12-Publish hubungan

4.4K 204 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya, terserah. Boleh kasih kritik dan saran juga, tapi yang membangun ya!. Komentar kalian adalah semangat author><
••••

Tidak ada yang dapat menduga bahwa dirimu lah yang duduk bersamaku di akad. Tak ada yang dadakan, semuanya sudah Allah tulis dalam kitab Lauhul Mahfudznya

~Mendadak Ning~

~Mendadak Ning~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Kami gak terima anak kami sekolah di pesantren yang ustadz-nya saja berzina!" Teriak salah satu wali santri di depan ndalem.

Keadaan saat ini begitu riuh karena desas-desus bahwa seorang gus di pesantren An-nur melakukan perzinahan.

"Betul, saya ingin mengeluarkan anak saya dari sini kalau begitu. Bukannya mendidik malah menyesatkan!" Timpal ibu dari salah satu wali santri.

"Sabar bapak, ibu, ini tidak seperti yang kalian pikirkan kami bisa jelaskan yang se--"

"Tidak perlu ada penjelasan lagi, ini semua sudah jelas, tidak usah mengelak lagi pak kiyai!"

Allahuakbar Allahuakbar

Suara yang mulanya riuh menjadi senyap saat azan asar berkumandang di masjid pesantren, hal itu membuat kiyai Ahmad merasa bersyukur setidaknya para wali santri bisa diam sejenak sampai Alif datang.

"Abah ini kenapa bah?" Tanya Alif yang baru saja datang menghampiri Abah Ahmad.

"Para wali menduga kamu sudah berzinah nak, katanya mereka melihatmu berjalan dengan seorang perempuan sambil bergandengan tangan" Jelas kiyai Ahmad membuat Alif terkejut, seingatnya ia hanya berjalan bersama Arumi tadi. Tidak mungkin juga bagi dirinya untuk berjalan bersama wanita yang bukan mahramnya bahkan berzina, naudzubillah.

Setelah azan selesai Alif mengambil alih bicara "Mohon maaf bapak, ibu, ini sudah masuk waktu asar, ada baiknya kita sholat terlebih dahulu. Dan untuk hal ini saya akan mengklarifikasi-nya setelah sholat"

"Baiklah, ayo pak. Dasar!" Sarkasnya kemudian mengajak para wali santri lain menuju masjid.

Setalah mereka pergi, Alif menoleh menatap Abah Ahmad sambil mengangguk meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja "Abah tenang saja, Arumi juga sudah siap jika hubungan kami di umumkan"

"Alhamdulillah nak, kalau begitu Abah ke masjid dulu. Jangan lupa ke masjid juga ya?" Ucapnya sambil menepuk pundak putranya.

"Na'am bah, Alif bangunin Arumi dulu" Kiyai Ahmad mengangguk, setelah mengucapkan salam ia menarik kakinya keluar ndalem.

Alif sendiri kembali menuju kamarnya membangunkan Arumi yang mungkin masih tertidur. Namun saat sampai di kamar ia melihat perempuan itu sudah terduduk di atas ranjang sambil bersandar dengan pandangan yang masih kosong "Eh udah bangun ya?" Alif mendekati Arumi mengelus rambut perempuan itu.

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang