40.

444 39 13
                                    

"BAYI KU"

.

Pov. Yoongi.

Aku berjalan secara perlahan ke arah ruangan inap Jieun dengan perasaan yang bercampur setelah mendengar perkataan dokter mengenai keadaan Jieun. Begitu sulit untuk ku mengambil keputusan seorang diri tanpa membicarakan hal ini kepada Jieun, namun aku juga begitu merasa tak sanggup untuk melihat kesedihan yang akan Jieun alami jika tahu tentang keadaan dia dan juga bayinya.

" Apa yang harus aku lakukan??? Haruskah aku putuskan seorang diri? Bagaimana jika Jieun tak menyetujui akan keputusan ku dan membenci diriku??.. "

Dengan perasaan bimbang aku pun membuka pintu ruangan Jieun dan melihat ia yang masih memejamkan matanya, seketika saja Wendy yang ada di samping Jieun pun segera menghampiri diriku dan menarikku untuk kembali ke luar dari ruangan Jieun.

" Bagaimana oppa??? Apa yang terjadi dengan eonni?? Apa kata dokter?? Bayinya baik-baik saja kan???. "
Ujar Wendy yang nampak begitu khawatir.

Dengan menahan rasa sakit yang ada didalam hati, aku pun mencoba untuk memberitahu keadaan Jieun yang sebenarnya kepada Wendy.

" Bayiku mengalami keracunan dan itu mempengaruhi pertumbuhannya bahkan kondisinya sudah begitu sulit untuk diselamatkan... "
Ujar ku dengan perlahan dan membuat Wendy terkejut.

" Lalu bagaimana keadaan eonni?? Apa ini akan mempengaruhi kesehatannya? Apakah tidak ada cara untuk menyelamatkan bayinya???. "

" Jika aku masih mempertahankan bayiku maka tidak menutup kemungkinan ini akan berpengaruh bagi kesehatan Jieun dan juga kondisi fisik dari bayiku sendiri, dokter memberikan solusi namun aku sulit sekali untuk memutuskannya..."

" Apa??? Apa kata dokter?? . "

" jalan satu-satunya yang bisa untuk aku lakukan adalah mengangkat rahim Jieun... "
Ujar ku yang semakin membuat Wendy tak bisa menutup rasa terkejutnya.

Ia pun memundurkan langkahnya dan terduduk disebuah kursi yang ada didepan pintu ruangan Jieun. Pandangannya menjadi kosong seperti saat diriku yang mendengar hal itu langsung dari dokter yang memeriksa Jieun. Ini adalah keputusan yang benar-benar sulit untuk aku lakukan, Jieun begitu mengharapkan kehadiran dari bayinya dan tak mungkin bisa untuk dia merelakan rahimnya demi kesehatan dirinya. Aku yakin jika Jieun akan bersikukuh untuk mempertahankan bayinya meskipun itu akan berakibat untuk kesehatannya. Bahkan dokter pun juga tak bisa untuk menjamin jika bayiku akan tumbuh dengan sempurna.

Dengan perasaan yang sama dengan yang dirasakan oleh Wendy, aku pun ikut duduk di sampingnya dan memikirkan solusi untuk masalah yang kini aku hadapi. Namun tiba-tiba, aku pun langsung teringat akan minuman yang selalu Jieun minum dipagi hari yang ia dapatkan dari Irene. Memang benar jika Deok Food memproduksi minuman herbal itu dan aku sendiri sudah melihat label yang tertera pada kemasan yang Jieun minum. Namun aku tetap merasa curiga dan harus memastikan lagi akan kandungan yang terdapat pada produk tersebut. Dengan tegas, aku pun meminta bantuan Wendy untuk menjaga Jieun dan aku yang segera pergi kembali ke rumah untuk mengambil kemasan dari minuman herbal yang Jieun minum itu. Jika aku menemukan bukti kalau memang keadaan yang Jieun alami karena minuman itu maka aku tak akan bisa untuk memaafkan Irene.

" Suho... Kau dimana?? Cepat bawakan produk minuman yang aku kirimkan kepadamu dan temui aku ditempat Pak Jang... "
Ujarku saat menelepon suho dan memintanya untuk membawakan kemasan minuman yang sama seperti Jieun minum.

Not CINDERELLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang