08-Jodoh cerminan diri?

5.3K 238 3
                                    

Jodoh memang cerminan diri. Namun itu tak selamanya, karna pada hakikatnya menikah adalah menyempurnakan dua insan yang masing-masing punya kekurangan didalam dirinya.

~Alif Syauqi khalif~

~Alif Syauqi khalif~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••

Keduanya melaksanakan sholat dhuha berjamaah dua rakaat secara khusyuk. Mulai dari takbir membesarkan nama Allah, hingga di akhiri salam. Setelahnya Alif berbalik menyodorkan tangannya untuk disalimi oleh Arumi, namun respon gadis itu cukup berbeda. Gadis itu malah menaikkan satu alisnya seolah bertanya 'Buat apa?'

Alif mengerlingkan matanya malas "Salim, masa gitu aja gak tau!"

Arumi menyengir "Ouh salim. Santai aja dong, nggak usah marah-marah" Dengan segera ia menyambut tangan Alif, menempelkan tangan besar itu di pipinya.

"Kalo salim itu yang bener..."

Arumi geleng-geleng "Emang salim yang benar gimana? kan sama aja" Perasaan, perbuatannya tidak ada yang benar di mata Alif.

Alif mengelus kepala Arumi membuat perempuan itu terfokus menatap netranya "Ya beda dong habibati, kalo salim itu tuh gini, coba tangannya siniin. salim lagi!" Alif mulai mengarah kepala arumi untuk mengecup tangannya dengan cara yang lebih tepat "Kalo salim tuh gini, di kecup. Bukan cuma kena pipinya doang"

Arumi manggut-manggut mengerti "Berarti selama ini fisha salah dong ya?"

"Banget!" Bibirnya mengerucut mendengar respon yang sangat-sangat diluar ekspektasi. Ia berharap suaminya itu mengatakan 'Nggak papa dong, kamu kan baru tau' tapi ini malah diluar dugaan.

Sudah malas meladeni alif, Arumi kemudian beranjak namun tiba-tiba Alif menariknya hingga ia terjatuh di pangkuan lelaki itu. Keduanya saling pandang untuk beberapa saat saling meneliti ciptaan tuhan didepan mereka.

Arumi mengerjap sadar. Astaga apa yang dia lakukan. Arumi langsung beranjak dari pangkuan Alif. Suasana tiba-tiba menjadi canggung.

Alif yang menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dan Arumi yang berusaha menenangkan jantungnya yang menggila "M-maaf"

Arumi mengangkat kepalanya "Nggak papa. Kenapa lagi?"

Alif mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Arumi, sangat ambigu. "Kenapa apanya?"

Arumi memutar bola matanya malas, suaminya ini seketika amnesia "Kenapa manggil?"

"Ouh, zikir dulu setelah sholat, jangan langsung berdiri. Dalam Al-Qur'an surah an-nisa Allah berfirman 'Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), berdzikirlah kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman'

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang