35

6.7K 453 33
                                    

Boleh kan, komennya dibanyakin???

Timnya happy ending nih....

***

"Mending sekarang kamu keluar deh. Bilang sama papa gimana hubungan kita yang sebenarnya!" Seru Alyzaa berkacak pinggang. Menatap pria di depannya yang malah berbaring terlentang di atas ranjang.

Sama sekali tidak terpengaruh dengan dirinya yang sedari tadi terus mengomel di depannya.

"Habis itu apa?" Pria itu hanya melirik. Tidak benar-benar tertarik menanggapi. "Kita rujuk lagi nggak??"

"Nggak!"

"Loh kok gitu?" Pria itu tampak keberatan. Dia bahkan kini langsung bangkit dari berbaringnya. Duduk dan menatap wanita di depannya tak terima.

"Kok gitu?" Alyzaa mengulang dengan sinis. "Kamu kira," kedua matanya kian menyorot tajam. "kamu bisa talak, rujuk, talak, rujuk, sesuka hati, kamu?! Jangan mimpi, ya!"

"Loh, sayang-"

"Berhenti manggil aku sayang!" Geram Alyzaa. Kesal karna pria di depannya itu terus memanggilnya sayang sejak pertemuan pertama mereka tadi.

Lalu, dengan bodohnya dia malah diam saja saat kedua orang tuanya berpikir jika mereka akan berbaikan setelah pulang bersama. Satu mobil yang sama, dan melihat ndandanannya yang sedikit lebih berantakan-padahal dia sudah berusaha memperbaikinya, merapikannya. Hanya tinggal bajunya saja yang kusut karena ulah pria di depannya.

Itu jugalah yang membuat mereka terjebak di dalam kamar berdua-yang papanya kira, Ares datang untuk membujuknya agar mereka berbaikan. Dan semua itu berhasil, namun nyatanya, tidak! Tidak sama sekali! Kedua orang tuanya salah besar jika berpikir, dia akan kembali pada pria di depannya-yang entah mengapa malah terkesan lebih-menyebalkan dari biasanya.

"Loh? Kan aku emang beneran sayang sama kamu, sayang."

Alyzaa memutar bola matanya jengah. Berdecak saat menemukan tatapan jenaka pria di depannya. Yang lagi-lagi menggodanya.

"Mending sekarang kita keluar! Kita jelasin hubungan kita yang sebenarnya sama papa dan mama." Dia berbalik. Enggan menatap pria di depannya lebih lama.

Ok, dia bisa benar-benar gila jika berhadapan dengan pria itu.

"Tapi habis itu apa? Kita rujuk lagi, ya?"

"Gak!"

"Oh, ya udah." Dengan santai, pria itu kembali berbaring. Membuat Alyzaa berdecak dan menatap pria itu kesal.

"Res!"

"Aku mau ngomong sama papa kalau habis itu kita rujuk lagi! Titik, gak pakai koma!"

"Kamu kira aku bakal mau rujuk sama kamu yang begitu mudah jatuhin talak sama aku?" Alyzaa kembali berkacak pinggang. Menatap kesal pria di depannya yang meliriknya sekilas. "Jangan mimpi kamu, ya!"

"Ya kan aku udah minta maaf, sayang. Waktu itu aku khilaf. Besok-besok gak gitu lagi."

"Kamu kira aku bakal gitu aja percaya? Gak! Aku gak akan percaya sama kamu."

Ares berdecak. Kembali bangkit dengan malas-malasan. "Kamu gak liat sih gimana kamu waktu itu, tertekannya." Dia menunjuk Alyzaa dengan santainya. "Liat muka kamu yang kayak tertekan banget buat aku gak bisa mikir apa-apa." Lalu diam, memicing, menatap Alyzaa dengan ekspresi menilai. "Atau jangan-jangan waktu itu cuman akting? Kamu manfaatin perasaan aku, ya?" Tuduhnya. Santai sekali bicaranya.

"Besok-besok aku gak akan percaya deh kalau itu cuman akting." Dia kembali berbaring. "Kayaknya aku boleh kasih apa pun sama kamu. Tapi masih ada batasannya gak sih, sayang?" Dia entah bertanya pada siapa. Karna kini, dia menjawab pertanyaan itu sendiri.

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang