9

6.9K 454 12
                                    

"Kenapa?" Alyzaa menatap Ares yang kini menatapnya datar. "Gue gak punya urusan sama lo, kan? Kita bahkan gak begitu dekat, kenapa lo lakuin semua ini?"

"Lo masih pura-pura bego ternyata."

"Apa semua ini karna Rangga? Lo marah sama gue atas apa yang menimpa Rangga?"

Rahang Ares kian mengerat, urat-urat lehernya bahkan mencuat keluar. Tampak mengeras dengan kedua mata berkilat-kilat penuh emosi.

Alyzaa tersenyum kecut, tanpa Ares menjawab pun dia tahu jawabannya. Benar! Pria itu melakukan semua ini karna dia marah pada Alyzaa.

Menggeleng tak percaya, Alyzaa pun melangkah mendekat. Berdiri di depan Ares yang masih menatapnya penuh permusuhan.

"Gue gak tahu apa yang membuat lo marah atau benci sama gue. Tapi, saat lo memilih membalas semuanya. Semua yang bahkan gak gue tahu itu. Lo salah sasaran."

"Gue gak butuh pencerahan dari lo. Dan apa pun yang gue lakuin, semua terserah gue." Gigi Ares bergemelatuk hebat. Tampak menahan diri untuk tidak kembali menyerang Alyzaa. "Karna yang harus lo tahu, mulai hari ini. Hidup lo gak akan setenang dulu. Dan gue harap..." Berbalik, Ares memilih melangkah menjauh ketimbang menatap wajah Alyzaa lebih lama.

"Lo mempersiapkan diri buat nanggung apa yang udah lo perbuat selama ini."

Ares melangkah menjauh. Membuat Alyzaa tersenyum kecut.

"Memangnya apa yang udah gue perbuat?" Tanya Alyzaa menghentikan langkah Ares. "Kasih tahu gue? Apa yang udah gue lakuin sampai gue harus tanggung jawab dengan apa yang selama ini gue lakuin?"

Alyzaa mengepalkan tangannya erat, menatap punggung Ares marah.

"Gue yang disakiti di sini, gue yang ditinggalin, di bohongi sampai di khianati." Alyzaa tidak membentak, namun nafasnya berubah kasar dan memburu.

"Bahkan gue juga liat gimana-"

"Bacot, lo!" Sambar Ares berbalik. Melangkah lebar ke arah Alyzaa, mencekram dagu wanita itu kuat. "Lo pikir gue bakal termakan sama apa yang uda lo karang ini? Gue bukan Rangga, Alyzaa! Gue bukan cowok tolol itu yang akan percaya dengan apa yang lo bilang selama ini. Jadi, simpan baik-baik cerita lo! Karna sampai kapan pun, gue gak akan pernah percaya! Denger lo?!"

Alyzaa bisa melihat bagaimana sorot mata itu menatapnya berkilat penuh emosi. Juga nafasnya yang memburu dengan wajah memerah padam.

"Karna yang gue tahu, lo udah buat bokap gue ninggalin nyokap gue. Buat dia terus-terusan nangis dan juga berasa gak punya semangat hidup."

"S-samudra."

"Lo gak seharusnya buat semua masalah ini tambah runyam! Dan gue ingetin sekali lagi, gue gak pernah main-main sama apa yang gue ucapin. Jadi, gue harap lo gak semakin nambah ketololan lo buat nambah daftar penderitaan lo mulai sekarang!"

Alyzaa tidak lagi membuka suara, dia hanya diam hingga Ares menarik dirinya menjauh. Bahkan ketika pria itu menatapnya dengan emosi yang terlihat jelas di kedua mata juga wajahnya, dia tahu, semakin dia menjelaskan segalanya, Ares akan semakin emosi dan juga kasar. Jadi, yang bisa dia lakukan sekarang adalah.. mengalah dan diam.

"Gue minta maaf." Alyzaa bahkan tidak tahu dia meminta maaf untuk apa, tapi melihat bagaimana Ares yang begitu marah di sini membuat dia yakin ada salah paham diantar mereka.

"Tapi, A- em-Samudra, gue rasa ada salah paham di-"

"Gimana kalau nyawa dibalas dengan nyawa?"

Kedua mata Alyzaa terbelalak, dia bahkan kehilangan kata-kata juga suaranya. Bahkan ketika Ares beringsut mendekat, berdiri di depan Alyzaa dengan jarak yang begitu dekat. Alyzaa sama sekali tidak bisa bergerak barang sedikit pun. Seluruh tubuhnya, seakan sulit untuk digerakkan. Semua terasa mati rasa dan juga kaku.

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang