Sejak semalam Alyzaa merasa ada yang berbeda dari Samudra, suaminya. Pria itu lebih banyak diam dan melamun. Belum lagi dia yang kadang menatap dirinya. Hanya diam tanpa mengatakan apa pun, membuat Alyzaa merasa aneh dan juga bingung.
Begitu pun pagi ini, yang biasanya dia sudah bangun. Mulai beraktivitas seperti biasa, dia malah masih berbaring di atas ranjang. Bergulung di selimut tebalnya tanpa melakukan apa pun. Membuat Alyzaa yang bangun sedikit siang kali ini sedikit kaget karna masih mendapati pria itu di sampingnya.
Entah dia kelelahan karna aktivitasnya akhir-akhir ini, atau memang tidurnya yang sedang lelap-lelapnya. Tapi Samudra sama sekali tidak mengganggu tidurnya seperti biasa. Dia pun masih berbaring di sampingnya dengan kedua mata terpejam. Membuat Alyzaa semakin menatapnya aneh.
Bangkit dari berbaringnya, Alyzaa pun mulai membuka tirai yang berada di kamar. Membiarkan sinar mentari pagi masuk lewat jendela kamarnya. Senyumnya mengembang saat melihat bagaimana cerahnya pagi ini.
Mematikan AC kamar, Alyzaa berniat membersihkan kamar pagi ini. Tak berniat untuk membangunkan sang tuan muda. Karna biasanya, jika weekend sekalipun, dia akan bangun lebih pagi dari biasanya. Namun berbeda kali ini, yang Alyzaa pikir, mungkin dia sedang butuh istirahat lebih. Karna Alyzaa bisa melihat bagaimana pria itu yang berubah aneh sedari kemarin.
Tak ingin mengambil pusing untuk memikirkan pria itu, Alyzaa baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi dan berganti baju. Sudah siap dengan pakaian santainya untuk membersihkan kamar.
Sejak dia menikah dengan Samudra, pria itu memang tak membiarkan siapa pun masuk ke dalam kamar mereka kecuali mereka berdua. Yang otomatis, Alyzaa lah yang bertugas membersihkan kamar setiap harinya.
Sedang untuk rumah, akan ada pekerja yang datang tiga hari sekali untuk membersihkan rumah. Sisanya, Alyzaa lah yang harus mengurus segalanya. Termasuk memasak dan segala kebutuhan pria itu.
Yang kadang kala, membuat Alyzaa yang juga memiliki aktivitas di luar rumah merasa kalang kabut. Tapi, mau bagaimana lagi, dia tidak ingin bertengkar dan malah membuat dia stress karna tingkah rewel pria itu. Yang jika tidak dituruti akan membuat Alyzaa pusing sendiri.
Alyzaa baru meraih penyedot debu, baru akan menghidupkan mesin itu ketika mendengar erangan seseorang di atas ranjang. Membuat kegiatan Alyzaa seketika terhenti. Dia menoleh ke arah Samudra yang kini bangkit dari berbaringnya. Duduk di sana dengan wajah kantuknya.
"Ini apa sih panas banget?"
Alyzaa mengerjab, melirik pendingin ruangan yang dia matikan. Sengaja karna dia sedang ingin membersihkan kamar.
"AC nya lo matiin?"
Mendapat pertanyaan penuh tuduhan dari Samudra, yang benar adanya membuat Alyzaa mendesah. Meraih remote dan kembali mengatur ruangan agar kembali dingin.
"Maaf, aku tadi--"
"Lo itu, ya!" Samudra tampak berapi-api. Terlihat sekali jika sedari kemarin dia menahan diri untuk tidak mengomel dan berteriak. "Gak bisa apa ngelakuin apa-apa itu di pikir dulu! Hah?!"
"Lo gak liat gue lagi tidur?!" Bentak Samudra yang seketika membuat Alyzaa tertegun. Untuk beberapa hal, Samudra memang menjengkelkan. Tapi dia tidak pernah berteriak dan meninggikan suaranya.
Dia akan berbicara sinis padanya, berujar penuh penekanan dan peringatan. Tapi tidak sampai berteriak keras seperti sekarang. Membuat Alyzaa yang tiba-tiba mendapatkan teriakan pagi ini seketika hanya bisa terdiam dengan tangan meremas penyedot debu erat. Ada rasa ngilu dan nyeri yang tak bisa dia gambarkan.
Hingga untuk beberapa saat hanya diam menatap Samudra, Alyzaa memalingkan wajahnya begitu merasa matanya panas dan akan berkaca-kaca.
"Ck, sialan!" Maki Samudra kemudian. Yang melihat kediaman Alyzaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turun Ranjang (SELESAI)
Romance"Pengkhianatan, luka dan juga rasa sakit yang mendalam. Membuat ku lebih tegar dari yang mereka bayangkan." Alyzaa. "Nyawa harus dibalas dengan nyawa! Maka akan aku pastikan kamu sama menderitanya layaknya kehilangan nyawa!" Ares. ***