36

5.6K 401 41
                                    

Jangan lupa komen dong... tinggalkan jejak di sini. Biar aku semangat up setiap harinya...

Tapi kalau emang gak mau komen ya gak papa, cuman aku akan nunggu kalian komen yang banyak deh. Biar kita lanjut bab 37 nya....

Selamat membaca!!!

Mana nih, tim...

Ares

Alyzaa

Dan tim pisah?

Hehehehe

******

Pagi ini, Alyzaa sengaja tidak ikut turun sarapan dengan kedua orang tuanya, juga pria itu mungkin?

Sengaja turun terlambat dan berharap dia tidak bertemu dengan seseorang yang semalam membuatnya jengkel berkali-kali. Kesal karna tingkahnya itu.

Jadi, dia baru turun setelah jam sarapan selesai lebih lama, melangkah ke meja makan dengan ponsel di tangan, sibuk dengan benda pipih itu beberapa saat sebelum menyimpannya di dalam tas yang dia jinjing di sebelah tangannya, dia beniat membuat kopi-atau sarapan karna semalam dia melewatkan jam makam malam. Dan sekarang dia sangat kelaparan.

Tapi-

"Selamat pagi, sayang."

Langkah Alyzaa berhenti mendadak, kedua matanya membola saat menemukan ada siapa di balik meja pantry ibunya. Tersenyum lebar, ada spatula dan piring diantara tangan kanan-kirinya. Lengkap celemek membungkus tubuh depannya. Pria itu tersenyum lebar, terlalu lebar hingga Alyzaa merasa itu sangat menyilaukan.

"Tidur kamu nyenyak banget ya semalam, jam segini baru bangun?"

Alyzaa masih mematung, masih diam di tempatnya karna berusaha menyakinkan diri dengan penglihatannya.

Bagaimana mungkin pria itu bisa berada di balik dapur mamanya?

Padahal hari sudah beranjak siang. Jangan bilang jika dia lagi-lagi ingin mengganggu harinya?

Beberapa pertanyaan itu hinggap di kepalanya. Membuatnya sama sekali tak bisa mengalihkan pandangannya. Dia masih terpaku di wajah itu.

"Sini, dong, sayang, jangan diam aja. Aku udah buatin sarapan loh buat kamu." Dia nyengir lebar, tampak menyilaukan di mata Alyzaa.

Menghembuskan nafas pasrah, pada akhirnya Alyzaa melangkah mendekat. Duduk di salah satu stool di depan meja pantry. Memperhatikan pria berpakaian kemeja putih-yang di gulung asal sampai siku, dan celana hitam itu, berjalan mondar-mandir. Dia tampak kebingungan, namun sama sekali tidak mengeluh seperti biasanya. Di mana dia tidak bisa melakukan apa pun selain menyulitkan Alyzaa.

"Taraaaa, nasi goreng telor ceplok ala chef Ares nih." Ujarnya dengan bangga. Meletakkan sepiring nasi goreng di depan Alyzaa.

Ada sesuatu yang mendadak menyengat hati Alyzaa. Namun dia berusaha mengabaikan itu semua.

Sampai, dia menunduk, menatap hasil masakan pria di depannya. Lalu mendongak untuk menatap pria yang kini meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja pantry. Bertumpu di sana, masih dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Kenapa?" Tanyanya saat Alyzaa hanya diam. Seakan tahu kenapa wanita di depannya hanya diam. Ares kembali angkat bicara. "Walau telornya agak coklat tapi aku pastiin enak kok."

Lalu, tangannya menunjuk area dapur yang baru Alyzaa sadari jika-tempat itu layaknya terkena angin tornado. Benar-benar kacau dan berantakan.

Apa saja yang pria itu lakukan sampai bisa membuat dapur mamanya kacau seperti itu?

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang