53. NOTHING'S GONNA HURT YOU BABY - Cigarettes After Sex 🎶

1.5K 72 4
                                    

Laut tiada henti mengamati wajah Lily yang sedang mencoba untuk terlelap di sampingnya ini.

"Sayang, kamu cantik banget.. kok bisa sih?" Ucap Laut sembari memainkan jari nya menyusuri mata dan hidung Lily.

"Laut, aku mau tidur."

"Hehe, maaf ya. Abisnya kamu cantik banget."

"Hm.. gombal."

"Serius, makanya dulu aku langsung jatuh cinta sama kamu walaupun harus pake embel-embel taruhan."

"Jahat! Kamu jahat banget tau."

"Iya emang, makanya aku merasa hoki seumur hidup aku udah kepake pas dapetin kamu."

"Halah, bullshit!"

"Ih sayang beneran." Ucap Laut sembari membawa Lily ke dalam dekapannya.

"Btw Ly, aku kayaknya bakal pulang ke Indonesia bareng sama Gentala."

Lily yang semula memejamkan matanya, membuka mata.

"Maksud kamu?"

"Iya bareng Gentala, kerjaan aku udah banyak yang terbengkalai, kuliah apalagi."

"Aku kan juga mau pulang minggu depan, nggak bisa kamu bareng aku aja?"

"Aku jemput deh nanti di bandara."

Lily hanya bisa menghela nafas, "yaudahlah, kapan Gentala pulang?"

"Lusa."

•**•

Gentala mendapat pesan bahwa Laut tidak jadi menginap di apartemen adiknya. Entah dirinya harus merasa lega atau tidak.

"Kak Laut nggak jadi nginep?" Tanya Glara, adik Gentala.

"Kenapa? Ngarep banget lo dia nginep disini, masih suka lo sama dia?"

"Abang apaansih! Orang cuma nanya jawabnya malah kemana-mana!"

"Heh bocah, lo pikir gue nggak tau lo selalu screenshot story-story gue di medsos yang ada Laut nya?!"

Blush!

Glara benar-benar tertangkap basah sekarang. Karena ucapan Gentala pipi Glara sudah semerah semangka sekarang.

"A-apaansih! Enggak!"

"Nggak usah ngelak, gue udah tau lo suka Laut dari lo sd."

"Ih nyebelin!"

"Nggak usah ngarep apa-apa sama Laut, dia udah mau nikah udah mau jadi bapak juga. Mending lo move on."

"N-nikah? B-bapak?"

"Hm. Pacarnya hamil, mereka bakal nikah bulan depan."

"Hah?"

"Move on, cowok banyak yang jauh lebih baik daripada Laut. Oh ya, Lo habis ini masih ada libur kan? Ntar temenin gue dateng ke nikahan Laut ya."

"Nggak mau." Ucap Glara dengan mata berkaca-kaca sebelum beranjak pergi menuju kamarnya.

"Heran banget, apa gantengnya sih si Laut sampe semua cewek pada nempel gitu. Hih geli!" Gumam Gentala.

•**•

Malam ini Laut tiada henti memandangi Lily yang terlelap karena kelelahan. Laut sempat menelpon mama nya menanyakan hal sensitif yakni apakah boleh melakukan aktifitas 'itu' jika kandungan masih di minggu-minggu awal dan mama nya langsung menentang hal tersebut dengan tegas.

Rasanya Laut ingin mengumpat saat mama nya melarangnya menggauli Lily. Namun, demi keselamatan anaknya dan juga Lily mau tidak mau Laut mengalah.

"Bisa secapek itu ya jalan seharian?" Gumam Laut saat melihat wajah damai Lily.

Karena dirinya masih jetlag, Laut memutuskan untuk bermain handphone sebelum terlelap.

Laut membuka direct message akun sosial media nya yang penuh pesan dari para perempuan-perempuan yang pernah Laut temui di club atau kampus.

Laut lelah membaca pesan-pesan perempuan-perempuan itu yang terkesan menggoda nya. Lily lebih dari segala nya dibanding perempuan-perempuan itu jadi Laut sama sekali tidak tergoda.

Namun, jari nya berhenti pada satu postingan seorang perempuan.

Aurora.

Perempuan itu terlihat lebih bahagia, batin Laut.

Aurora memposting foto dirinya di sebuah pantai dengan cahaya sunset yang jatuh dengan anggun menghangati kulitnya.

'Laut dan Sunsetnya <3'

Caption pada foto itu membuat Laut sedikit salah fokus.

"Apa dia belom move on?" Gumam Laut dalam hati.

Laut Zeiroandro
Laut nya cantik!

Laut meninggalkan sebuah komentar pada postingan Aurora yang ia posting 1 jam lalu itu sebelum mematikan handphone nya dan terlelap.

•**•

Pagi ini Lily bangun lebih dahulu dan memasak breakfast untuk Laut. Lily tahu Laut masih mengalami jetlag sehingga dirinya tidak ingin membangunkan Laut.

"Kamu udah yakin beneran mau nikah sama Laut?" Tanya tante Arumi.

"Nggak tau, tapi Lily sayang dan cinta sama Laut, Mi."

"Sayang dan cinta nggak cukup buat mempertahankan pernikahan. Pernikahan butuh kesiapan mental, seumur hidup itu lama."

"Lily yakin Lily bisa jalanin semuanya sama Laut."

"Omi mau yang terbaik untuk kamu, Ly. Dengan berhentinya kamu dari dunia ballet sana omi sudah sedih setengah mati, bagaimana kalau sampai kamu disakiti lagi sama Laut? Omi kayaknya sanggup bunuh dia dan masuk penjara demi kamu."

"Hush! Omi jangan gitu dong ngomongnya, Lily pasti bakal bahagia kok sama Laut, omi tenang aja."

"Kalau dia sudah tidak mau sama kamu lagi, tolong bilang untuk kembalikan kamu ke orang tua kamu dengan baik. Pengorbanan kamu untuk Laut sudah cukup besar, Ly. Kali ini kamu berhak bahagia."

•***•
To be continued

Ihhh makin sepiiiii vote & comment nya :(((((

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang