58. 2 SOON - Keshi🎶

1.4K 62 5
                                    

Dan benar saja, Lily membantu segala sesuatu hal yang sulit untuk Laut lakukan sendiri. Seperti, berganti pakaian, mandi dan segala macam nya.

Dengan bahu dan leher cidera saja Laut masih bisa jahil kepada Lily malam ini, bagaimana jika dirinya benar-benar sembuh. Sepertinya laki-laki ini bisa menerkam Lily kapan saja.

Saat ini keduanya sudah berada di ranjang untuk bersiap tidur.

"Ly, aku kangen banget sama kamu."

Lily mengernyitkan dahinya.

"Kan kita baru kepisah beberapa jam aja?"

"Bukan kangen yang itu, kangen yang lain."

"Nggak usah aneh-aneh! Udah ayo tidur."

"Tidur yang lain yuk, Ly."

"Laut."

"Iya sayang?"

"Aku paham maksud kamu, tapi kamu harus tahan sampai kita sah!" Ucap Lily.

"Yah..."

"Tidur."

"Mauu." Ucap Laut sembari menggoyang-goyangkan lengan Lily bak anak kecil yang meremgek meminta permen.

"Tidur!"

"Iya-iya..."

•**•

Hari ini Laut berencana pergi ke kampus karena memang dirinya hanya mengajukan cuti selama dua minggu saja. Sedangkan Lily, dirinya sudah mengajukan cuti untuk dua semester.

"Kamu yakin ke kampus hari ini?" Tanya Lily sembari memakaikan Laut kemeja nya.

"Aku udah bolos seminggu babe, absen ku udah nggak aman."

"Hm.. yaudah deh, tapi langsung pulang ya?"

"Pasti sayang."

"Oh ya, kamu disini aja ya? Kan aku cuma sebentar, cuma ada satu kelas."

Lily mengangguk, "Okey."

Laut pergi ke kampus dengan Gentala, "Lama lo! Gue nungguin sampe karatan nih!" Ucap Laut saat membuka pintu mobil Gentala.

"Bawel amat! Buruan masuk!"

Gentala mengendarai mobilnya dengan sedikit tidak santai karena mereka sudah terlambat untuk menghadiri kelas pagi ini.

"Pelan-pelan dong anjing! Ini lo nggak liat leher sama bahu gue woy!" Protes Laut.

"Berisik amat nih pahmud." Ledek Gentala.

15 menit.

Hanya dengan waktu 15 menit keduanya sudah sampai di kampus, padahal biasanya Laut menempuh waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai dengan selamat ke kampus.

"Lo nggak waras sih Gen!" Ucap Laut sembari melepas genggamannya pada pegangan di mobil Gentala.

"Santai aja kali bro." Jawab Gentala sembari keluar dari mobil.

"Udah tau nih temennya sakit bukannya dibantuin malah dibawa ngebut udah gitu di tinggalin lagi." Gumam Laut.

Hampir semua pasang mata menatap ke arah Laut yang berjalan sedikit pincang dengan gips dan penyangga lehernya yang membuat siapapun yang melihatnya merasa iba.

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang