25. THRU THESE TEARS - LANY🎶

4.7K 191 9
                                    

Lily mematikan handphone nya, karena pesan terakhir yang Laut kirim ketakutan tiba-tiba menyerang Lily. Tidak mungkin dirinya hamil, toh mereka baru melakukannya satu kali tidak mungkin kan?

"nggak mungkin, nggak." gumam Lily sembari lanjut menonton TV.

Beberapa saat Lily mencoba untuk fokus menonton film yang ia putar tapi tidak bisa. Pikirannya melayang entah kemana.

"bi, Lily mau latihan ballet kalau papa pulang suruh papa call Lily ya." ucap Lily sembari beranjak menuju kamarnya untuk mengambil perlengkapan latihan.

Selesai mengambil barang-barang yang ia butuhkan, Lily langsung berlalu menuju mobil untuk pergi latihan. Baru saja Lily masuk mobil, sudah terdengar gelora motor besar Laut memasuki pekarangan rumah Lily.

"sial!" ucap Lily.

tok tok tok

Laut mengetuk beberapa kali kaca mobil Lily.

"apa?" jawab Lily.

"aku minta maaf, aku harus apa biar kamu maafin aku, Ly?" tanya Laut.

"pergi! kita udah nggak punya hubungan apa-apa, tolong pergi aku nggak mau liat kamu lagi."

"Ly, please!"

Dengan emosi yang memuncak, Lily menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan. Lily keluar dari mobil dan berdiri tepat di depan Laut.

"Laut, dari awal aku dan kamu itu seharusnya nggak ada seperti yang kamu rencanakan. Dan mulai detik ini, aku bakal lupain dan buang jauh-jauh rasa yang pernah aku pupuk untuk kamu. Mulai detik ini, hari ini, besok, dan seterusnya kita udah nggak berlaku.

Kamu, kembali lah ke kehidupan kamu sebelumnya, dan aku, aku juga bakal kembali ke kehidupan aku sebelum ada kamu. Jadi tolong, pergi karena percuma kamu ada disini sekarang.

Aku terlalu kecewa untuk percaya lagi sama kamu, mungkin bener kata kamu Laut, aku murahan karena dengan gampangnya selalu nerima sentuhan kamu, tapi kamu perlu tau, itu karena waktu yang aku habisin sama kamu dan rasa yang aku rasain untuk kamu sama sekali bukan kepalsuan." ucap Lily panjang lebar sebelum kembali masuk ke dalam mobilnya,

Ucapan Lily sukses membuat Laut terdiam membisu seribu bahasa. Laut tercengang dengan kata-kata Lily yang menusuk tepat di hati nya. Rasa bersalah semakin membuncah di hatinya.

Tanpa Laut sadari, ini merupakan kali pertama dirinya merasakan sakit hati akibat seorang perempuan yang bahkan belum genap setahun singgah di hidupnya.

Laut ingin memperjuangkan Lily, tapi semakin dirinya mendekat Lily nya semakin menjauh pergi. Lantas bagaiamana caranya Laut mendapatkan Lily nya kembali?

Lily mengemudikan mobilnya sembari menangis tersedu-sedu. Tenggorokkannya tercekat saat berbicara di hadapan Laut karena menahan tangis.

Dirinya benar-benar tulus mencintai Laut tapi mengapa? mengapa Lily harus mendengar fakta menyakitkan itu? mengapa Laut tidak mengakhiri hubungan mereka secara diam-diam saja dan hilang dari hidup Lily?

Sesampainya di depan studio nya, Lily tidak langsung turun dari mobil. Dirinya memblokir nomor Laut dan segala akses yang sekiranya Laut bisa lakukan untuk menghubunginya.

"Ly, kamu pasti bisa. Dan nggak perlu takut karena semuanya pasti bakal baik-baik aja." ucap Lily ke dirinya sendiri.

Lily berlatih selama kurang lebih 3 jam hingga kaki nya terasa kebas. Saat mengecek handphone nya ternyata ada beberapa panggilan tak terjawab dari papa Lily.

Lily tidak sadar bahwa sinar matahari sudah tenggelam dan telah digantikan oleh sinar bulan yang indah. Lily tidak mengganti pakaianya, dirinya langsung meluncur pulang untuk menemui papanya.

•**•

Di lain sisi, Laut sedang termenung di markas ditemani oleh gentala. Laut begitu menyesal telah mengatakan kata-kata yang ia katakan semalam ke beno hanya karena dirinya merasa perlu mengakhiri taruhan bodoh ini tanpa terlihat bahwa dirinya telah memiliki perasaan untuk Lily.

"Gen, lo tau kan maksud gue nggak gitu semalem." tanya Laut ke Gentala.

"makanya nggak usah belagak! gue kan udah bilang, lo ngomong aja biasa kalo lo nggak mau taruhannya lanjut karena udah beneran ada perasaan sama Lily. Segala sok ngomongnya begitu! karma kan!" omel Gentala.

"terus gue harus gimana?! gue harus apa?"

"buat keputusan sekarang, lo mau merjuangin siapa? Lily atau Aurora?" tanya Gentala.

"Lily." jawab Laut cepat.

"secepet itu lo lupain Aurora? setelah apa yang udah dia lakuin buat lo? mimpi-mimpi yang lo bangun sama Aurora selama bertahun-tahun semudah itu lo lepasin?"

"lo tau gue nggak pernah seserius itu sama Rora." Jawab Laut.

"brengsek. Lo definisi cowok brengsek."

"gue sayang banget sama Lily."

"Kalo Lily hamil gimana?" Tanya Gentala.

Laut diam.

"Lo mau tanggung jawab?"

Laut masih diam membisu.

"Gue nggak akan biarin lo lari dari tanggung jawab kalo sampe dia hamil!" Ucap Gentala sebelum berlalu meninggalkan Laut.

Gentala mengenal Laut luar dan dalam. Gentala paham betul bagaimana watak Laut, Laut tipikal orang yang akan terus terobsesi dengan sesuatu hal yang baru saja ia temui. Namun, Laut belum cukup memahami apa arti tanggung jawab.

Laut masih belum bisa membedakan antara obsesi semata dengan rasa tulus dalam mencintai seseorang.

•**•
To be continued

LAUT KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang