40.

5.2K 147 17
                                    

Dengan kedua tangan yang berada di sakunya celananya, Ares berkali-kali menghela nafas panjang, berusaha mereda detak jantungnya yang terasa berat debarannya. Yang terasa lebih sesak dari biasanya.

Sampai suara langkah kaki di belakangnya terdengar mendekat, barulah ia berbalik. Dan langsung menemukan kedua mata wanita yang seharian ini tak bisa ia tatap, tak bisa ia pandang dengan perasaan rindunya. Dan kini dia baru bisa menatap kedua mata itu, secara langsung namun tak membuat perasaan rindunya sirna. Yang ada, dia malah merasa sesak luar biasa.

"Aku nyariin kamu dari tadi." Ujarnya setelah diam beberapa menit. Hening beberapa waktu. "Ke mana-mana. Tapi sayang, aku gak bisa nemuin kamu di mana pun." Dia menggeleng dengan rahang sedikit mengerat.

"Tapi lucunya, kamu udah ada di sini," dia melirik ke arah pintu. "Dengan seseorang yang bahkan aku gak pernah berpikir kamu akan ajak dia sampai sejauh ini."

"Kamu tahu, aku bahkan sampe takut sendiri karna gak bisa nemuin kamu di mana-mana tadi. Aku pikir kamu kenapa-napa. Telpon aku gak kamu angkat, gitu pun pesan aku yang gak kamu balas satu pun." Ada jeda, tarikan nafas dan hembusan kasar setelahnya. 

"Za, apa kamu harus melakukan hal sejauh ini?" Tanyanya, yang dibalas Alyzaa hanya dengan diam. Wanita itu hanya diam tanpa mengatakan apa pun sampai membuatnya mengusap wajahnya frustasi. 

"Aku menahan diri selama ini." Yang baru dia ketahui ternyata semua percuma. Percuma karna nyatanya wanita itu bahkan tak mengerti sejauh mana pengorbanannya selama ini. 

"Kita udah berpisah, kan? Dan aku rasa-"

Rahang Ares mengeras, dia terlihat marah karna kata itu. Sampai gelengan tak percaya, bercampur dengan raut yang kian mengerat, membuat Alyzaa melangkah mundur. Dia tampak tak lagi meneruskan ucapannya.

"Aku memang pernah jatuhkan talak sama kamu, Za. Tapi itu talak satu." Ada marah di setiap kata yang dia keluarkan. Juga geraman tertahan. Yang mati-matian tidak ingin dia keluarkan sedari tadi. Tapi semua melebur ketika mendengar apa yang wanita di depannya katakan. Membuat dia tak lagi bisa menahannya.

"Tapi seharusnya kamu tahu, sebelum tiga bulan talak itu aku jatuhkan, dan aku kembali ngajak kamu rujuk. Talak itu gak berlaku lagi, yang artinya kamu masih sah menjadi istri ku."

Ada wajah terkejut yang tidak bisa Alyzaa sembunyikan. Semua itu tertangkap jelas di mata Ares.

"Kamu masih istri sah ku, dan gak seharusnya kamu--" Ares mendadak diam, kehilangan kata dan suaranya yang mendadak tak bisa dia keluarkan.

Sampai beberapa menit di habiskan dengan kesunyian, keheningan dan kediaman. Ares kembali mengusap wajahnya kasar-yang kian terasa frustasi dan melelahkan.

"Apa harus sampai sejauh ini? Apa kamu harus bawa orang lain di hubungan kita sampai sejauh ini?" Tanyanya melembut.

"Za, apa kamu benar-benar berniat pergi? Kamu benar-benar gak bisa balik dan berdiri di samping aku lagi?"

Alyzaa menunduk, menghindari tatapan mata Ares yang menuntut jawaban.

Ares menggeleng, kediaman wanita di depannya. Juga ekspresi wajah wanita itu seakan menjawab segalanya.

"Ok, aku tahu."

Alyzaa mengangkat pandangannya, menatap Ares dengan kedua matanya-yang seketika bertemu tatap dengan kedua mata memerah itu. Kedua mata mereka terkunci, saling tatap dengan kedua mata sulit berpaling.

"Kamu pengen aku berhenti, kan?" Ares melangkah mendekat. Berdiri di depan Alyzaa dan membuat dia dengan jelas menghirup aroma tubuh wanita itu.

"Sekali lagi, kasih aku kesempatan sekali lagi." Pintanya. "Sisanya, kalau aku masih gak bisa buat kamu bertahan di samping aku. Aku bakal nyerah. Aku akan turuti apa pun yang kamu mau."

Turun Ranjang (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang