43- Perlahan Berubah

2.5K 125 6
                                    

••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Akhir-akhir ini Arumi dibuat bingung dengan tingkah Alif. Laki-laki itu selalu saja pulang malam. Ketika ditanya Alif selalu bilang 'Mas mau mantau perkembangan cafe'. Bukannya ingin mencurigai Alif tapi Arumi merasa laki-laki itu menyembunyikan sesuatu darinya.

Siang ini mereka berdua menonton tv menonton dua botak kembar yang menjadi tontonan Arumi, entahlah mengapa perempuan itu sangat suka menontonnya.

Akhir-akhir ini mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama dikarenakan kesibukan Alif padahal Arumi ingin bermanja-manja pada suaminya itu!

Tiba-tiba saja ponsel Alif berbunyi membuat Arumi yang mulanya berbaring di pangkuan Alif memperbaiki duduknya.

Lagi dan lagi Arumi dibuat curiga. Jika hanya telfon biasa, mengapa Alif harus menjauh untuk mengangkat telfonnya?

Hmm Arumi mencium bau-bau perselingkuhan. Awas saja jika laki-laki itu benar-benar melakukannya, lihat apa yang akan Arumi lakukan nanti.

"Sia--" Ucapan arumi langsung di potong Alif begitu saja.

"Mas pergi dulu ya? Mas ada urusan sebentar"

"Kemana, mas gak selingkuh kan?" Tanya Arumi memicingkan matanya curiga.

"Ya nggak lah, udah ya mas pergi dulu assalamualaikum" Alif mencium kening Arumi sebelum pergi meninggalkan perempuan itu yang mematung menatap punggungnya yang menjauh.

"Yah..padahal baru aja mau manja-manja gak jadi deh" Ucap arumi lesu.

Arumi kembali duduk disofa sembari memejamkan matanya. Tak lama ia tertidur.

Mata Arumi mengerjap pelan. Perempuan itu menatap jam dinding. Sudah jam 12 malam tapi Alif belum juga kembali, dimana suaminya itu?

"Mas Alif mana sih? Jahat banget ninggalin gue mana gak ngasi tau perginya kemana lagi aelah gitu amat jadi suami!" Arumi memberengut kesal. Ia mengambil ponselnya mengubungi Alif beberapa kali tapi ada jawaban.

Suami akohh 👻💓

|Mas Alif kemana kok belum pulang?
|Jangan lama pulangnya!
|Fisha nitip beliin martabak ya? Oke makasih lop yu 💞
                                                      12.27 ✓

"Kok nggak aktif sih?" Gerutunya saat chatnya hanya centang satu. "Bodo lah, ntar juga dibaca"

Arumi berjalan menuju kamarnya tak lupa lebih dulu untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Arumi langsung tidur, ia sudah mengantuk jika harus menunggu Alif pulang. Biarkan saja jika martabaknya dingin Arumi tidak peduli.

💜

Di pagi harinya Arumi bangun dengan tergesa-gesa dirinya terlambat untuk sholat subuh. Dengan segara ia menunaikannya.

Setelah sholat Arumi mencari Alif ke seluruh penjuru rumah. "Mana sih tu orang" Arumi melangkah kekamar ia mendapati sebuah kertas di bawah gelas susu. Mengapa ia baru melihatnya. Arumi segera membacanya.

Jangan lupa diminum susunya. Mas pergi dulu, ada urusan sebentar

Arumi tersenyum getir meremas kertas itu "Kamu kenapa sih berubah gini" tanpa disadari air matanya menetes

Arumi menggeleng apa mungkin ini karena hormon hamil yang membuatnya curiga dengan Alif? Mungkin saja, Arumi percaya Alif tidak akan berbuat seperti dugaannya. Arumi percaya itu.

Arumi mengambil ponselnya membuka room chatnya dengan Alif.

Suami akohh 👻💓

|Mas Alif kemana?
|Sibuk gak?
|Makan siang nanti pulang ya, fisha masakin makanan spesial buat mas Alif:)

 

10.38 ✓✓

Iya|
10. 43

Arumi tersenyum, meskipun singkat Arumi sangat bahagia ia segera menyiapkan segalanya menyambut Alif.

Jam terus bergulir sampailah saat tengah hari. Arumi dengan semangat menata makanannya di meja kemudian tersenyum bangga melihat hasil karyanya. Perempuan itu melirik jam dinding sudah lewat waktu Dzuhur lalu mengapa Alif belum juga kembali, apakah Alif sesibuk itu sampai melupakan janjinya?

Arumi menatap nanar makanan yang mulai mendingin tanpa disentuh sedikitpun. Hatinya sedikit kecewa dengan Alif, mengapa laki-laki itu berubah belakangan ini?

"Mas Alif kenapa sih?" Tak ingin bersedih Arumi berjalan menuju kamarnya menunaikan sholat dan tidur siang.

Saat azan asar berkumandang perempuan itu terbangun. Ia mendengar gemercik air, itu artinya Alif sudah pulang. Matanya tak sengaja menangkap ponsel Alif. Timbul suatu keinginan Arumi untuk membuka ponsel Alif. Arumi ragu, tapi ia juga penasaran!

Setelah berperang dengan otaknya sendiri, Arumi menoleh kearah pintu kamar mandi yang masih tertutup. Dengan perlahan Arumi mengambil ponsel Alif sesekali melihat kearah pintu.

Arumi terkejut tiba-tiba saja ponsel Alif berdering "Aaa ngagetin aja!" Arumi hampir saja membanting ponsel Alif. Padahal Arumi sedang berhati-hati tapi ponsel Alif malah ingin membuatnya jantungan. Kan gak lucu kalo nanti dia viral gini 'Gara-gara curiga dengan suami seorang istri meninggal karena serangan jantung' gak elit dong! Arumi menggeleng. Fyuh! Ada-ada saja.

"Angkat gak ya? Angkat ajalah siapa tau penting" Meskipun ragu Arumi perlahan menggeser ikon hijau tersebut menerima panggilan.

"Abi?"

Bersambung...

Ayo ungkapin segala apa yang kalian pikirin tentang Alif.

Afwan ya kalo chapternya pendek. Gak dapet alurnya lagi. Mentok sampe gitu doang.

Kalo suka, jangan lupa tinggalin jejak 😀
See you next chapter

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang