Lily samar-samar mendengar ketukan pintu, saat dirinya keluar dari kamar, Lily mendapati Laut berjalan dari arah pintu sembari memegang sebuah amplop berwarna putih di tangannya.
"Siapa?" Tanya Lily.
"Oh bang Bara."
"Hah?! Kok kamu nggak suruh kak Bara masuk dulu sih? Aku kan pengen ngobrol terus-" belum selesai Lily menyelesaikan ucapannya, Laut langsung berbalik badan membuka pintu dan memanggil Bara.
"Udah kan sayang? Udah ya marah-marahnya." Ucap Laut sembari membuka kan pintu untuk Bara.
Bara berjalan mengekori Laut dan Lily. Sesampainya di ruang tengah, Bara langsung menjelaskan segala nya kepada Lily tanpa lepas sedetik pun dari pandangan Laut tentu saja.
Bara bergedik ngeri, bagaimana jika Laut mengetahui apa yang ia sempat bicarakan kepada Lily tempo hari, bisa-bisa Bara habis saat ini juga.
"Clear kan Ly? Atau masih ada yang kamu mau tanyain?" Tanya Bara.
"Clear kok kak, tapi kalo kakak ada waktu boleh anterin aku ke bandara nggak?" Tanya Lily.
"Pasti aku anter kok, Ly." Jawab Bara.
Laut mengernyitkan dahinya, Bara jika berbicara kepadanya selalu menggunakan 'Saya' tapi mengapa saat berbicara dengan Lily menyebut dirinya menggunakan 'Aku' ?
"Ekhem.. kalo udah boleh-"
"Laut.." tegur Lily pelan.
"Iya-iya maaf.."
Lily dan Bara pun lanjut mengobrol masih dengan Laut yang setia duduk di sebelah Lily sembari mengamati Bara.
Selang beberapa saat akhirnya Bara pamit pulang karena harus menghadiri sebuah pertemuan penting. Laut tersenyum bahagia saat melihat Bara meninggalkan apartemen Lily.
"Ly, gantian, boleh aku ngobrol sekarang sama kamu?"
"Ya." jawab Lily.
"Jadi gimana? apa keputusan kamu."
"Pulang.." ucap Lily lirih dan ragu-ragu.
Laut tersenyum penuh arti saat mendengar ucapan Lily.
"Pulang dan nikah sama aku ya, Ly? aku benar-benar serius sama kamu." ucap Laut.
Lily menatap Laut dengan tatapan tidak yakin.
"Nggak tau kalo soal itu." ucap Lily.
"Kamu tetap masih bisa lakuin semua hal yang kamu mau walaupun kamu udah nikah sama aku, Ly. Apa kamu masih mau lanjut kuliah?"
Lily menggelengkan kepala nya, "Aku malu.. aku takut pulang, Laut. Aku takut semua orang pasti mencemoh-"
Laut menarik Lily ke dalam pelukannya, "sstt, nggak usah pikirin orang lain sayang. Cukup fokus ke diri kita."
Sebenarnya Laut juga sempat memikirkan hal ini, selain pasti Lily akan malu jika bertemu dengan teman-teman dan orang yang mengenali dirinya, Laut juga takut Lily akan di celakai oleh Samudera. Secara laki-laki gila itu bisa dengan nekat melakukan apa saja untuk mencelakai milik Laut.
"Ly, kamu masih tetap akan flight ke Aussie kan?" tanya Laut.
Lily mengangguk.
"Oke, kamu tetap tinggal di Aussie."
Lily mengernyitkan dahinya bingung. Bagaimana tidak, Laut baru saja memohon-mohon dirinya untuk pulang bersama laki-laki ini kembali ke Jakarta dan menikah tapi tiba-tiba Laut berubah pikiran dan menyuruh Lily untuk tetap tinggal di Australia.
"Maksud kamu?" tanya Lily.
"Kita tetap akan nikah di Jakarta, Ly. Tapi setelah itu kamu akan tetap tinggal di Aussie sampai anak kita lahir."
"Kenapa gitu? aku juga nggak bilang 'yes' untuk nikah sama kamu?"
"Tolong lah sayang..."
"Terus kenapa dan apa alasannya aku harus tetap tinggal di Aussie sampai anak aku lahir?"
"Demi keselamatan kalian, aku nggak mau Samudera bisa dengan gampangnya reach out kamu."
"Deal ya, Ly?" tanya Laut lagi.
Lily diam sembari memainkan jari-jarinya. Jauh di dalam lubuk hati nya dirinya ingin sekali mengiyakan ajakan Laut, namun, Lily juga ragu dengan laki-laki di sebelah nya ini. Lily takut Laut tidak benar-benar serius dengan ucapannya.
"Aku masih butuh waktu untuk mikir, Laut."
"Kamu butuh bukti apalagi, Ly? Aku udah jauh-jauh dateng kesini.."
"Aku nggak tau, aku takut.."
Laut menggenggam kedua tangan Lily, "Ly, tolong percaya sama aku kali ini."
•**•
Dilain sisi, Gentala sedang berjalan di sebuah taman bersama adik nya.
"Bang, abang nggak pulang ke Indonesia? Kuliah abang gimana?"
"Abang masih mau nunggu seseorang dulu."
"Cielah seseorang, tumbenan amat ngomongin seseorang. Cewek?"
"Ngeledek mulu! Iya cewek kenapa emang?"
"Abang... ternyata abang nggak gay?!"
"Heh! Enak aja! Gini-gini abang normal!"
"Ya kirain.."
Gentala, selama ini dirinya selalu dan masih menghubungi Lily. Menanyakan bagaimana kabar Lily dan bayi yang ada di kandungan perempuan itu.
Sepertinya, Gentala benar-benar menaruh rasa kepada perempuan bernama Lilyanna Bloom itu.
•**•
Drrt drrt drrt
"Siapa tuh.." Laut membatin sembari mengintip notifikasi yang masuk ke dalam handphone Lily.
Mata Laut seketika membulat saat membaca siapa yang mengirimi Lily pesan.
"Gen-Gentala?!" Beo Laut saat membaca nama si pengirim.
•***•
To be continuedJangan lupa vote & komennya🫶🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUT KU
Romance[ONGOING] FOLLOW DULU SEBELUM BACA! Penggemar cowok red flag level akut! 🚩silahkan baca. Konsep cerita ini adalah playlist lagu HEHE silahkan di check 🎶 ••••• Cerita tentang seorang perempuan yang dijadikan ajang taruhan oleh laki-laki bernama lau...