01-Kejadian awal

19.1K 406 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
Halooo...Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh...
Selamat datang dicerita kedua author.

Cerita ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama, tokoh, latar, karakter dan cover tanpa sengaja mohon maaf. Tidak ada unsur menciplak!

Mohon jangan jadi silent readers! Hargai karya author dengan cara vote dan komen!
Terimakasih sudah mampir buat baca& semoga suka :)

Mohon jangan jadi silent readers! Hargai karya author dengan cara vote dan komen! Terimakasih sudah mampir buat baca& semoga suka :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertemuannya begitu singkat, namun tiba-tiba saja takdir mengikat kita berdua dalam sebuah hubungan yang begitu sakral.

~Mendadak Ning~

🌼🌼🌼

Seorang gadis cantik dengan gaun merah maroon diatas lutut berjalan mengendap-endap keluar rumah dengan mata yang melirik kesana kemari memastikan keadaan sekitar. Setelah dirasa aman gadis itu memutar kunci pintu utama secara perlahan agar tak menimbulkan bunyi yang membuat orang lain menangkapnya.

Namanya Arumi Hilya Nafisah. Berumur 18 tahun dua hari yang lalu. Gadis periang dengan omongan ceplas-ceplos tanpa di saring terlebih dahulu. Dalam kamus seorang Arumi tidak ada kata tidak didalamnya. Jika dia menginginkan hal itu, maka Arumi menginginkannya!

Arumi adalah gadis yang sedikit nakal. Keluar masuk club malam itu sudah menjadi hal biasa bagi Arumi. Eits jangan berfikir buruk dulu, hanya sekedar minum bukan yang lainnya. Catat.

Jika ditanya untuk apa dia berjalan mengendap-endap keluar? Ya tentu saja untuk menghindari kakak laki-lakinya yang begitu cerewet melarangnya ini itu yang kadang membuat Arumi sakit telinga mendengarnya.

"Mau kemana lagi lo?!"

Suara bariton menghentikan pergerakan Arumi yang baru saja ingin menarik handle pintu. Sudah tahu siapa orangnya, Arumi tanpa rasa takut berbalik badan menatap malas sang Abang. Jika sudah ketahuan mengapa harus takut? Sekalian lawan saja. Begitu prinsip Arumi.

"Banyak tanya lo kayak Dora!"

"Mau kemana gue bilang?!"

Arumi memutar bola matanya jengah. Drama di mulai. "Mau kemana gue itu bukan urusan lo abangku tersayang, jadi please lo gak usah banyak bacot, mending sana kerja yang rajin cariin gue duit buat foya-foya"

Terdengar suara helaan nafas berat dari laki-laki yang bernama lengkap Altaf Mahendra itu. Emosinya tiba-tiba saja ingin meledak jika dihadapkan dengan Arumi, adik satu-satunya.

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang