20-Sunnah

3.7K 144 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
✨Jangan lupa vote dan komen yaaa
🌟 Jangan jadi silent readers!

بسم الله الرحمن الرحيم✨Jangan lupa vote dan komen yaaa🌟 Jangan jadi silent readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Arumi saat ini tengah bersandar di tembok kamar sembari menyembulkan kepalanya di balik pintu memastikan Alif yang sudah akan memasuki kamar.

Perempuan itu terkekeh pelan, lihat saja ia akan membalas perbuatan Alif kemarin!

Begitu pintu kamar berdecit, Arumi akan segera menjalankan aksinya.

Ceklek

"Waahhh"

"Astagfirullah!" Alif terlonjak kaget dibuatnya, laki-laki itu mengelus dadanya menetralkan detak jantungnya kembali yang tadinya seperti ingin melompat keluar.

Dengan senyum palsunya Alif menoleh menatap Arumi yang begitu tertawa terbahak-bahak melihat ekspresinya.

Alif tersenyum smirk. Kakinya mendekat kearah Arumi, membuat perempuan itu berjalan mundur sampai mentok ke tembok.

"E-eh?" Nyalinya seketika menciut. Ia meneguk salivanya susah payah melihat tatapan Alif yang begitu tajam.

Arumi memejamkan matanya saat Alif menatapnya lekat "Maaf"

Alif menggeleng "Bocil mas ini udah nakal, jadi harus di hukum!"

Arumi merutuki dirinya sendiri. Niat hati ingin membalas Alif, niatnya ini malah berimbas kembali padanya. Entah hukuman apa yang akan Alif berikan padanya.

Hafalan? Oh ayolah, bahkan hafalan haditsnya kemarin belum sepenuhnya ia hafal. Tapi, mau bagaimana lagi, Arumi hanya mengangguk siap menerima segala hal yang akan Alif hukumkan padanya.

"Hukumannya, sunnah rasul!"

Mata Arumi membulat sempurna, perempuan itu memberanikan diri mendongak menatap Alif dari bawah.
"Kok gitu sih!"

"Lho, kan supaya dapet pahala" Balas Alif santai.

"Gak pokoknya, fisha gak mau! Nanti aja lagi. Baru kemarin juga"

'Lah?' Batin Alif heran.

Alif mengerutkan keningnya, apa yang di maksud istrinya ini?

"Apasih, mikirin apa hayo? Orang ngajaknya sholat sunnah kok"

"Eh?" Pipi Arumi bersemu merah, malu sekali rasanya. Ia pikir Alif bermaksud sunnah yang lain.

Alif tertawa kecil "Makanya, otaknya tuh di suciin biar gak sesad"

Arumi mendelik tidak terima saat Alif mengatainya seperti itu "Udah ah, debat sama mas Alif itu buang-buang waktu gak ada habisnya!" Arumi dengan kesal berjalan kearah ranjang, merebahkan tubuhnya itu disana. Arumi menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya lalu berbalik memunggungi Alif.

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang