32

5.9K 465 19
                                    

Setelah tersadar dari keterkejutannya, dari syoknya. Ares segera berlari ke arah mobilnya, masuk dan mulai melajukannya dengan tergesa, mengejar mobil taksi yang Alyzaa kendarai, yang sayangnya sudah tidak bisa Ares temukan lagi.

Dia kehilangan jejak, memukul stir mobil berkali-kali. Ares berkali-kali mengumpat, berteriak kesal lantaran khawatir dan merasa kalut.

Diantara kepanikannya, Ares masih sempat merogoh ponselnya, menghubungi nomor ponsel Alyzaa yang awalnya tersambung di panggilan pertama, berubah tidak aktif di panggilan selanjutnya. Membuat Ares benar-benar kalut kali ini.

Berusaha menenangkan pikirannya yang kian terasa kalut, takut, dan panik. Ares meminggirkan mobilnya. Kembali mencoba menghubungi nomor ponsel Alyzaa. Yang lagi-lagi tidak aktif, dan untuk kesekian kalinya. Ares kembali mengumpat, memaki apa pun hingga satu pikiran tiba-tiba terlintas di kepalanya.

****

Ares tahu jika kali ini Alyzaa pasti akan sangat sulit dia temui, dia cari atau bahkan memaafkan segala kesalahan-yang sudah keluarganya lakukan.

Karna itulah, ketika dia mendatangi rumah-rumah yang mungkin saja Alyzaa kunjungi, dia tidak menemukan wanita itu.

Di mulai dari rumah mereka, rumah Alyzaa dan Rangga dulu-yang sempat dia tinggali dengan wanita itu setahun terakhir. Dia tidak menemukan wanita itu di sana.

Bahkan ketika dia mendatangi rumah tempat Alyzaa menyembunyikan Arsen dulu, lagi-lagi Ares harus menelan kekecewaan. Alyzaa tidak ada di sana. Dia tak menemukan Alyzaa di sana-yang artinya Alyzaa tak mendatangi rumah itu.

Tak menyerah begitu saja, Ares datang ke restoran Alyzaa. Yang sebenarnya sudah bisa dia tebak jika dia tidak akan menemukan wanita itu di sana. Dan tembakan benar saja. Alyzaa tidak ada di sana. Namun dia berhasil menemukan sahabatnya, Tiara. Wanita yang Ares tahu begitu dekat dengan istrinya. Yang kebetulan, wanita itu menanyakan keberadaan Alyzaa sebelum dia bertanya tentang istrinya itu. Yang kemudian Ares jawab hanya dengan tubuh berbalik, tanpa menjawab atau menjelaskan apa pun pada wanita itu.

Hingga tujuan terakhir Ares kali ini adalah rumah mertuanya. Rumah yang mungkin saja Alyzaa datangi kali ini. Mengingat bagaimana keinginan wanita itu terakhir kalinya tadi, yang meminta Ares untuk menceraikannya.

Ares tiba di rumah mertuanya itu saat jam menunjukkan pukul sembilan malam. Waktu yang cukup lama dari jarak kepergian Alyzaa setelah kemarahan wanita itu tadi. Bagaimana tidak, dia terjebak macet di sana-sini saat mencari Alyzaa ke sana-kemari. Belum lagi jarak dari rumah satu ke rumah lainnya tidak lah dekat. Membuat Ares benar-benar menyesal karna telah membuang waktunya dengan percuma.

Begitu Ares tiba di sana, di rumah mertuanya-yang baru beberapa kali dia datangi selama menikah dengan Alyzaa.

Ada perasaan gugup, cemas dan juga gusar yang dia rasakan. Selain karna dia takut Alyzaa tak berada di sana, Ares tidak tahu lagi harus mencari ke mana jika saja dia tak menemukan istrinya itu di sana.

"P-pa." Sapa Ares begitu mertuanya, yang membukakan pintu untuknya.

Tidak ada ekspresi di wajah tua itu, dia hanya menatap lurus ke arahnya. Yang bisa Ares tebak jika istrinya kali ini ada di sini.

Tanpa sadar, helaan nafas lega keluar dari mulutnya. Sama sekali tidak peduli dengan ekspresi tak bersahabat mertuanya yang menatapnya tajam kali ini.

Bahkan jika pun nanti Ares akan menjadi sasaran amukan mertuanya. Dia tidak akan takut, setidaknya, dia tahu jika kali ini mungkin dia harus benar-benar memulai semua dari awal. Mengingat, jika dulu, di pertemuan pertama mereka. Ares tak meninggalkan kesan baik--Yah, walau selama pernikahannya dengan Alyzaa mertuanya tak pernah bersikap berlebihan, bersikap biasa-biasa saja dengannya, tapi tetap saja. Alyzaa pasti telah menceritakan segalanya pada kedua orangtuanya.

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang