21-Drama bangun tidur

3.1K 127 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
📍Jangan lupa vote dan komen
📍Jangan jadi silent readers!

بسم الله الرحمن الرحيم📍Jangan lupa vote dan komen📍Jangan jadi silent readers!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••

Alif mendekat tepat ke telinga Arumi seraya berbisik disana "Habibati?"

Dengan perlahan Arumi membuka matanya.

Plak!

"Kok mas di tampar sih sayang?"

Ya, suara renyah itu berasal dari pipi Alif yang di tampar Arumi.

Perempuan itu segera beranjak dari ranjang menatap Alif dengan tangan yang berada di depan mulut juga ikut terkejut akan tindakannya barusan. "Maaf, fisha kaget" Sesalnya dengan menyengir memperlihatkan sederet gigi putihnya menatap Alif yang yang sekarang beraut wajah datar.

"Wudhu sana cepet!" Alif langsung berlalu keluar dari kamar mengambil wudhu di kamar mandi satunya. Saat kembali ia lalu menggelar sajadah menatap sekilas Arumi yang masih berdiri ditempatnya "Ayo cepetan!"

"Ngambek kayaknya. Yaudah deh gue wudhu aja cepet nanti di omelin paksu lagi"

Setalah berwudhu Arumi memasang mukenahnya sambil memperlihatkan Alif yang membelakanginya, biasanya laki-laki itu akan menunggunya sambil menatap kearah pintu kamar mandi sampai siap berdiri di di belakangnya.

Tak ingin membuat Alif menunggu lagi Arumi bergegas berdiri di belakang Alif mengode laki-laki itu bahwa dirinya sudah siap yang hanya di balas deheman.

Tak seperti biasanya setelah salim, Alif pasti menggunakan tangannya untuk berdzikir. Lihatlah, laki-laki itu bahkan  tidak berbicara sepatah kata pun sejak selesai sholat.

Arumi mencibir dalam hatinya 'Dasar ngambekkan banget'

Arumi memijit pelipisnya, mencari cara bagaimana cara membujuk Alif agar tidak marah lagi "Aha! Hehe untung aja waktu kecil bunda selalu nyuruh gue minum sakatonik ABC! Makanya cerdas gini" Perempuan itu terkekeh pelan, lalu beranjak melepaskan bawahan mukenahnya terlebih dahulu dan menyimpannya diatas ranjang.

Pelan-pelan ia mengintip Alif yang masih fokus berdzikir dengan mata tertutup.

Hap

Arumi langsung tidur di lipatan kaki Alif, menatap laki-laki itu dari bawah yang baru saja membuka matanya. Masih tampak laki-laki itu berwajah datar.

Arumi tak kehabisan akal, perempuan itu meletakkan tangannya sendiri di perut ratanya sambil berucap dengan nada sedihnya "Liat sayang, Abah kamu marah sama umah. Bilangin dong, jangan marah lagi ya?"

Arumi terkekeh mendengar ucapannya sendiri, ia mengikuti bagaimana cara Alif membujuknya ketika sedang marah. Mari kita lihat apakah suaminya ini akan luluh dengan cara ini atau tidak.

Mendadak Ning (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang