Di sisi lain lily sedang menonton pertunjukan ballet di ipad nya sembari tengkurap di kasur. Lily berkali-kali mengecek handphone nya tapi laut hanya membaca pesan yang ia kirimkan dan tidak membalas nya.

"Laut kemana ya?" Batin lily.

Karena lelah menunggu balasan dari laut, lily akhirnya terlelap.

Pagi ini lily kira laut akan membalas pesannya tapi ternyata tidak. Bahkan lily sudah mengirim pesan baru tapi laut tetap tidak membalas pesannya.

"Huh? Kenapa dia?" Batin lily.

Lily mengepak beberapa macam buah dan sandwich yang ia buat khusus untuk laut. Tak hanya itu, lily juga membawakan laut beberapa oleh-oleh dari mama dan papa nya.

Lily akhirnya berangkat ke kampus membawa mobilnya sendiri karena dirinya hampir telat setelah menunggu laut yang ternyata tidak kunjung datang.

Lily memarkirkan mobilnya di parkiran kampus dan ternyata tidak ada motor laut disana.

"Apa laut belum berangkat ya?" Batin lily.

Baru beberapa langkah lily berjalan, dirinya melihat laut yang baru sampai menggunakan motor besarnya dan memarkirkan motornya disebelah mobil lily.

Akhirnya lily memutuskan untuk memutar balik langkahnya dan menghampiri laut di parkiran.

"Good morning!" Ucap lily.

"morning." Jawab laut dingin.

Laut yang langsung melenggang berjalan meninggalkan lily membuat lily terheran.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya lily.

"Nggak."

"Chat aku-"

"Gue kan udah bilang, gue jarang pegang hp dan lo nggak perlu nunggu balesan chat gue!" Ucap laut dengan nada suara yang agak tinggi sebelum berjalan meninggalkan lily yang terpaku karena ucapan laut.

Lily masih diam di tempat karena terkejut dengan perubahan sifat laut.

"Ka-kamu kenapa?" Tanya lily saat berhasil menyusul laut.

"Gue mau sendiri, ly."

Lily yang semula ingin memberi laut bekal yang ia buat dan juga oleh-oleh, mengurungkan niatnya.

"Kayaknya laut lagi badmood banget..." batin lily.

Akhirnya lily masuk ke dalam kelas dengan hati yang sedikit sakit karena perlakuan laut.

Selesai kelas lily langsung menuju kelas laut dan tidak menemukan laki-laki itu. Lily hanya bertemu dengan gentala, "gentala!" Panggil lily.

"Oi, ada apa? Tumben."

"Ini.. aku mau titip ini buat laut, boleh tolong kasih ke laut nggak? Soalnya laut kayaknya lagi badmood." Ucap lily sembari memberikan tas bekel nya ke gentala.

"O-oke.. emang dia kenapa?"

"Nggak tau aku juga, tadi sih kayak lagi badmood. Aku nggak ngerasa ngelakuin kesalahan, tapi kayaknya laut lagi nggak pengen ketemu aku." Jelas lily.

"Oh gitu, yaudah nanti gue kasih dia."

'Astaga ly! Lo baik banget' batin gentala.

"Oke, makasih ya gen."

"Sama-sama, btw lo mau ke parkiran kan?"

"Iya."

"Ok bareng aja yuk, gue juga mau balik."

Lily mengangguk dan berjalan bersebelahan dengan gentala. Sepanjang ia berjalan, gentala selalu mengeluarkan candaan yang berhasil membuat lily terhibur dan sejenak melupakan laut.

Sampai akhirnya mata lily melihat laut dengan seorang perempuan, dan perempuan itu menatap ke arah lily dan gentala dengan tatapan yang sulit untuk lily artikan.

"Gentala, cewek itu siapa nya laut?" Tanya lily ke gentala.

•**•
To be continued

Wadohhhh 😱

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang