16

7.4K 501 11
                                    

Alyzaa kira, setelah dia tiba di rumah setelah hampir dua hari tak pulang. Dia akan langsung di todong penjelasan oleh Samudra. Seperti janjinya tempo hari, di mana dia berniat menjelaskan segalanya di rumah. Di mana mungkin mereka bisa leluasa berbicara.

Namun tebakan Alyzaa salah, begitu dia tiba di rumah. Dia sama sekali tak mendapati Samudra di mana pun. Padahal jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Jam di mana pria itu seharusnya sudah ada di rumah mengingat jika pria itu jarang pulang larut di awal-awal bulan seperti sekarang ini.

Memilih mengabaikan segala keheranan Alyzaa, dia pun memilih masuk ke dalam kamar mandi. Memilih membersihkan diri baru nanti dia akan menunggu Samudra. Dia sudah memikirkan segalanya, di mana dia akan menjelaskan segalanya pada pria itu tak terkecuali tentang pertemuan pertamanya bersama Arsen. Yang mungkin setelah ini pria itu mau membantunya untuk mengurus segala berkas untuk mengadopsi pria kecil itu.

Jika pun tidak, mungkin Alyzaa harus mengurusnya sendiri, tapi setidaknya dia sudah memiliki Samudra sebagai suaminya. Dulu dia kesulitan mengurus segala dokumen karna dia dianggap single parent, dengan statusnya single parent dan belum pernah memiliki anak. Membuat dia kesulitan mengurus segala dokumennya, dan pengadilan selalu menolak pengajuannya adopsinya. Hingga kini, dia belum bisa mengurus segala dokumennya. Belum lagi Arsen yang masih memiliki orang tua-yang sebenarnya tidak di ketahui Alyzaa.

Tapi tetap saja semua itu tidaklah mudah, dan pengacara papanya bisa membantu jika ibu atau wali dari Arsen setuju dengan apa yang Alyzaa ajukan. Jika pun pengacara papanya membantu-namun akan ada kemungkinan suatu hari nanti Alyzaa akan dalam masalah-jika seandainya orang tua, atau wali Arsen mempermasalahkan semuanya. Dan membawanya ke meja hijau, jelas Alyzaa akan kalah. Dan dia bisa dikenai pidana, belum lagi Arsen yang akan memiliki dua akte kelahiran. Yang membuat segalanya bertambah rumit.

Namun sekarang, satu tahun lamanya, Alyzaa yakin jika keputusannya untuk mengadopsi Arsen adalah pilihan yang tepat. Di mana Samudra adalah paman kandung pria kecil itu, di tambah ibu, atau keluarga lainnya tidak pernah datang mengunjunginya. Yang bisa dikatakan bahwa keluarganya telah menelantarkannya. Dari semua itu pengadilan tidak mungkin menolak pengajuan surat adopsinya.

Selesai mandi dan berganti baju, Alyzaa tidak langsung tidur, dia memilih duduk di sofa ruang tengah dan menunggu Samudra. Jam memang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam-jika Samudra benar-benar pulang larut, satu jam lagi adalah jam batas dia bekerja. Yang artinya dia akan pulang pukul sebelas malam. Dan Alyzaa bisa bertemu pria itu satu jam lagi.

Detik, menit, jam pun berlalu. Tak terasa Alyzaa sudah menunggu Samudra satu jam lamanya.

Dan selama satu jam itu, Alyzaa nyaris tertidur karena rasa kantuknya yang tidak bisa dia tahan. Dia benar-benar ngantuk, tapi dia tidak mungkin tidur setelah dua hari lamanya dia tidak pulang. Mengabaikan pria itu-juga janjinya yang akan menjelaskan segalanya.

Melirik jam dinding--yang sudah pukul sebelas malam. Namun belum ada tanda-tanda Samudra masuk ke dalam rumahnya.

Melirik ponselnya yang berada di atas meja, Alyzaa menimbang-nimbang apakah dia harus menghubungi pria itu, atau lebih baik dia istirahat saja? Mungkin besok pagi dia bisa bertemu pria itu dan mulai menjelaskan segalanya.

Benar, lebih baik dia beristirahat terlebih dahulu.

Alyzaa bangkit, meraih ponsel dan melangkah ke arah kamar. Dia sangat mengantuk, dan juga lelah karna harus menjaga Arsen sepanjang malam. Belum lagi Arsen yang tidak mau menjauh darinya, membuat dia kewalahan sendiri. Hingga kurang beristirahat.

****

Pukul tujuh pagi Alyzaa baru bangun dari tidurnya. Saat ia menggeliat, menoleh ke samping-keningnya mengeryit saat tak mendapati siapapun di sana.

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang