07-Pindah rumah

5.5K 242 0
                                    

Kehidupan mengajarimu cinta, pengalaman mengajarimu siapa yang kau cintai, dan situasi mengajarimu siapa yang mencintaimu

~Mendadak Ning~

~Mendadak Ning~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

"Mau kemana nak?" Tanya ummah Zahra yang memperhatikan Alif dan arumi yang sudah nampak rapi.

"Alif mau ngajak Arumi keliling umah, sekalian mau pindahan kerumah kami. Alif juga sudah bicara dengan Arumi, dan dia bersedia untuk ikut nyantri disini"

Ummah Zahra tersenyum, ia berjalan menghampiri arumi. Mengelus kepala perempuan yang terbalut jilbab itu. "Alhamdulillah. Kamu keliatan cantik banget nduk pake jilbab"

Arumi tersenyum tipis "Makasih umah"

"Yaudah, yuk. Ummah kami pamit ya?"

"Silahkan. Sering-sering main kesini ya walaupun udah punya rumah sendiri!"

"Na'am umah assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Keduanya berjalan beriringan keluar ndalem, namun hanya sampai di pintu. Arumi tidak berniat berjalan beriringan lagi dengan Alif. Takut ada orang yang curiga pada mereka, seperti maling saja rasanya.

Setibanya di luar, Alif berjalan terlebih dahulu kemudian disusul Arumi yang jauh jarak darinya dibelakang.

"Mas?" Panggil Arumi. Ia ingin membicarakan sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Laki-laki itu menoleh menatap sang istri "Iya kenapa?" Setelah bertanya demikian ia meneruskan langkahnya.

"Fisha nggak salah ambil keputusan gak sih?"

"Keputusan apa?"

"Keputusan tentang hubungan kita. Yang fisha larang umumin" Seketika Alif menghentikan langkahnya membuat Arumi mengelus keningnya, punggung Alif sudah seperti tembok saja. Keras.

"Aduhh, mas kalo berhenti bilang-bilang dong! Sakit tau nggak" Ucapnya seraya mengelus keningnya.

Alif menoleh segera ia menatap Arumi "Jadi kamu maunya gimana?" Tanyanya yang hanya mendapat gelengan dari Arumi. Hal itu membuatnya semakin bingung "Kenapa kamu ngerasanya salah ambil keputusan?"

"Gini, kan kita udah nikah ya. Terus dengan kita sembuyiin status kita itu nggak akan ada gunanya, cepat atau lambat pasti semua orang bakal tau. Juga fisha takut..."

Kening Alif mengerut "Takut kenapa?"

"Takutnya jadi fitnah, kalo setiap habis isya fisha balik kerumah dan gak tinggal di asrama, pastinya itu buat orang-orang curiga dong"

Alif tersenyum menanggapinya "Kenapa bisa tau itu semua?"

Tiba-tiba saja Arumi cengengesan membuat Alif menatapnya heran.
"Soalnya di novel yang biasanya fisha baca, kejadiannya gitu"

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang